Dipulangkan Berkursi Roda, Keluarga Menerima Dengan Lapang Dada
2 min readSUBANG – Maksud hati mengais rejeki di perantauan, namun tak jarang, justru aral dan rintangan yang dibawa pulang. 5 tahun bekerja di Taiwan, Susi Sulastri harus mengakhirinya karena kelumpuhan.
Ibu dua anak warga Desa Sukatani RT.08/03 Kecamatan Compreng Subang Jawa Barat ini awalnya jatuh pingsan di rumah majikan. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menyatakan ada beberapa syaraf servix yang terjepit dan harus dioperasi. Namun demikian, meskipun dioperasi, kemungkinan untuk sembuh total, juga sangat kecil, itupun memerlukan waktu yang lama dengan didukung perawatan dan terapi rutin. Jika tidak diioperasi, hal tersebut dapat mengakkibatkan kelumpuhan total bahkan bisa membawa resiko kematian.
Dihadapkan pada pilihan yang sulit, Susi akhirnya memilih keputusan operasi dengan menandatangani surat pernyataan yang disodorkan pihak rumah sakit.
Kepulangan Susi mendapat pengawalan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Subang yang ikut rombongan keluarga menjemput Susi.
Seperti dilansir dari tinta hijau, Kasie penempatan TK bidang binapenta Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi, Subang, Indra Suparman menyatakan Susi telah mendapat perlakuan yang layak selama sakit. Seluruh hak-haknya di Taiwan dia dapatkan,
“Dia sudah menjalani perawatan di sana. Tapi pada 8 Agustus dia menyatakan ingin pulang ke Indonesia. Dari pihak dokter menyatakan TKI dapat melakukan perjalanan pulang dengan pesawat dengan syarat harus duduk dikursi roda,” terang Indra.
Atas keinginan Susi, dan mendapat persetujuan dari keluarga, Susi akhirnya dipulangkan ke tanah air. Pada Minggu(20/08) ini, Susi tiba Bandara International Sukarno Hatta. Pihak Disnakertrans bersama keluarga menjemput Susi di Bandara Soekarno Hatta.
“Susi ini termasuk TKI yang legal, semuanya diurus, sampai maslah gaji/ Alhamdulillah hari ini sudah tiba di tanah air,” imbuh Indra.
Pihak keluarga menerima dengan keadaan Susi. Kakak kandung Susi yang menjemput Susi mengatakan, apapun kondisi adiknya itu akan diterima dengan lapang dasa.
“Yang penting kita kumpul di sini,” singkatnya.
Belum ada pernyataan mengenai kelanjutan perawatan kesehatan Susi selanjutnya. [Asa/TH]