[Insiden Bunuh Diri PMI Di FairView Park Yuen Long] Revan : “Tolong Hentikan Tuduhan Miring Yang Tidak Benar, Kasihan Almarhum”
3 min readHONG KONG – Beredarnya kabar insiden bunuh diri yang terjadi di kawasan Fairview Park Yuen Long beberapa hari kemarin, menimbulkan berbagai komentar dan asumsi miring yang oleh sebagian orang dijadikan seolah-olah sebuah cerita nyata. Hal ini tentu saja dikeluhkan oleh Revan, seorang PMI Hong Kong yang menjadi calon istri dari almarhum.
Kepada ApakabarOnline.com, Revan blak-blakan menuturkan panjang lebar perihal kronologi kejadian, hingga anggapan , miring yang tersebar di sosial media tentang almarhum dan tentang hubungan Revan dengan almarhum.
“Saya kecewa dengan pemberitaan di suara*** dot com. Itu isinya gak ada yang benar, itu isinya fitnah semua, dari mana dia bisa nulis seperti itu ? Apa gak kasihan orang yang sudah meninggal ?” ungkap Revan saat mengawali percakapan dengan ApakabarOnline.com beberapa jam yang lalu.
Ada banyak hal yang Revan ungkapkan kepada Asa, jurnalis ApakabarOnline.com yang mewawancarainya, namun demi menjaga etika dan privacy serta menghormati almarhum, beberapa hal oleh redaksi harus disensor dan tidak bisa ditampilkan ke pembaca.
Point penting yang ingin Revan sampaikan melalui ApakabarOnline.com, mengenai jatidiri almarhum, nama almarhum yang sebenarnya adalah Nuryanto. Sebelumnya beredar kabar, nama almarum adalah Abas. Menurut Revan, Abas hanyalah nama panggilan saja, sedangkan nama aslinya sesuai dengan paspor adalah Nuryanto.
Poin kedua, Revan menegaskan, status Abas adalah duda dan memiliki satu orang anak. Mantan istrinya dia adalah mantan PMI Hong Kong yang kini telah terlebih dahulu menikah lagi dengan pria lain di Tulungagung.
Poin ketiga, meskipun istrinya telah menikah lagi, almarhum kondisinya masih tetap single, belum memiliki pasangan secara hukum. Dengan Revan, sejatinya keduanya sedang merencanakan pernikahan sebulan lagi, dan saat ini proses surat menyurat untuk pernikahan almarhum dengan Revan sedang dalam pengurusan.
Poin keempat, pihak mantan istri almarhum di Tuluungagung menolak menerima kedatangan jenazah almarhum, sedangkan menurut Revan, almarhum sudah tidak memiliki orang tua.
“Ibunya sudah meninggal belakangan, hanya adik dan kakaknya yang tidak diketahui kontaknya. Almarhum pernah bercerita, kakaknya tinggal di Lampung, sedangkan adiknya tinggal di NTT” terang Revan.
Hal ini menyulitkan kemana jenazah almarhum akan dipulangkan ke Indonesia, terlebih lagi, setahu Revan, almarhum berasal dari Ponorogo Jawa Timur, namun almarhum belum pernah menunjukkan alamat yang di Ponorogo, maupun alamat atau kontak adik dan kakaknya.
Menurut Revan, mantan istri almarhum di Tulungagung mengaku tidak mengetahui alamat asal almarhum.
Kondisi ini tentu sangat membingungkan. Kepada ApakabarOnline.com, Revan mengaku, jika memang tidak ditemukan alamat keluarga almarhum, meskipun secara hukum almarhum belum terikat hubungan suami istri dengan Revan, Revan bertekat akan menemani kepulangan jenazah almarhum untuk di makamkan di kampung halaman Revan, di Bima NTB.
“Kami memang belum terikat secara hukum sebagai suami istri, tapi kami terikat ikatan emosional, tentu hati saya sangat teriris-iris dengan kondisi ini” ungkap Revan.
Jaga Komunikasi Dengan Pasangan Agar Insiden Serupa Tidak Terjadi
Belajar dari insiden yang menimpa pasangan Revan dengan almarhum Nuryanto alias Abas, menjaga komunikasi kita dengan pasangan menjadi hal penting agar terhindar dari buntunya akal disaat seseorang berada pada situasi dilematis yang membuatnya terus menerus tertekan.
Latar persoalan, sepenuhnya menjadi privacy almarhum dan Revan yang mengetahui dan memahami, namun, celah tidak tepatnya komunikasi (bukan frekwensi, tapi kualitas) menjadi celah hingga kesempatan uuntuk melakukan aksi nekat oleh almarhum terjadi.
Disamping itu, hubungan transendental atau hubungan keatas, antara manusia dengan Tuhannya, menjadi sandaran paling hakiki bagi setiap manusia. Dalam kondisi apapun, manusia memiliki kewajiban untuk selalu bertawakkal kepada Allah SWT. [Asa]