April 20, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Ulah Pencari Suaka, Semakin Menyebalkan Warga

2 min read

JAKARTA – Tak hanya di Hong Kong, Indonesia juga menjadi langganan transit hingga tujuan para asylum seeker atau pencari suaka dari berbagai negara. Jumlahnya jauh lebih besar dibanding mereka yang singgah di Hong Kong. Otomatis, dampak sosial yang diakibatkan, juga lebih kompeks di Indonesia ketimbang di Hong Kong.

Seperti yang saat ini sedang menjadi topik hangat di media masa, Warga RW 11 Kelurahan Kalideres, Jakarta Barat mendesak aparat menertibkan gerombolan pencari suaka yang mengokupasi trotoar di depan rumah detensi imigrasi (RDI) Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat. Kehadiran pengungsi internasional ini dinilai semakin meresahkan warga sekitar.

“Mereka (pencari suaka) hidup berbulan-bulan di depan RDI. Hal ini membuat lingkungan jadi kumuh, kotor, macet dan rawan aksi kriminalitas,” kata Ahmad, warga RW 11 Kalideres, Rabu (01/08/2018).

Sebagian peminta suaka, pengungsi asal Sudan Somalia dan Afganistan nongkrong di trotoar seraya bermain kartu remi. Sebagian lainnya nyantai tiduran di tikar seraya bernyanyi, dan becanda.

Menurut Ahmad, warga yang semula iba kepada pencari suaka itu berubah menjadi jengkel lantaran perilaku mereka.

Bahkan pernah ada pengungsi yang melakukan hubungan suami istri di tempat umum tersebut. Serta buang hajat dan sampah di sembarang tempat sehingga lingkungan kotor dan bau.

Sehari-harinya pencari suaka itu kerap menyerobot WC milik warga tanpa permisi. Pun memanfaatkan Masjid dan Mushala. Sayangnya warga kesulitan berkomunikasi dengan para pengungsi. Sehingga jika ditegur atau dimarahi, pengungsi itu tidak mengerti. “Aparat turun tangan dong untuk menertibkan pencari suaka itu,” timpal Abdullah, warga.

Ketua RW 011 Kelurahan Kalideres, Cecep menjelaskan sebagian pencari suaka itu ada yang mengontrak di rumah warga.

Lurah Kalideres, Fahmi menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran Imigrasi dan petugas lainnya untuk mengatasi para peminta suaka.

“Kami melarang mereka mendirikan tenda maupun menaruh barang apapun, namun peminta suaka itu datang kembali ke lokasi dan begitu seterusnya,” keluh Fahmi. [Rahmi]

Advertisement
Advertisement