April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Jaga Identitas Saat Naik Pesawat ! Atau Para Pelaku Kejahatan Memanfaatkan Data Anda Untuk Melakukan Aksinya

3 min read

Banyak teman-teman yang terbiasa menandai bagasi mereka dengan nama, informasi kontak, bahkan alamat rumah mereka ketika sedang bepergian, agar bisa dengan mudah menemukan kembali bagasi mereka jika terjadi sesuatau. Namun, beberapa korban baru-baru ini mengalami hal yang tak terduga dan mengungkapkan bahaya besar yang tersembunyi atas tindakan ini!

Menurut laporan uschinews, ketika seorang warga dari Asia bernama Mr. Richard kembali dari Amerika Serikat seusai cuti tahunannya, dia menandai secara lengkap bagasinya dengan nama, alamat dan nomor kontaknya. Dia beralasan hal ini untuk mencegah kesalahan pengambilan barang.

Sesampainya di bandara, Richard pun mengambil bagasinya. Namun, saat pemeriksaan barang-barang bawaannya, petugas menemukan sebungkus kecil narkoba di kopernya!

Richard yang dikenal hati-hati dan teliti itu pun terkejut seketika, dan meskipun dia secara aktif bekerja sama dengan penyidik polisi, namun, sesuai hukum yang berlaku dia tetap saja harus meringkuk di penjara .

Menurut penuturan petugas bandara, insiden seperti itu kerap terjadi, banyak pelaku kejahatan memanfaatkan informasi pada koper penumpang untuk melakukan aksinya.

Beberapa pelaku kejahatan akan memanfaatkan waktu pengiriman bagasi, mereka melakukan aksinya dengan informasi pada bagasi yang diincar, lalu secara diam-diam memasukkan barang-barang terlarang (seperti narkoba, uang haram dan semacamnya) ke dalam bagasi, kemudian menunggu saat yang tepat untuk mengambil kembali barangnya berdasarkan alamat yang ditandai.

Polisi Brasil baru-baru ini berhasil membongkar sebuah geng perdagangan narkoba yang aktif di Bandara Internasional Rio de Janeiro dan menangkap 27 orang. Orang-orang ini dicurigai menyalin tanda-tanda bagasi penumpang dan menyelundupkan kopor-kopor berisi kokain ke luar negeri.

Polisi mengatakan bahwa ketika penumpang check in di bandara, operator maskapai yang terlibat dalam kasus ini menyalin tag bagasi, kemudian menempelkan tag tambahan ke koper yang berisi barang terlarang itu dan membawanya ke area kontrol bandara.

Sebuah bagasi tiba di Amsterdam, Belanda, tetapi tag bagasi menunjukkan tujuannya adalah Salvador, Brasil.

Karena tidak diklaim, bagasi itu pun dikirim kembali ke Brasil dan dari hasil pemeriksaan sinar X, petugas bandara menemukan 36 kilogram kokain berada di dalam bagasi tersebut, sementara bagasi itu adalah milik sepasang “suami istri tua” yang tidak bersalah.

Para pelaku kejahatan menggunakan “Penumpang yang tidak bersalah, dalam melakukan aksinya, dan ini sangat mengkhawatirkan,” kata Wagner de Menezes, polisi federal Rio de Janeiro, Brasil.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kelompok-kelompok penyelundup narkoba kerap menggunakan bagasi penumpang untuk menyelundupkan narkoba. Sementara risiko penumpang yang kebetulan diincar “menyelundupkan narkoba” oleh geng kriminal internasional itu, selain keselamatan pribadinya yang terancam, juga dapat menjadi kambing hitam dan ditahan polisi.

Bea Cukai Shanghai juga menangani kasus serupa tahun lalu. Dua turis Tiongkok yang terbang dari Sao Paulo tiba di Bandara Pudong, Shanghai. Dari hasil pemeriksaan petugas bandara ditemukan 32 botol “anggur merah” berbagai merek dari lima bagasi yang mereka bawa.

“Anggur merah” ini terdeteksi oleh Bea Cukai bereaksi positif dari barang-barang terlarang, dan diidentifikasi mengandung kokain seberat 28,2 kg.

Kedua penumpang itu langsung ditangkap di tempat dan dinyatakan sebagai tindak pidana narkotika. Di persidangan, mereka menjelaskan bahwa sehari sebelum kembali ke Tiongkok, seorang teman mereka menitipkan dua koper berisi anggur merah dan memberi “imbalan” kepada mereka sekitar 500 dolar AS, sementara itu mereka mengaku tidak tahu hal yang sebenarnya terkait anggur merah itu.

Sementara itu di Hong Kong, seorang wanita berusia 50 tahun yang berniat baik membantu membawakan sebuah bagasi milik seorang wanita akhirnya dijatuhi hukuman mati karena tas yang dibawanya berisi 1,8 kilogram heroin!Tragis, nyawa orang yang tidak bersalah akhirnya melayang sia-sia untuk sesuatu yang tak dilakukannya, namun itulah hukum.

Di negara-negara Asia Tenggara, selama tertangkap basah membawa 50 gram narkoba, kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman mati!

Selain itu, menulis alamat rumah yang detail di bagasi, dimana meskipun tidak digunakan oleh geng perdagangan narkoba untuk menyelundupkan barang-barang haram itu juga dapat menimbulkan risiko keselamatan : Jika bagasi Anda diambil oleh seseorang dengan motif jahat, kemudian Anda didatangi pihak keamanan berdasarkan alamat yang tertulis di bagasi, maka risikonya akan tak terbayangkan oleh Anda.

Jadi, dihimbau kepada teman-teman sebaiknya lebih berhati-hati saat bepergiam apalagi membawa bagasi !

Anda boleh meninggalkan nama, nomor ponsel, atau alamat e-mail di tag bagasi Anda, tetapi jangan sekali-kali menulis alamat rumah Anda!

Langkah Anda yang tidak disengaja itu mungkin saja dapat mengekspos informasi pribadi Anda kepada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab !

Ingat, lindungi privasi Anda sebaik-baiknya dan hati-hati terhadap berbagai perangkap jahat!

Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman yang suka bepergian dengan pesawat ! []

Sumber : life.bldaily.com

Advertisement
Advertisement