Bukannya Bangga Mengetahui Di Hong Kong Anaknya Main Film, S Malah Menderita Lalu Meninggal Dunia
2 min readKEDIRI – Serapat-rapatnya menutup bangkai, aromanya pasti akan keluar juga. Serapat-rapatnya E menutupi perbuatannya di Hong Kong, beberapa waktu kemudian, ayahnya mengetahui juga. Andai perbuatan yang dilakukan E merupakan perbuatan terpuji, mungkin akan membuat orang tua bangga, bahagia dan menjadikan mereka lebih baik suasana kehidupannya. Namun jika yang dilakukan perbuatan yang tidak senonoh, tentu beban “malu” di masyarakat, membuat orang tua terbebani secara mental.
E, seorang pekerja migran asal sebuah desa di kawasan Pare Kediri dua tahun yang lalu membintangi sebuah film porno serial Asian Sex Diary, berjudul Indonesian Maids P***y In Hong Kong. Dalam film yang berdurasi setengah jam tersebut, E melakukan adegan persetubuhan dengan seorang pria bule yang disebut sebagai mister Jhon. Dalam adegan awal, E berbincang-bincang dengan temannya dalam bahasa Jawa Timuran membahas taksi berwarna hijau saat E, mister Jhon dan teman E berjalan bertiga menyusuri trotoar di kawasan Wan Chai.
Film tersebut kemudian beredar luas ke seluruh dunia. Dalam hitungan bulan, E menjadi populer dan banyak penggemarnya di seluruh dunia. Kepopuleran E dalam filmnya dengan mister Jhon pelan tapi pasti, tersiar hingga ke kampung halaman E di pelosok Kediri dimana keluarga E tinggal. Mau tidak mau, suka tidak suka, keluarga E mengetahui apa yang dilakukan E selama bekerja di Hong Kong.
“Pak S itu syok mengetahui anaknya main pilem porno dengan bule. Padahal, setahunya keluarga, E bekerja di Hong Kong menjadi TKW, tidak menyangka kalau ternyata diluar pekerjaannya, E mencari pekerjaan lain yang membuat malu keluarganya, masyarakat di desa ini juga” terang seorang tetangga E yang enggan disebut jatidirinya.
Tidak tahan terbebani secara moril atas ulah anaknya, S tak kuasa menahan derita raga yang datang semenjak beban batin menghinggapi hidupnya sehari-hari. Ujungnya, seminggu yang lalu, S, ayah E menghembuskan nafas terakhirnya tanpa sempat mendapat pperawatan medis.
“Diduga serangan jantung, sebab, setiap terbayang ulah anaknya, pak S sering histeris, emosinya naik tinggi” lanjut tetangga E.
Dalam penelusuran ApakabarOnline.com dan beberapa investigator media nasional yang berbasis di Jawa Timur, E merupakan satu dari beberapa pekerja migran yang melakukan profesi serupa. Jurnalis sebuah media nasional di Jatim menemukan, dalam seri Asian Sex Diary yang pengambilan gambarnya dilakukan di Hong Kong, ditemukan 3 orang pekerja migran Indonesia membintangi film tersebut.
Tatik, seorang mantan PMI Hong Kong asal pelosok Trenggalek menanggapi kejadian tersebut sebagai kejadian yang memalukan. Popularitas PMI yang bermain adegan persetubuhan dalam film porno yang banyak beredar, menurut Tatik tidak selalu diketahui oleh PMI yang bersangkutan, bahwa perekaman video maupun foto saat mereka melakukan hubungan seksual akan diedarkan dalam format film layaknya pemain profesional.
“Sebenarnya ini cerita lama, dulu sebelum in ternet menjamur seperti sekarang, saya pernah ketemu beberapa anak TKW yang ketelanjangannya baik dengan bule maupun dengan Pakistan atau lainnya di Hong Kong beredar menjadi konsumsi publik tanpa diketahui sebelumnya oleh korban” tutur Tatik.
Tatik mengingatkan, sebaiknya, hindari perbuatan asusila, terlebih lagi jika perbuatan tersebut dilakukan didepan kamera.
“Biarpun itu dalihnya untuk dokumen pribadi, buktinya banyak yang beredar menjadi konsumsi masyarakat luas. Kalau sudah begitu, bukankah keluarga ikut menanggung malunya ? “ pungkas Tatik. [Asa]