Rusiana, PMI Yang Tidur Digarasi, Ternyata Pingsan
4 min readYUEN LONG – Beberapa hari lalu tersebar kabar di media sosial, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong tidur di garasi mobil rumah majikan. Dalam waktu singkat, kabar tersebut langsung memicu reaksi dari berbagai pihak. Mulai dari teman sesama PMI yang tak tega melihat nasib memprihatinkan yang dialami koleganya, hingga reaksi majikan dan agen yang menganggap si kungyan hanya pura-pura sakit.
Baca : [Misteri PMI Tidur Di Garasi Terkuak]
Rusiana, PMI asal Mojoroto – Kediri yang namanya viral di medsos itu, baru dua minggu bekerja di rumah majikannya di kawasan Yuen Long. Kendati masih baru, ia sudah mendapat musibah yang akhirnya berbuntut panjang. Ketika Apakabaronline.com menemuinya, tampak raut mukanya yang sedih. Namun, Rusiana langsung bangkit dari pembaringan. Wajahnya seketika berbinar saat mengetahui ada orang yang menemuinya, sesama dari Indonesia.
Di awal perbincangan, Rusiana spontan mengeluhkan perihal kejadian yang menimpanya. Ia mengaku terkejut, kenapa sampai ada berita di medsos yang menyebut dirinya tidur di garasi. Dengan berurai airmata, ia meminta Apakabaronline.com membantunya mengklarifikasi berita tersebut.
Rusiana bertutur. Senin (7/8) sekira pukul 13.00, saat sedang mencuci mobil, tiba-tiba ia merasakan pusing yang teramat-sangat. Dengan memegang kepala, ia berusaha mengetuk pintu rumah majikan. Tetapi, belum lagi ada yang membukakan pintu, ia sudah terjatuh di lantai dan pingsan. ”Ketika saya pingsan, mungkin ada seseorang yang melintas di sekitar situ, lalu mengambil foto dan mengunggahnya ke medsos,” tuturnya.
Rusiana mengatakan, hari itu juga majikan dan asisten agen pergi mengantarkan dirinya ke Rumah Sakit Pok Oi – Yuen Long untuk mendapatkan penanganan medis. Hanya, setelah itu keduanya pergi dan tak pernah datang lagi ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan, dokter memvonis Rusiana terserang penyakit jantung. ”Padahal, sebelum berangkat ke Hong Kong, saya dinyatakan fit saat melakukan pemeriksaan medis di Ultra Medika, Kediri,” tuturnya.
Dua hari setelah Rusiana masuk rumah sakit, Rusmiati – saudaranya di Indonesia – menghubungi Apakabaronline.com untuk meminta tolong mencari tahu kabar dan posisi adiknya di Hong Kong.
Rusiana menuturkan, saat dirinya tiba di Hong Kong, semua dokumen diminta oleh agen. Sesampai di rumah majikan, seluruh barang bawaannya juga diperiksa dan dikeluarkan. Termasuk ponselnya, disita majikan dengan janji akan dikembalikan setiap hari Minggu. Namun, dalam kenyataan, ponsel tersebut tak pernah diberikan. Sehingga, ia merasa kesulitan berkomunikasi manakala ada masalah terkait pekerjaan yang tidak ia mengerti.
Rusiana tinggal bersama majikan di rumahnya yang berlantai empat. Selain tugas-tugas rumah tangga, ia harus merawat 10 ekor kucing. ”Majikan memberi saya makan, namun hampir tidak ada waktu untuk memasak sendiri, karena setiap saat dipanggil untuk mengerjakan sesuatu,” ujarnya.
Melihat kondisi Rusiana yang memprihatinkan, tetangganya – seorang pekerja migran asal Filipina – merasa kasihan. Ia kemudian menyuruh Rusiana untuk menulis surat dan berjanji akan memberikan ke orang Indonesia untuk menyampaikannya kepada keluarga. Belakangan, surat tersebut tersebar di medsos.
Ketika dalam perawatan di rumah sakit, Rusiana pernah menghubungi agen. Ia menanyakan nasibnya setelah nanti keluar dari rumah sakit. Namun, jawaban agen membuatnya bingung dan ketakutan.
”Kamu tidak usah pulang ke agen. Silakan pergi ke orang yang mau membantu kamu,” jawab agen dengan nada tinggi, seperti ditirukan Rusiana.
Selama bekerja, Rusiana tidak diberi hak libur dan dilarang berbicara dengan orang lain yang ia temui. Selama seminggu di rumah sakit, ia juga tidak pernah dikunjungi majikan maupun agen. Padahal, ia tidak membawa pakaian ganti, termasuk celana dalam yang hanya satu-satunya yang ia kenakan.
Selain jatah makan dari rumah sakit, ia juga tidak mendapatkan asupan makanan lain. Kalau ia bisa makan roti, penganan itu ia dapatkan dari belas kasih tamu pasien lain di sebelah ranjang tempat ia dirawat. Ketika Apakabaronline.com membezuknya, memang terlihat sebungkus roti yang ia sebut ’pemberian orang sebelah’.
Sempat tersiar kabar, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sudah mengambil alih masalah Rusiana. Namun saat Apakabaronline.com mengkonfirmasikan hal itu, Rusiana menggelengkan kepala.
Dua pewarta Apakabaronline.com menanyakan perihal Rusiana ke KJRI, hingga saat berita ini diturunkan, KJRI belum merespon dengan memberikan keterangan yang jelas.
Minggu (13/8), pihak rumah sakit mengatakan, Rusiana sudah boleh pulang. Namun ia malah menangis. Ia bingung harus pulang ke mana, karena statusnya belum jelas. Kalau majikan masih mau mempekerjakan dia, kenapa majikan tidak mempedulikan dia selama dirawat di rumah sakit? Jika memang diterminit, ia takut pulang ke agen, karena selama ini Rusiana dianggap berpura-pura sakit.
Dalam keadaan bingung, majikan datang ke rumah sakit. Ia berkata lantang, menyuruh Rusiana mengeluarkan ID untuk membayar administrasi, seraya mengatakan akan mengantarkan ke agen. Raut muka Rusiana gemetar dan ketakutan mendengar dirinya akan dikembalikan ke agen.
Harapan Rusiana, ada pihak yang membantu menjelaskan kepada agen dan majikan bahwa ia benar-benar sakit dan bukan pura-pura. ”Kalau majikan memang sudah tidak mau lagi terima saya, saya berharap hak-hak saya selama dua minggu bekerja bisa diberikan,” ujarnya, lirih. (*)
Pewarta : Emma Editor : Nanang Junaedi