April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Tulikun, Pria Sejati, Bekerja Untuk Istri Sampai Ajal Menjemputnya

1 min read

PONOROGO – Keteguhan seorang laki-laki warga Ponorogo dalam mencari nafkah untuk istri membanggakan, namun juga menyesakkan dada. Pasalnya, diduga karena kelelahan, Tulikun (63 tahun) seorang tukang becak warga Desa Setono Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo ditemukan meninggal dunia di rumah salah satu warga Jalan Raya Batoro Katong, Selasa (20/2/2018). Sebelumnya, bapak dua anak tersebut mengaku lelah dan sesak nafas.

Menurut teman korban, Suwito, korban saat itu membawa penumpang dan mengatakan kelelahan. Setelah penumpangnya diturunkan korban mengaku capek dan ingin beristirahat.

“Awalnya tadi mengaku kecapekan dan sesak nafas. Akhirnya setelah penumpangnya diturunkan korban tidur. Tapi sampai satu jam kok tidak bangun-bangun, ternyata sudah meninggal dunia,” jelas Suwito.

Petugas Polres Ponorogo yang memeriksa tubuh korban tidak menemukan adanya bekas penganiayaan. Kuat dugaan korban terkena serangan jantung, karena sebelumnya mengeluh sesak nafas dan lelah.

Kepergian korban untuk selamanya membuat Kodrati, istri Tulikun, menangis histeris. Maklum, Kodrati hidup hanya dengan satu lengan. Dia pun terus menangis dan meratapi kepergian suaminya.

Diusia yang tidak lagi muda, menarik becak merupakan sebuah pekerjaan berat. Hingga akhirnya ajal menjemput Tulikun usai mengantar penumpang.

Tulikun meninggal tak jauh dari becak yang belakangan menjadi mata pencarian. Becak yang dikayuh setiap hari membantu Tulikun mencukupi kebutuhan hidup bersama Kodrati.

Jauh sebelumnya, Tulikun menarik becak bermotor. Namun, setelah Pemerintah Kabupaten Ponorogo melarang penggunaan becak bermotor, Tulikun terpaksa menarik penumpang dengan cara manual, yakni mengayuh. Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Selamat Jalan Lelaki Sejati . [Asa]

 

Advertisement
Advertisement