October 12, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

3 Bulan Stroke Dewi Berharap Dipulangkan

3 min read

HONG KONG – Maksud hati bekerja di Hong Kong untuk mendapatkan gaji dan membahagiakan keluarga tercinta, namun malang dan derita yang didapat. Begitu kira-kira gambaran nasib yang dialami Dewi Handayani BT Waslim Warda. Baru bekerja 8 bulan dan baru saja selesai masa potongan gaji, pekerja migran Indonesia asal Indramayu, Jawa Barat, ini kena stroke dan harus dirawat lebih dari 3 bulan di rumah sakit Hong Kong.

“Di sini, hari Sabtu besok, (saya dirawat) 1 bulan 1 minggu. Waktu di rumah sakit Sheung Shui, 2 bulan,” kata Dewi, saat Apakabar Plus mengunjunginya di lantai 4AL, ranjang 5, ruang Medicine and Geriatrics Ward Tai Po Hospital, Kamis (19/8).

20160818_133452

Dewi mengetahui bahwa dirinya terkena stroke, berdasarkan pemberitahuan dari dokter, saat masih dirawat di rumah sakit Sheung Shui. Sang dokter juga menyarankan agar perempuan kelahiran 1 Juli 1977 ini segera pulang ke kampung halaman.

“Kata dokter, saya kena stroke. Waktu di rumah sakit Sheung Shui dokternya bilang, Cece kamu lebih baik pulang. Sakitmu stroke. Cece, obat tidak menjamin. Yang menjamin kesembuhan sakit Cece, kalau hati dan pikiran Cece tenang. Mungkin akan lebih tenang kalau pulang ke Indonesia, berkumpul dengan keluarga,” kata Dewi, menirukan ucapan dokter rumah sakit.

Dewi masih memiliki ibu, suami, dan 2 anak yang menyintainya. Anak sulungnya sudah kelas III SMA. Sedangkan anak keduanya baru berusia 3 tahun. “Suami saya sudah dikabari, tapi tak bisa datang ke Hong Kong. Keadaan kami tidak punya (miskin),” ujarnya.

“Saya inginnya segera pulang ke kampung, berkumpul dengan keluarga,” ujar Dewi.

Menurut dokter, kondisi tubuh Dewi memungkinkan untuk terbang ke Tanah Air. Meskipun masih terlihat lemah, namun kondisinya sudah membaik, dibandingkan saat awal terserang stroke.

“Saya sudah bisa duduk di kursi roda, walaupun harus diangkat. Tapi saya belum bisa berdiri. Tapi kalau dulu, saya tak bisa apa-apa. Hanya mata saja yang masih bisa melek (membuka). Mulut saya kalau bicara tak keluar suara,” ujar Dewi.

Saat 3 pekan pertama di rumah sakit Sheung Shui, organ tubuh sebelah kanan Dewi, mulai bahu hingga telapak kaki terasa mati. Dia tidak merasakan apa-apa. Sekarang, giliran yang sebelah kiri yang mati rasa.

20160818_132710

Saat Apakabar Plus mengunjunginya, seorang fisioterapis datang, melatih untuk menggerakkan organ tubuhnya. Terlihat, Dewi kesulitan menggenggam dengan jari-jari kirinya. Sedangkan jari-jari tangan kanan terlihat bisa mengikuti intruksi untuk menggenggam. Fisioterapis juga memijat-mijat beberapa bagian tubuh di tangan dan kaki Dewi, kiri dan kanan yang terlihat selalu bergetar.

Saat dirinya dirawat di rumah sakit Sheung Shui, majikan pernah datang menjenguknya beberapa kali. “Pertama dan kedua kali, nengok. Ketiga kali, menterminate (memutus kontrak kerja) saya, karena dia masih sangat butuh pembantu buat jaga kakek dan nenek. Datang selanjutnya, majikan ngasih uang gaji 16 hari,” kata Dewi.

Dewi mengaku, staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong sudah pernah menengoknya ketika dirawat di Sheung Shui. “Orang KJRI sudah tahu bahwa saya mau pulang. Kata agen, tanggal 23, 24, atau 25 (Agustus) saya kemungkinan bisa pulang,” ujarnya.

Dewi bekerja di daerah Fanling, baru 8 bulan. “Saya baru datang ke Hong Kong. Ini majikan pertama saya,” kata Dewi.

Tai Po Hospital

Dia mengaku, beberapa PMI datang mengunjungi dirinya di rumah sakit.
Dewi menitip pesan untuk KJRI Hong Kong lewat Apakabar Plus bahwa dia ingin pulang, ingin segera berkumpul dengan suami dan kedua anaknya. [razak]

Advertisement
Advertisement