May 4, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

DARURAT BANJIR … !!! Beberapa Daerah Di Jawa Direndam Banjir Dan Longsor

3 min read

SURABAYA – Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan adan datangnya cuaca ekstrim yang melanda sebagian besar wilayah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan pada Selasa (28/11) kemarin. Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati didampingi oleh Deputi Bidang Meteorologi, Drs. R. Mulyono Rahadi Prabowo, M.Sc dan Deputi Bidang Klimatologi, Drs. Herizal, M.Si, saat menggelar jumpa pers menyatakan, cuaca ekstrim yang terjadi diakibatkan oleh adanya dua bibit siklon tropis, yaitu di Samudera Hindia Selatan Jawa dan Barat Daya Bengkulu.

Bibit siklon tropis tersebut mengakibatkan terbentuknya pola belokan angin (shear) dan konvergensi di wilayah Indonesia. Hal ini akan berdampak pada peningkatan tinggi gelombang, hujan lebat, angin kencang, maupun potensi puting beliung di daerah sekitarnya.

Selain itu, terdapat aliran massa udara basah dari Barat dan Utara yang cukup luas dari Samudra Hindia yang mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian besar Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. BMKG juga memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan terdapat peningkatan potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di beberapa wilayah berikut:

Pulau Sumatera : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung.

Pulau Jawa : Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.

Pulau Kalimantan : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian Selatan, Kalimantan Timur bagian Selatan, Kalimantan Selatan

Pulau Sulawesi: Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Usai jumpa pers digelar, guyuran hujan seakan tiada henti terjadi di hampir seluruh wilayah Pulau Jawa sejak Selasa hari Hingga hari ini. Bahkan, di beberapa daerah di wilayah Pulau Jawa, guyuran hujan dalam intensitas tinggi sudah mulai turun sejak hari Minggu (26/11) siang kemarin.

Dampak dari adanya perubahan cuaca ekstrim memasuki awal musim penghujan tahun ini menyisakan bencana dimana-mana. Banjir dan tanah longsor mengakibatkan puluhan nyawa menjadi korban meninggal dunia.

Dalam pantauan Apakabaronline.com, di wilayah Jawa Timur, Banjir pada hari Minggu sempat memacetkan kawasan arteri Porong, Bojonegoro, dan Lamongan. Akibatnya, akses transportasi vital terganggu hingga keesokan harinya. Menyusul kemudian, di kabupaten Pacitan, setelah sejak Minggu siang hingga hari ini terus menerus diguyur hujan, bencana banjir bandang menerjang empat kecamatan di bumi kelahiran Presiden SBY ini. 11 orang dinyatakan meninggal dunia akibat terjangan banjir. Berbagai infrastruktur mengalami kerusakan parah. Bahkan, sampai saat berita ini diturunkan, misi penggiriman bantuan korban bencana ke Pacitan masih bellum bisa dilakukan lantaran akses jalan masuk ke Pacitan baik dari Kabupaten Ponorogo, Trenggalek, maupun Wonogiri terputus baik karena timbunan longsor, maupun karena kerusakan jembatan.

Di wilyah Kabupaten Bantul Provinsi DIY, banjir juga mengakibatkan 3 orang meninggal dunia akibat rumah tempat tinggalnya tertimbun talut sungai yang ambrol. Di Kabupaten Kulon Progo, Apakabaronline.com mendapat informasi banjir menenggelamkan sebuah bangunan asrama Pondok Pesantren hingga mengakibatkan 3 orang santri di Pesantren tersebut meninggal dunia menjadi korban banjir.Kabupaten Gunung Kidul, juga merupakan bagian dari provinsi DIY yang menjadi sasaran terjangan banjir kali ini.

Berdasarkan data BPBD DIY, banjir yang menerjang kawasan DIY mengakibatkan 5.380 KK harus diungsikan. Mereka berasal dari 513 KK wilayah Gunungkidul, 50 jiwa di Panjatan, Kulon Progo. Selanjutnya sebanyak 4.756 jiwa wilayah Bantul. Sebanyak 47 jiwa di Kota Yogyakarta dan 14 jiwa di Kabupaten Sleman. Untuk wilayah Bantul jumlah warga yang mengungsi dari beberapa kecamatan seperti Imogiri dan Kretek diperkirakan terus bertambah.

Dari Gedung Grahadi Surabaya, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, yang mengendalikan komando penanganan musibah bencana menyatakantujuh kabupaten di sekitar Pacitan untuk mengirim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ke pusat bencana di Pacitan. Namun, menurut Pakde, bantuan tersebut masih terhenti di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, akibat longsor.

Untuk membantu para korban, Pemrov Jatim mengirimkan beberapa bantuan, di antaranya tambahan perahu karet.

“Pertama, kami prioritaskan untuk menyelamatkan para penduduk. Kami menyiapkan perahu karet. Perahu karetnya, kita tambah,” ujar Pakde.

Kemudian, untuk menyambung jembatan yang terputus, pemrov membuat bailey (jembatan darurat). Sedangkan untuk mengatasi tanah longsor, Pemrov Jatim telah menambahkan unit ekskavator.

“Saat ini, ekskavatornya sudah mulai dioperasikan utnuk mengurangi longsor,” lanjutnya.

Selain itu, Pemrov juga akan mengirimkan bantuan makanan dan minuman, serta Unit Reaksi Cepat (URC) untuk antisipasi masalah kesehatan.

“Kami akan mengirimkan bantuan makanan dan minuman, sesuai dengan jenis dan jumlah kebutuhan,” jelasnya.

Ia menjelaskan, banjir yang terjadi di Pacitan akibat curah hujan yang sangat tinggi.

“Kalau dari laporan BMKG (Badan Metereologi dan Geofisika), memang penyebabnya karena curah hujan kita melebihi dari rata-rata dari biasanya,” pungkas Pakde. [WINKA/Net]

 

Advertisement
Advertisement