July 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Sekolah Rintisan PMI Hong Kong di Bogor Diresmikan

3 min read

BOGOR – Bangunan sekolah yang dirintis Ghinda Aprillia, pekerja migran Indonesia (PMI) Hong Kong asal Bogor, Jawa Barat, telah diresmikan penggunaannya. Sarana dan prasarana belajar yang berlokasi di Dusun Cipatat, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor itu diberi nama MI Al Bayan Mandiri.

“Pada 14 Januari, Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation menggelar acara peresmian sekolah MI Al-Bayan Mandiri yang terletak di Dusun Cipatat, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Program Wakaf Terus Sekolah ini merupakan salah satu implementasi dari salah satu program yang dimiliki oleh MAI Foundation, yaitu bina Ilmu,” demikian bunyi siaran pers yang diterima Apakabar Plus dari General Manager MAI Ustadz Abdul Ghofur.

Acara peresmian penggunaan bangunan ruang kelas MI Al Bayan Mandiri dihadiri oleh Ketua MAI Foundation, Tedi Nurhikmat, dan tim Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Mandiri. Peresmian juga dihadiri Kasubdit Pendidikan, Pemuda, Olah Raga dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bogor Dede Sugi dan Sri Nurhidayah dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

MI Al Bayan Mandiri berdiri di atas tanah wakaf seluas 1.520 meter persegi yang merupakan tanah wakaf milik keluarga Ghinda. Sekolah ini dipimpin Ade Sopian sebagai kepala sekolah, yang menaungi 120 murid dan 7 guru. (baca juga: http://apakabaronline.com/mi-al-bayan-berawal-dari-hong-kong-mimpi-itu-mewujud-di-kaki-gunung-salak/)

“Sekolah ini (awalnya) baru memiliki 2 buah bangunan kelas yang bisa dipakai belajar mengajar. Terpaksa, ada shift pagi dan siang, bergantian antara kelas 1-3 dan 4-6. Dan sekarang, alhamdulillah sudah ada ruang kelas tambahan yang merupakan dana dari donatur MAI,” kata Ustadz Ghofur, saat acara persemian.

Penampakan baru gedung MI Al Bayan Mandiri

Para donatur tersebut, yakni jajaran direksi Bank Mandiri: Kartini Sally dan Ibu Riyani T. Bondan, serta CSR Bank Mandiri yang masing-masing memberikan dana wakaf untuk satu kelas. “Dana tambahan lainnya berasal dari muzakki (pembayar zakat) MAI Foundation, baik di Indonesia maupun dari Hong Kong yang dana wakafnya dihimpun bersama Ibu Ghinda. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, semoga kembali menambah deretan kisah inspiratif dari TKI (tenaga kerja Indonesia) di Hong Kong,” ujarnya.

Tedi Nurhikmat berharap penambahan ruang kelas MI Al Bayan Mandiri dapat menjadi penyemangat para stakeholder, termasuk donatur, untuk terus berdonasi guna menyejahterakan negeri. “Khususnya, generasi penerus bangsa serta untuk penerima manfaat yaitu murid-murid MI Al Bayan untuk dapat lebih bersemangat dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga cita-cita mereka dapat tercapai,” ujarnya. [razak]

 

 BOKS:

“Saya Senang Luar Biasa”

HONG KONG – Ungkapan bahagia disampaikan Ghinda Aprillia, menyambut peresmian bangunan MI Al Bayan Mandiri yang selama ini dia perjuangkan. Berikut pernyataannya, saat diwawancarai Apakabar Plus.

Bagaimana perasaan Anda? Senang luar biasa. Kadang rasanya sampai saat ini masih seperti dalam mimpi. Jika selama ini apa yang aku lakukan dipandang sebelah mata, tetapi MAI membantu tanpa “tapi”, tanpa “nanti”, dan tanpa “Syarat” kecuali bukti surat tanah wakaf.

Tak bisa aku ungkapkan rasa bahagia ini, selain berucap syukur alhamdulillah dan terima kasihku untuk Mandiri Amal Insani, relawan MAI, Mandiri CSR, dan seluruh donatur/dermawan yang telah ikut berjuang hingga terwujudnya gedung yang baru.

Apa harapan Anda? Harapan ke depan, ada penambahan lahan untuk ruang guru serta fasilitas/sarana belajar dan dapat meningkatkan kualifikasi akademik para guru, sehingga mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Ke depan, insyaallah Al Bayan menjadi pusat belajar agama Islam di desa Cibunian. Saya juga mengajak para donatur/dermawan untuk menjadi orang tua asuh, mengingat murid-murid Al-Bayan dari kaum dhuafa.

Apa impian Anda selanjutnya? Impian aku selanjutnya, tidak hanya ada MI, tapi juga ada MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) di sana. Insyaallah, jika ada donatur lagi aku masih ada sedikit tanah di pinggir jalan. Mungkin akan diwakafkan lagi.

Apa yang paling berkesan dari peresmian ini? Saya salut untuk relawan MAI. Mereka tetap semangat bertugas walau diguyur hujan. Saya terharu saat melihat anak-anak didik kami tetap semangat tampil ke panggung (acara peresmian), walaupun hujan tak juga reda sampai acara selesai. Tak terbendung air mataku saat salah satu siswi membaca surat untuk MAI di podium. Saya senang karena mereka kini sudah bisa membaca dan menulis. [Razak]

Advertisement
Advertisement