July 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Semakin Banyak Perempuan Jadi Pekerja Migran, Semakin Banyak Anak-Anak Tak Terlindungi

2 min read

Mataram – Keberadaan wanita atau lebih khusus para ibu, sangat memiliki peran dalam membimbing juga merubah mental anak untuk menjadi lebih baik kedepannya. Hal ini disampaikan oleh Ketua badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi NTB, Hj Syamsiah M Amin,  diacara seminar sosialisasi kepemimpinan wanita, pencegahan bullying terhadap anak, perdagangan orang/trafficking dan penyalahgunaan narkoba, di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur Provinsi NTB, Rabu (30/8).

Dia mengakui, tindakan bullying atau penindasan terhadap anak sudah ada sejak dahulu. Tetapi sekarang ini bullying juga telah sering terdengar terjadi di tingkat anak sekolah. Dimana pelakunya berperilaku semena-mena, yang berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Sama halnya dengan permasalahan human traffiking.

Hj Syamsiah berharap kepada semua pihak terutama pemerintah, supaya memberikan peluang kerja atau usaha agar tidak mengandalkan profesi sebagai PMI bagi banyak perempuan sebagai jalan terakhir untuk bisa menyambung hidup.

“Beri pemahaman, bahwa tidak harus bekerja keluar negeri. Bisa saja berjualan kecil-kecilan disini, untuk meningkatkan ekonomi keluarga, yang penting ada kemauan,” cetusnya.

Hj Syamsiah mengungkapkan keprihatinannya, dengan meningkatnya trend perempuan bekerja menjadi PMI.

“Kalau masih bujang atau tidak memiliki anak dibawah 15 tahun, mungkin tidak seberapa signifikan dampaknya. Tapi jika berstatus ibu dengan anak berusia dibawah 10 tahun, signifikan sekali dampaknya pada perkembangan mental anak” jelas Hj. Syamsiah.

“Tidak semua tugas perempuan bisa digantikan oleh laki-laki, terutama dalam wilayah peudagogik” imbuhnya.

Syamsiah menambahkan, signifikansi hubungan ibu meninggalkan anak menjadi PMI seringkali muncul di pemberitaan media.

“Jika kita menjadi pembaca berita yang jeli dan kritis, tentu kita akan melihat latar belakang perempuan menjadi TKW sebagai bagian dari masalah anak yang sedang diberitakan” lanjutnya.

Provinsi NTB, merupakan salah satu provinsi terbanyak pengirim PMI dari kawasan Indonesia timur.

Staf Ahli Bidang Sosial Kemasyarakatan Pemprov NTB, Drs. H. Imhal mengatakan, yang juga hadir dalam acara tersebut,  mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini.

Ia mewakili Pemerintah Provinsi NTB, mendukung penuh gerakan kamum ibu mengenai uoaya perlindungan anak.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini akan lahir masukan-masukan, rekomendasi yang bisa disampaikan ke pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi permasalahan ini,” terangnya.

Imhaal menambahkan, kasus kekerasan anak di NTB dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2017 tercatat mengalami peningkatan. Kasus kekerasan fisik pada anak berjumlah enam kasus. Sementara 32 kasus lainnya merupakan kasus kekerasan seksual. [Asa/KNT]

Advertisement
Advertisement