Yang Dapat Menolak Takdir Hanyalah Doa
3 min readTakdir setiap manusia telah Allah gariskan, akan tetapi bisakah kita sebagai manusia menolak atau merubah takdir dengan doa?
Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Yang dapat menolak takdir hanyalah doa. Yang dapat menambah umur hanyalah amalan kebaikan,” (HR. Tirmidzi, no. 6 dalam Kitab Al-Qadr, Bab “Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa).
Yang dimaksud doa bisa menolak takdir terdapat dua makna:
1.Kalau seseorang tidak berdoa, maka takdirnya seperti itu saja.
2.Kalau seseorang berdoa, takdir akan dijalani dengan mudah. Yang terjadi seakan-akan takdir yang jelek itu tertolak.
“Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil”, Selamatkan PMI Asal Malang Dari Ancaman 7 Tahun Penjara
Yang dimaksud umur tidaklah bertambah melainkan dengan kebaikan terdapat dua makna:
1.Kalau seseorang tidak melakukan kebaikan, maka umurnya pendek.
2.Kalau seseorang melakukan kebaikan, umurnya bertambah, yaitu bertambah berkah.
Jika dilihat dari pengertian di atas berarti umur bertambah bisa bermakna hakiki. Atau ada yang mengatakan bahwa makin banyak amalan kebaikan, makin bertambah umur.
Sebagaimana pula makin sering memanjatkan doa, musibah akan terus tertolak.
Subhanallah…! Betapa luar biasa kedudukan do’a dalam ajaran Islam. Dengan do’a seseorang bisa berharap bahwa takdir yang Allah ta’ala tentukan atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi siapapun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu.
Ia akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah ta’ala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah ta’ala Yang Maha Berkuasa.
Jika Tak Kau Temukan Bahu Untuk Bersandar, Ingatlah, Masih Ada Bumi Untuk Bersujud
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’ala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)
Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta’ala saja yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya takdir yang ia jalani.
Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta’ala dalam keadaan apapun, maka derita dan kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.
Sebaliknya, orang yang tidak pernah kenal Allah ta’ala dengan sendirinya akan meninggalkan kebiasaan berdo’a dan memohon kepada Allah ta’ala. Ia akan terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstrimitas.
Pertama, ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada fihak lain untuk menjadi sandarannya demi merubah keadaan. Padahal begitu ia bersandar kepada sesuatu selain Allah ta’ala –termasuk bersandar kepada dirinya sendiri- maka pada saat itu pulalah Allah ta’ala akan mengabaikan orang itu dan membiarkannya berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang tersedia. Sedangkan orang tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan Allah ta’ala dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori seorang musyrik…!
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al-Mu’min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta’ala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’ala, maka Allah ta’ala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)
Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’ala. Bila Anda merasa takdir yang Allah ta’ala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’ala. Allah ta’ala Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah takdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’ala mengubah takdir ialah sebagai berikut:
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)
Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.[]