Pemerintah Yakin, Muhammadiyah Bisa Selesaikan Persoalan Pendidikan Anak BMI
2 min readKuala Lumpur – Hiruk pikuk persoalan pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia di negeri Jiran Malaysia kian hari bukan kian selesai. Persoalan baru baik bobot maupun jumlahnya kian hari kian bertambah tinggi, utamanya yang terkait dengan persoalan pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Mereka yang lahir di tempat perantauan kedua orang tua, harus tersandung masalah turunan dari rumitnya masalah yang mendera kedua orang tua mereka. Mulai dari akta kelahiran, pengakuan status kewarganegaraan, sampai pada persoalan pemenuhan pendidikan yang menjadi hak setiap warga negara.
Menyikapi hal ini, pemerintah, melalui Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto, menyatakan harapannya akan peran dan kepedulian Muhammadiyah untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan anak-anak pekerja migran di negeri jiran.
Ari menyampaikan hal tersebut saat mennghadiri acara peringataan Idul Adha bersama warga Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia di Kampung Baru, Kuala Lumpur, Sabtu (2/9/2017) lalu.
Dalam kesempatan tersebut,Ari menyampaikan bahwa KBRI memiliki program edukasi untuk bangsa. Di mana, para BMI dilatih untuk meningkatkan berbagai keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, ujar dia, pendidikan anak-anak BMI yang sebagian besar tanpa identitas resmi juga perlu mendapat perhatian pendidikan.
“Syiar pendidikan inilah yang diharapkan menjadi lahan. dakwah sosial PCIM Malaysia,” kata dia seperti yang diberitakan kantor berita Antara.
Ketua umum PCI Muhammadiyah Malaysia, Dr Sonny Zulhuda menjawab pernyataan tersebut sebagai sebuah amanah.
“Yang disampaikan Prof Ari, itu amanah bagi kami, dan bagi persyarrikatan. Terimakasih telah mempercayai kami untuk berdakwah dalam pendidikan “ tutur Sonny.
Sonny menambahkan, Muhammadiyah telah ada dan legall di Malaysia sejak awal kemerdekaan negara Malaysia. Banyak tokoh tokoh besar Malaysia yang berguru ke berbagai lembaga pendidikan Muhammadiyah di Indonesia.
“Jadi jangan heran jika banyak warga negara Malaysia yang menjadi anggota, pengurus maupun simpatisan persyarikatan Muhammadiyah. Bahkan pemerintah Malaysiapun juga mengakui, bahwa persyarikattan yang diidirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini telah menjadi bagian dari Malaysia.” Sambungnya.
Hubungan antara Muhammadiyah dengan pendidikan anak pekerja migrann Indonesia di Malaysiapun sebenarnya sudah berjalan sejak lama. Beberapa waktu yang lalu, melalui KJRI Kota Bahru, Muhammadiyah yang turut ambil bagian dalam membangun dan menjalankan beberapa SILN, menawarkan beasiswa kepada anak pekerja migran yang hafal al-qur’an, bisa kuliah gratis di jurusan apa saja di seluruh universitas Muhammadiyah di mana saja.
Baca : [UMJ Tawarkan Kuliah Gratis Pada Anak PMI ]
Sony melanjutkan, sejak 20-an tahun terakhir ini, dia menyebut, mulai banyak pekerja migran Indonesia yang bergabung dengan Muhammadiyah di Malaysia.
“Jika bergabung dengan Muhammadiyah, sudah tidak ada lagi batas dan pembeda, mana TKI, mana warga Malaysia asli, dan mana pendatang. Semua sama, semua satu, bersyarikat untuk kemaslahatan dan Dinul Islam. Warga lokal Malaysia sendiri yang menjadi terdaftar menjadi warga Muhammadiyah Jumlahnya ratusan ribu.” pungkas Dosen senior Fakultas Hukum Universiti Islam Antarabangsa. [Asa/PWM/Ant]