April 23, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Merapi Meletus Lagi, Fase Magmatik Dimulai

3 min read

YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan bahwa Gunung Merapi kembali mengalami erupsi selama dua menit, pada Kamis (24/5) pukul 10.48.

“Terjadi letusan di Merapi jam 10.48 WIB durasi dua menit, amplitudi maksimal 44 mm, tinggi kolom letusan 1.500 m diamati dari PGM [Pengamatan Gunung Merapi] Selo,” demikian kicuan BPPTKG melalui akun Twitter-nya, Kamis (24/5).

Letusan tersebut mengarah ke barat.

“Bagi warga yang bermukim di wilayah Barat Gunung Merapi dianjurkan untuk mempersiapkan alat pelindung diri dari abu vulkanik [kacamata, topi, masker, dan jaket]”.

Diberitakan oleh Antara, hujan abu tipis turun di wilayah Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kroya Edi Purwanto mengatakan hujan abu tipis itu turun sekitar pukul 10.00 WIB.

“Di kantor saya yang berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman, Kroya, agak kelihatan meskipun tipis. Saya belum menerima informasi mengenai kondisi daerah yang masuk UPT BPBD Wilayah Kroya,” katanya.

Pengajar TK/PAUD Darussalam Kroya Wening Probo Siwi mengatakan bahwa hujan abu tipis itu menjadi pembicaraan sejumlah orang tua murid yang menunggu kepulangan anaknya.

“Kebetulan saya masih di ruang kelas. Akan tetapi, beberapa orang tua murid membicarakan hujan abu tipis tersebut,” katanya.

Saat keluar kelas, dia melihat debu tipis yang menempel pada beberapa sepeda motor di halaman sekolah.

Terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan bahwa hujan abu tipis yang turun di wilayah Kroya diduga merupakan debu vulkanis dari erupsi Gunung Merapi.

Menurut dia, hal itu disebabkan berdasarkan prakiraan kecepatan angin di ketinggian 18.000 kaki, Kamis (24/5) pukul 10.00 s.d. 15.00 WIB, berkisar 10 hingga 20 knot dari arah timur-timur laut menuju barat daya.

“Sementara kecepatan angin di ketinggian 5.000 ‘feet’ pada pukul 07.00 s.d. 13.00 WIB diprakirakan 5 s.d. 10 knot dari arah timur ke barat. Tadi pada pukul 10.00 WIB, pergerakan debu vulkanis dari Gunung Merapi tidak terdeteksi oleh citra satelit cuaca Himawari karena tertutup awan,” katanya.

Informasi yang dihimpun, selain wilayah Kroya, hujan abu tipis juga terjadi di Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, dan beberapa daerah di pesisir selatan Jateng.

Pijar merah yang keluar dari Gunung Merapi saat terjadi letusan pada Kamis (24/5/2018) pukul 02.55 WIB oleh  BPPTKG Yogyakarta merupakan tahapan menuju proses awal erupsi magmatik di Merapi.

“Itu (pijar merah) merupakan pijaran magma, sehingga memang kita bisa menyebutkan ini adalah sebuah awal erupsi magmatik,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida kepada wartawan di kantornya, Kamis (24/5/2018).

Hanik menegaskan keluarnya pijar merah adalah tahapan menuju proses awal erupsi magmatik. Sementara saat terjadi letusan di Merapi pagi tadi, memang terjadi sedikit deflasi atau pengempisan tubuh gunung.

“Deflasi adalah pengempisan, proses clearing, proses pengosongan conduit. Jadi setelah (conduit) kosong akan terisi,” ungkapnya.

“Proses clearing adalah dorongan dari dalam (conduit) itu, salah satunya warnanya merah itu tadi (berupa) dorongan gas yang ada dari magma,” lanjutnya.

Walaupun letusan yang terjadi merupakan tahapan menuju proses awal erupsi magmatik, Hanik meminta masyarakat tenang. Sebab, erupsi magmatik tidak selalu berdampak besar seperti letusan tahun 2010 lalu.

“Saya sampaikan jangan dibayangkan kalau kami mengatakan magmatik itu adalah seperti erupsi 2010. Sekali lagi (tidak selalu) erupsi besar, nanti masyarakat bisa panik,” paparnya.

Hanik mencontohkan letusan magmatik di Gunung Kelud di tahun 2007, meski berupa magmatik namun letusan tersebut hanya membentuk kubah lava. Oleh karenanya, lanjut Hanik, letusan magmatik tidak selalu berdampak besar.

“Kemudian kalau (letusan) Merapi di tahun 2002 itu juga hanya menimbulkan kubah lava, itu juga magmatik. Magmatik itu apa sih? Sesuatu yang keluar dari dalam. Jadi bukan berarti kalau magmatik itu terus meletus besar itu tidak,” tutupnya. [Net]

Advertisement
Advertisement