24 Tahun Kakaknya Hilang Di Luar Negeri, Ade fatimah Surati Presiden Jokowi
2 min read
SUKABUMI – Lantaran kakaknya tidak kunjung pulang, Ade Fatimah (41) melayangkan surat ke Presiden Joko Widodo. Surat itu berisi permohonan bantuan agar bisa dipertemukan kembali dengan kakaknya.
Sang kakak, Ai Syamsiah (48) warga Kampung Cibeureum, RT 03/06, Desa/ Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, sudah 24 tahun tanpa kabar. Dia berangkat sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Malaysia pada 1993 lalu. Di sana, Ai Syamsiah bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Hilangnya Ai Syamsiah selama puluhan tahun, telah mendorong Ade Fatimah nekat memohon bantuan orang pertama di negara ini. Surat langsung dikirim Ade Fatimah lewat Kantor Pos Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
http://apakabaronline.com/10-tahun-diterlantarkan-anak-mbah-jariyem-sendirian-tinggal-di-tepi-hutan/
“Saya berharap Presiden Joko Widodo memberikan bantuan untuk menemukan Teh Ai Syamsiah. Kakak tidak kunjung pulang dan kini telah meninggalkan satu anak yang telah berkeluarga. Bahkan kakak kini telah memiliki satu orang cucu perempuan,” kata Ade Fatimah.
Sebenarnya, kata Ade, dia telah berupaya memohon bantuan ke dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Tapi upaya yang dilakukan belum direspons.
“Pengaduan telah dilakukan kesejumlah dinas terkait lainnya, tapi belum ada jawaban yang memuaskan. Karena itu, surat yang dilayangkan ke Presiden Joko Widodo merupakan langkah terakhir. Saya berharap Ai Syamsiah dapat segera ditemukan dan segera pulang ke Sukabumi,” ujar Ade.
http://apakabaronline.com/ibu-dimana-kapan-ibu-pulang/
Tidak hanya menyurati presiden, tapi surat serupa dilayangkan ke kantor Kementarian Luar Negeri di Jakarta. “Mudah-mudahan kedua surat ini segera sampai dan diterima pihak berwenang,” tambah Ade.
Kabar tak jelas
Ade Fatimah mengatakan, kakaknya berangkat untuk bekerja di kawasan Serawak, Malaysia. Setelah itu lanjut bekerja di Selangor. Namun, setelah itu, muncul surat dari sang kakak yang diterima keluarga di Sukabumi. Isinya, Ai Syamsiah malah mengaku berada di salah satu tempat di Makarimulang, Pattani, Thailand Selatan.
“Surat tersebut merupakan surat pertama dan terakhir yang kami peroleh. Karena sampai hari ini tidak ada lagi surat atau kabar mengenai keberadaan Ai Syamsiah,” kata Ade.
Ade Fatimah mengatakan, pihak keluarga sangat mengkhawatirkan nasib Ai Syamsiah. Apalagi berdasarkan kabar dari media massa, Thailand Selatan merupakan daerah konflik.
“Kabar itulah yang membuat saya dan keluarga menjadi panik dan khawatir. Satu-satunya cara adalah mengirimkan surat ke presiden untuk meminta bantuan,” katanya. [Pikiran Rakyat]