April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Yeni : “Ngger… Anggoro… Maafkan Bapak Ya Nak, Bapak Sedang Lupa Dengan Kita”

4 min read

MADIUN – Dihadapkan pada kenyataan menjadi single parent yang bukan dengan status janda, tentu tidaklah mudah menjalaninya. Terlebih lagi, terkait dengan pemenuhan hal-hal psikis pada tumbuh kembang anak dengan segala pertanyaan yang mengiringi perkembangan nalarnya, sering membuat sang orang tua kuwalahan mengimbanginya.

Begitulah yang sedang dijalani oleh Yeni Rahmawati, seorang mantan PMI Hong Kong yang sedang diberi ujian oleh Allah SWT dalam hidupnya saat ini, ujian keutuhan rumah tangga.

Yeni, perempuan 32 tahun warga perumahan Wungu Madiun ini merupakaan mantan PMI Hong Kong yang harus menjalani hidup sebagai single parent bagi putra semata wayangnya bukan karena statusnya yang janda, melainkan karena digantung oleh Sugeng Hariyono,  suaminya yang saat ini bekerja di Taiwan.

“Kalau dibikin sakit ya sakit mas, dibikin kecewa ya kecewa. Tapi apakah hidup saya dan anak saya akan tercukupi dengan tetap menikmati sakit dan berlarut-larut dalam kekecewaan ? Tentu tidak. Saya harus bangkit, itu tekad saya untuk saya dan masa depan anak saya” tegas Yeni saat menuturkan ujian yang sedang dijalaninya.

Usai menikah tahun 2009, Yeni kembali lagi ke Hong Kong menyelesaikan kontrak kerjanya dengan majikan. Namun tahun 2011 saat Kontrak kerja Yeni telah berakhir, terpaksa harus ditambah lagi lantaran kondisi Sugeng, sang suami belum mapan secara finansial. Yeni tidak mempermasalahkan hal tersebut, toh dia sangat menyadari betapa sulitnya mencari penghasilan yang layak di kampung halaman.

Saat menjalani kontrak yang terakhir inilah, suami Yeni tiba-tiba mengutarakkan niatnya akan bekerja ke Taiwan. Namun karena tidak memiliki biaya untuk proses berangkat ke Taiwan, Yeni mengupayakan agar bisa memenuhi biaya yang dibutuhkan Sugeng. Setelah dirasa cukup, belum sampai kontraknya habis, tahun 2012, Yeni memutuskan untuk pulang seterusnya, berkumpul dengan suami sembari mendampingi suami yang akan berproses ke Taiwan.

Jalan berangkat ke Taiwan tak semulus yang mereka bayangkan, meskipun mereka telah menghabiskan biaya 25 jutaan saat itu, namun karena ketidakjelasan PPTKKIS yang akan menyalurkannya, membuat uang tersebut ludes entah kemana. Yeni masih belum menyerah.

“Niat saya waktu itu, ingin membuat suami saya merasa dirinya menjadi laki-laki yang bisa memberi nafkah untuk keluarganya, bukan besar atau kecilnya nafkah yang diberikan, tapi lebih pada mengorangkan suami saya sebagai laki-laki, makanya habis berapapun saya nekat membiayai” tutur Yeni kepada ApakabarOnline.com.

Sugeng dan Yeni kembali mencari informasi, dan bertemulah dengan sebuah PPTKIS lainnya yang berkantor di kawasan Tangerang. Untuk memenuhi kebutuhan biayanya, Yeeni saat itu harus menjual sawah yang dia beli dari hasil keringatnya bekerja di Hong Kong. Setelah sawah laku terjual senilai 38 juta, yang 30 juta dia serahkan kepada suaminya untuk berproses ke Taiwan, dan kali ini mereka berhasil, tak lama kemudian, Sugeng berangkat ke Taiwan.

Di Taiwan inilah petaka itu mulai terjadi, setelah sempat menghilang sejak 3 bulan dirinya sampai di Taiwan, Yeni yang pada saat itu mendekati masa persalinan lantaran saat sugeng berangkat, Yeni hamil 5 bulan, harus menelan kenyataan pahit. Sugeng hilang jejaknya, entah bagaimana kondisinya, Yeni sama sekali tidak bisa mengetahuinya.

Hingga saat Anggoro, bayi laki-laki yang Yeni lahirkan pada Februari 2013 terlahir ke dunia ini, Sugeng masih belum bisa dihubungi. Padahal, proses saat melahirkan Anggoro, buah hati Sugeng dan Yeni harus dilakukan dengan operasi Cesar lantaran kondisinya sungsang.

Tentu tidak sedikit biaya yang dibutuhkan, sedangkan Yeni yang saat itu sudah tidak punya penghasilan, baru saja sebelumnya menbguras tabungan hanya bisa kebingungan dengan cobaan yang datang.

“Untung mas, Fiqoh, teman saya di Hong Kong meminjami saya uang untuk biaya operasi, meskipun sampai saat ini, setelah hampir 5 tahun saya meminjam, belum 100% lunas” aku Yeni.

Kenyataan pahit harus Yeni telan saat pada tahun 2015, kabar tentang Sugeng Yeni dapatkan dari seorang teman. Yeni mendapati Sugeng masih bekerja di Taiwan, dan kondisinya baik-baik saja tidak pernah mengalami masalah, gaji lancar dan segala sesuatunya tetap sesuai aturan.

Namun selama Sugeng menghilang, hal yang tidak pernah diduga oleh Yeni, ternyata Sugeng jatuh dalam pelukan Janda kembang asal Banyuwangi.

“Ya ini mas potonya, smpean kopi, setelah ini akan saya hapus lagi” tunjuk Yeni pada sebuah foto dimana dalam foto tersebut, sugeng yang tertangkap kamera moncong panjang dari kejauhan, sedang berpelukan dan hendak berciuman mesra dengan perempuan yang oleh Yeni disebut sebagai janda kembang asal Banyuwangi.

“Begini ini mas, kalau dibikin sakit ya sakit, kalau dibikin kecewa ya pasti kecewa. Tapi saya sudah memutuskan untuk tetap terus berjuang untuk anak saya” tegas Yeni

Sembari mengusap rambut putra semata wayangnya yang tertidur manja di pangkuan Yeni, Yeni mengucapkan kalimat harapan pada anaknya “Ngger… Anggoro… Maafkan Bapak ya Nak, Bapak sedang lupa dengan kita, maafkan bapak ya nak, supaya nanti hidupmu tidak terbebani dengan sakit hati dan kekecewaan” kalimat tersebut terputus dengan linangan air mata Yeni.

Kepada ApakabarOnline.com, perempuan yang saat ini setiap sore berkeliling kampung berjualan gorengan dengan menggunakan sepeda kayuh ini menyatakan, tidak ingin berpisah dengan anaknya, konsekwensinya, dia tidak akan bekerja ke luar negeri lagi demi anaknya.

“Lebih baik saya begini mas, tidak akan ke luar negeri saya, kalau saya tinggal keluar negeri, bagaimana dengan anak saya nanti ? Sudah dikecewakan bapaknya, ditinggal pergi jauh pula sama ibunya. Saya tidak mau itu terjadi pada anak saya” aku Yeni [Asa]

Advertisement
Advertisement