Trenggalek Banjir Bandang, Ribuan Rumah Tergenang
3 min readTrenggalek – Hujan dengan intensitas tinggi yang turun pada beberapa hari belakangan di sebagian wilayah pulau Jawa mengakibatkan terjadinya bencana banjir bandang di wilayah Kabupaten Trenggalek Jawa Timur persis di hari peringatan kemerdekaan RI yang ke 71 (17/08). Bencana banjir bandang yang terjadi sekitar jam 22:00 WIB ini sebelumnya didahului dengan turunnya hujan dalam intensitas tinggi selama kurang lebih 7 jam secara terus menerus yaitu antara jam 11:00 siang hingga jam 18:30 WIB di hari itu. Hal ini diperparah, sejak beberapa hari sebelumnya, curah hujan di sebagian besar pulau Jawa termasuk wilayah Kabupaten Trenggalek memang berada pada intensitas tinggi akibat anomali cuaca menguatnya badai La Nina.
Aliran banjir dengan kedalaman antara ½ sampai 1,5 meter telah menggenangi ribuan rumah warga terutama yang berada di seputaran kali Tawing. BPBD Kabupaten Trenggalek mencatat telah dua kali terjadi banjir bandang dalam waktu berdekatan. Sebelum banjir bandang yang terjadi pada hari kemerdekaan, dua hari sebelumnya (15/08) juga telah terjadi banjir bandang yang mengakibatkan 935 KK di kecamataan Munjungan mengungsi karena rumah mereka tidak bisa di tempati. Sebagian ada yang tenggelam, sebagian lagi ada yang hanya terendam. Dan sebagian ada beberapa ratus rumah warga yang hilang tersapu banjir.
Belum hilang dampak pada banjir pertama, 2 hari kemudian persis di hari kemerdekaan, banjir bandang yang lebih besar dan lebih luas kembali menyapu wilayah Kabupaten Trenggalek. Pada banjir yang kedua, bukan saja wilayah kecamatan Munjungan yang tersapu, besarnya arus air mampu menenggelamkan 4.991 rumah di wilayah kecamatan Gandusari, Kampak, dan Pogalan.
Di Kecamatan Gandusari, Desa yang terendam banjir antara lain, Desa Gandusari, Ngrayung, Sukorejo, Wonorejo, Widoro, dan Desa Karanganyar. Sedangkan di Kecamatan Kampak, antara lain Bogoran, Senden, Sugihan dan Bendoagung. Untuk Kecamatan Pogalan di Desa Wonocoyo.
Pantauan Apakabaronline.com di lapangan, sampai siang tadi (18/08) genangan air di perkampungan warga sudah mulai surut. Cuaca cerah pada siang tadi cukup membantu mempercepat penyurutan air banjir di perkampungan. Namun demikian, beberapa lokasi banjir menjadi terisolir lantaran beberapa infrastruktur jalan dan jembatan mengalami kerusakan hingga membahayakan untuk dilewati. Longsor juga terjadi di beberapa titik vital beberapa lokasi sehingga belum mampu terjangkau bantuan.
Selain merendam pemukiman, arus banjir juga telah merusak areal pertanian seluas 48 hektar. Menurut informasi dari BPBD Trenggalek, dilaporkan 1 orang warga meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan rumahnya dan satu orang mengalami luka-luka serius akibat tertimpa kandang hewan ternaknya. Korban meninggal diketahui seorang perempuan berusia 80 tahun, sedangkan korban luka diketahui seorang laki-laki berusia 53 tahun dan kini telah di rawat di RSUD dr Ishak Tulungagung. Sampai saat berita ini diturunkan, pemerintah kabupaten Trenggalek belum bisa merinci total kerugian materi yang diakibatkan bencana tersebut.
Beberapa sekolah, kantor pemerintahan dan aktifitas perdagangan terlihat berhenti tanpa aktifitas di sebagian besar lokasi banjir. Satu-satunya dapur umum yang terlihat, hanya yang didirikan oleh BPBD Provinsi Jawa Timur di halaman kantor Kecamatan Gandusari. Sedangkan pengungsi tersebar di beberapa titik.
Meski permukaan genangan banjir terpantau surut, namun untuk menuju ke beberapa kawasan masih terhalang genangan. Hal ini menyebabkan distribusi bantuan dilakukan secara manual. Warga di pengungsian mengharapkan uluran bantuan. Mereka disamping memerlukan makanan dan pakaian, kebutuhan obat-obatan mendesak disediakan.
Kepala BPBD Trenggalek Joko Rusianto meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada ancaman banjir dan longsor di musim kemarau. Menurutnya, Anomali cuaca dan menguatnya La Nina telah meningkatkan curah hujan secara nyata. Sehingga potensi hujan masih akan terus berlangsung. [Asa]