December 13, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sri Utami Menyuruh Suaminya Berobat, Beberapa Jam Sebelum Dirinya Meninggal Dunia

3 min read

Ponorogo – Kabar duka kembali beredar kali pertama melalui media sosial tentang meninggalnya seorang PMI asal Desa Siman Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, Sri Utami. Ibu satu anak kelahiran Jember 31 tahun silam ini bertemu dengan anak semata wayangnya sekaligus suami tercinta serta kerabat di Ponorogo pada akhir tahun silam di detik detik menjelang terbang ke Hong Kong.

“Saya tidak menyangka, jika pertemuan itu merupakan pertemuan terakhir kalinya dengan istri saya” tutur Subandono suami Sri Utami saat Apakabaronline.com bertakziyah ke rumah duka.

Kepada pewarta Apakabaronline.com, Subandono mengaku kali pertama mendengar informasi perihal meninggalnya istrinya pada kemarin siang (07/07) dari pihak PT Eka Manajemen, PPTKIS yang memberangkatkan Sri Utami 8 bulan silam.

Beberapa jam sebelum Sri dinyatakan meninggal oleh ppihak rumah sakit Sha Tin, Subandono mengaku masih sempat berkomunikasi melalui sambungan telpon.

“sekitar setengah dua siang, pada hari Kamis (06/07), istri saya masih sempat nelpon. Saat itu kondisi badan saya memang sedang ngedrop. Pilek, demam, karena peralihan cuaca dan kelelahan. Istri saya menyuruh saya untuk segera berobat. ‘Yah, mbok segera berobat sana lho, kalau sakit nanti gimana dengan anak kita, aku jadi tidak tenang disini’ gitu katanya” papar Subandono.

“Sorenya, saya sempat ngirim pesan whatsapp, tapi tidak dibuka, malamnya, saya kirimi lagi, tapi tetap tidak dibuka. Tarus saya telpon, tidak diangkat. Sekitar jam 8 malam, perasaan saya tidak enak sekali. Pagi harinya, saya telpon istri saya, hpnya mati” kenang Subandono

Berdasarkan informasi yang didapat dari agency di Hong Kong, seperti dituturkan oleg Subandono, pihak PPTKIS menjelaskan kronologi meninggalnya Sri Utami diduga kuat karena masuk angin duduk atau serangan jantung mendadak.

Menurut keterangan yang diperoleh Subandono, pada hari itu (06/07) Sri kondisi badannya sedang tidak fit. Masuk angin disertai sedikit pusing. Siang hari, anak majikannya meminta bantuan Sri untuk dibuatkan mie instan. Saat sedang membuat mie instan, tiba-tiba Sri terhuyung-huyung hingga nyaris ambruk. Kemudian, Sri minum obat. Sessaat kemudian, Sri melanjutkan aktifitasnya kembali membuatkan mie instan untuk anak kedua majikannya. Begitu mie instan selesai dibuat, usai disodorkan ke anak majikannya, tiba-tiba Sri terjatuh di lantai dalam rumah majikannya yang kebetulan posisinya berada antara dapur dan kamar mandi.

Anak majikannya yang masih berusia 12 tahun tersebut panik mengetahui kondisi Sri yang tidak sadarkan diri. Dia bergegas turun ke bawah memanggil security gedung untuk dimintai pertolongan. Tak lama kemudian, ambulan datang, dan Sri dilarikan ke rumah sakit Sha Tin.

“Sampai rumah sakit, katanya, istri saya masih sempat sadar dari pingsannnya. Tapi hanya sebentar. Kemudian tidak sadarkan diri lagi” terang Subandono.

Sri masuk ke rumah sakit Sha Tin sekitar jam 4 sore waktu Hong Kong. Kemudian, sekira jam 8 malam waktu Hong Kong, pihak rumah sakit menyatakan, nyawa Sri tidak tertolong lagi. Sri Utami dinyatakan meninggal dunia.

Sampai dengan saat berita ini diturunkan, proses pemeriksaan atas insiden yang menimpa Sri masih berlangsung. Visum dan pemeriksaan TKP dilakukan oleh kepolisian Hong Kong.

Menanggapi perihal dugaan penyebab meninggalnya Sri Utami, pihak keluarga, Subandono menyatakan, memang Sri Utami sejak sebelum ke Hong Kong sering sekali masuk angin.

“Dia itu memang gampang masuk angin, di rumah dulu sering kerokan. Apalagi, jika mendengar ceritanya, di rumah majikannya Sri tidak tidur di dalam kamar karena tidak mendapat jatah kamar. Istri saya tidurnya di lantai. Mungkin ini yang memperparah istri saya hingga masuk anginnya sering kambuh selama bekerja disana” pungkas Subandono.

Selamat jalan Sri, semoga seluruh amal baikmu akan menerangi kehidupanmu selanjutnya. [Asa]

Advertisement
Advertisement