April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Singapura Berlakukan Program Anti Teror Untuk Pekerja Asing

3 min read

Singapura – Belajar dari telah ditemukannya 15 orang pekerja rumah tangga asing yang menurut standart Singapura, telah dianggap cukup bukti sebagai jaringan gerakan teroris, kini Singapura memberlakukan program anti teror untuk seluruh pekerja asing, terutama mereka yang akan memasuki Singapura.

Program tersebut diselipkan pada paket program yang telahh berjalan, yaitu Settling In yang sejak sekian lama telah dijalankan. Jika sebelumnya dalam program tersebut hanya berisikan pengenalan tata aturan kerja Singapura, keselamatan kerja, hingga tata kelola relationship dengan majikan, memasuki tahun 2017 ini pemerintah Singapura menyelipkan program aanti teror didalamnya.

Kong Chee Min, chief executive Centurion Corporation, menyatakan selama ini mereka secara rutin menemui Imam-Imam masjid untuk memantau pergerakan kelompok ekstrimis. Yang dilakukan adalah dengan memberikan pembinaan terhadap para Imam Masjid agar dalam komunitasnya terhindarkan dari pemikiran ekstrimis.

Menanggapi hal ini, Farhan, salah seorang warga Singapura mengaku bingung dengan yang dilakukan pemerintahnya. Menurutnya, pada tataran teknis untuk membatasi terbangunnya hubungan dengan orang yang baru dikenal, yang diberikan oleh program ini sangat relevan. Tapi yang terkait dengan pemberian pemahaman ekstrimis dan bukan ekstrimis, dia rasakan tidak tepat.

“Jika target yang dicurigai adalah ajaran Islam, semestinya, kalangan ulama Singapura harus dilibatkan bak dalam perencanaan hingga pelaksanaan dilapangan, karena para ulama lah yang lebih tahu dan lebih paham tentang akidah, fiqh, mu’amalah. Misalnya bagaimana adab dan aturan seorang muslim atau muslimah itu berpakaian. “ terang Farhan kepada koresponden Apakabaronline.com.

Farhan merasa, ada beberapa hal yang berlebihan yang pada akhirnya merugikan warga Singapura maupun pendatang yang beragama Islam dan hidup secara Islami jika program ini tidak segera dievaluasi. Menurutnya, indikator dari ekstrimis atau bukan, hanyalah dilihat darri hal yang kasat mata saja seperti cara berpakaian.

“Jika tidak segera dievaluasi, ini jelas akan merugikan umat Islam yang cara berpakaiannya menutup aurat seperti fiqh yang mereka anut. Diluar mereka, akan muncul pandangan yang menggeneralisasi, bahwa orang dengan ciri dan pakaian tertentu, identik dengan ekstrimis dan teroris. Ini salah kaprah, harus segera dievaluasi” pungkasnya.

Sebuah pengalaman dituturkan oleh Yeung (51) seorang warga Singapura yang mengaku baik baik saja dengan pembantunya asal Indonesia yang setiap hari mengenakan Jilbab.

“Saya sama sekali tidak punya kekhawatiran dengan penampilan pembantu saya. Dia saat pertama masuk sini 7 tahun yang lalu memang mengajukan permintaan untuk diperbolehkan mengenakan jubah dan kerudung besar selama bekerja disini. Awalnya saya ragu-ragu, takut kalau-kalau nanti mengganggu kelincahan aktifitasnya bekerja, takut kalau dia itu ikut jaringan apa gitu yang berbahaya.” Kenang Yeung.

“Namun setelah beberapa saat berjalan dan saya memberikan kebebasan, ternyata dugaan saya salah. Bahkan perilaku pembantu saya yang sehari-hari mengenakan jilbab besar ini jauh sekali dengan pembantu saya sebelum dia. Tata kramanya bagus, bahkan dia sering dengan pelan-pelan memberi contoh dan dengan contoh tersebut berhasil merubah tata krama anak saya. “ terangnya

“Setiap hari, kalau tidak sedang mendapat Menstruasi, pembantu saya selalu sholat, kalau bulan ramadhan, selalu menjalankan puasa. Dan ternyata, aktifitas peribadatannya itu sama sekali tidak membuat pekerjaannya terbengkalai. Justru saya merasakan kesan damai dari perilakunya. Pokoknya kami saling menjaga kepercayaan itu.” pungkas Yeung.

Saat dikonfrontir mengenai hal ini, sumber di Kementrian Tenaga Kerja Singapura selaku operator dari program ini menyatakan bahwa program ini belum sempurna. Akan terus dilakukan pembenahan-pembenahan hingga pada perkembangannya, hasilnya bisa seperti yang diharapkan. [Asa/Ellis]

Advertisement
Advertisement