Tangis Histeris Keluarga Sambut Kedatangan Jenazah Adelina
2 min readKUPANG – ” Adelina…”, teriakan itu keluar dari mulut Petronela Koa, begitu melihat peti jenazah Adelina Sau yang diangkut dari ruang kargo Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menuju mobil jenazah. Air mata pun mengucur deras membasahi seluruh wajah Petronela, saat mendekati peti jenazah keponakannya.
Sabtu (17/2/2018) siang tadi, sekitar pukul 14.00 Wita, Petronela bersama lima orang kerabatnya menjemput jenazah Adelina Sau, pekerja migran Indonesia (PMI), asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT yang meninggal di Malaysia.
Mengenakan sandal jepit warna merah, dipadu celana jins biru tua dan kemeja biru bercampur putih serta selendang khas Suku Dawan, Petronela terus menangis dan memegang peti jenazah keponakannya. Selendang yang dikalungkan di lehernya, dipakai untuk menyeka air mata yang terus menete dari kedua bola mata perempuan berambut ikal itu.
Sesekali beberapa orang keluarga maupun petugas dari BPTKI berusaha menenangkannya, namun Petronela terus saja menangis. Tangisan Petronela sempat terhenti ketika petugas dari Kementerian Luar Negeri dan BP3 TKI Kupang, menyerahkan jenazah Adelina kepada pihak keluarga untuk dibawa pulang ke kampung halamannya.
Peti yang berisi jenazah Adelina kemudian dimasukan ke dalam mobil jenazah milik BPTKI. Petronela pun dengan cekatan, lalu masuk ke dalam mobil dan langsung duduk di kursi bagi kiri, persis di samping peti jenazah.
Tangis Petronela pun terus berlanjut saat berada di dalam mobil, hingga pintu mobil ditutup. Bersama jenazah Adelina, Petronela yang tak mau bicara, kemudian bersama kerabatnya bergerak menuju rumah duka di Kecamatan Oenino, yang berjarak sekitar 150 kilometer arah Timur Kota Kupang. Juru bicara keluarga Adelina, Ambrosius Ku, mengatakan, kedua orangtua Adelina saat ini berada di rumah duka untuk menunggu kedatangan buah hati mereka.
“Kami semua keluarga sedih karena Adelina pulang ke kampung halamannya dalam keadaan seperti ini,” tuturnya.
Ambrosius pun berharap, majikan yang menganiaya Adelina dihukum berat oleh pihak otoritas di Malaysia. Ambrosius juga meminta kepada polisi di Indonesia agar segera menangkap calo yang merekrut Adelina untuk bekerja di Malaysia. Adelina Sau adalah PMI asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), yang meninggal di Malaysia pada Minggu (11/2/2018) lalu.
Adelina (21) dilaporkan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Penang, Malaysia. Sebelum meninggal dia dilaporkan tidur bersama anjing selama sebulan. Saat hendak dievakuasi tim penyelamat, dia tampak ketakutan. Di tubuhnya terdapat nanah bekas luka bakar. Polisi setempat kini menyelidiki dugaan pembunuhan terhadap gadis itu. [Maruto Bere]