Pengacara Siti Aisyah Meragukan Hasil Analisa Polisi Dan Barang Bukti
2 min readSyah Alam – Ditemui di depan gedung Pengadilan Tinggi Syah Alam, Malaysia, usai digelarnya sidang terdakwa pembunuh Kim Jong Nam, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng, menyatakan bahwa pihaknya meragukan hasil temuan penyidik atas kasus yang menimpa kliennya.
Baca : [ Masih Bisa Bernafas Lega, Penyidangan Siti Aisyah Ditunda ]
Jejak racun kimia VX dan turunannya yang ditemukan di wajah Kim dan pakaian wanita terdakwa tersebut berdasarkan dokumen pemerintah Malaysia. Goo mengatakan pembela harus melibatkan pendapat saksi ahli untuk menetapkan apakah ini berarti racun yang digunakan adalah VX atau bahan kimia lainnya.
“Kami memiliki keraguan atas keakuratan laporan tersebut. Kami mencari bukti bahwa VX digunakan, pembuktian ada pada penuntutan,” kata Gooi.
Entah racunVX atau bukan, Gooi mengatakan pertahanan inti mereka adalah bahwa Aisyah tidak tahu dia memiliki racun di tangannya pada saat itu.
“Sebuah kejahatan merupakan tindakan disertai niat bersalah, atau tidak disertai niat bersalah. Yang pasti , dia (Siti Aisyah) tidak tahu apa yang dia lakukan (beraakibat fataal),” tambahnya.
Sebelumnya, jaksa menyeraahkankan rekaman CCTV bandara ke peengadilan. Gooi mengatakan itu termasuk sebuah video tentang lelucon yang dimainkan oleh Aisyah pada orang lain di bandara.
Sampai dengan hari ini, kedua terdakwa, yang menghadapi kemungkinan hukuman mati jika terbukti bersalah, masih konsisten mengatakan bahwa mereka ditipu sehingga mengira mereka memainkan lelucon yang tidak berbahaya untuk sebuah acara TV kamera tersembunyi.
Informasi yang dihimpun oleh koresponden Apakabaronline.com dari kalangan pemerhati kasus ini, Korea Utara memiliki rekam sejarah untuk memerintahkan pembunuhan terhadap orang-orang yang dilihatnya sebagai ancaman terhadap rezimnya. Sementara Kim Jong Nam yang tidak pernah berpikir untuk mencari pengaruh dan kekuasaan, meski statusnya sebagai putra sulung di generasi keluarga pendiri Korea Utara, diduga bisa membahayakan kekuasaan pemerintahan yang sedang dipegang saudara tirinya. [Asa/Ilham]