112 PMI di Tulungagung Terjangkit HIV, Terbanyak darri Kecamatan Kedungwaru
TULUNGAGUNG – Jumlah penderita HIV/AIDS yang tercatat di Komisi Penanggulangan (KPA) Kabupaten Tulungagung hingga sejumlah 2.490 orang. Jumlah itu merupakan akumulasi dari 2006 sampai 2019. Sekitar 500 orang di antaranya sudah meninggal dunia.
Pasien HIV/AIDS didominasi laki-laki, dengan prosentasi 55 persen dan perempuan 45 persen. Dari data pasien itu, 74 persen dari Tulungagung, 9 persen dari Trenggalek, 3 persen dari Kediri, 10 persen dari Blitar dan 4 persen dari wilayah lain.
Kecamatan Kedungwaru menempati angka tertinggi dengan 183 penderita, disusul Ngunut 131 penderita, Boyolangu 120 penderita, Sumebrgempol 119 penderita dan Ngantru 116 penderita. Sedangkan yang paling rendah adalah Kecataman Bandung dengan 27 penderita, disusul Pucanglaban dengan 30 penderita dan Tanggunung 30 penderita.
Sedangkan profesi yang paling banyak adalah karyawan swasta sebanyak 858 orang, disusul ibu rumah tangga 433 orang, wiraswasta 208 orang, pekerja seks komersial (PSK) 243 orang dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) 112 orang.
Sedangkan profesi penderita HIV paling rendah adalah paramedis 2 orang dan TNI/Polri 8 orang. Sebanyak 97 persen penularan HIV karena seks, 2 persen penularan ibu hamil ke bayinya dan 1 persen karena jarum suntik.0
Sekretaris 1 Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Tulungagung, Ifada Nur Rohmania mengungkapkan, orientasi seksual penderita mayoritas adalah heteroseksual lebih dari 95 persen, homo seksual kurang dari 5 persen.
“Jadi kalau kemarin sempat mencuat kasus LSL (laki-laki seks laki-laki), sebenarnya angkanya kecil dibanding temuan kasus seluruhnya,” terang Ifada.
Dari kajian transmini HIV, perilaku laki-laki yang suka jajan adalah pemicu paling besar. Salah satu dampak yang paling kelihatan adalah tingginya angka penderita di kalangan ibu rumah tangga. Mayoritas mereka tertular dari suami mereka yang tertular, karena suka jajan di luar.
“Mereka ibu-ibu yang polos, yang tidak pernah neko-neko. Tapi mereka jadi korban suaminya yang perilakunya berisiko tinggi,” ungkap Ifada.
Masih menurut Ifada, transmisi HIV ini tidak hanya lewat hubungan seksual transaksional, antara laki-laki dan PSK. Namun juga karena hubungan seks bukan pasangan, seperti dengan selingkuhan maupun perempuan simpanan. [Surya]