40 Persen Tenaga Security di Komplek Hunian Tseung Kwan O Akan Diganti dengan Robot

HONG KONG – Di tengah meningkatnya angka pengangguran sebesar 3,7% di Hong Kong, sebuah kompleks perumahan swasta besar di Tseung Kwan O telah mengeluarkan pemberitahuan konsultasi kepada warga yang mengusulkan penggunaan 10 robot concierge untuk menggantikan sekitar 40% staf keamanannya. Menurut pemberitahuan tersebut, langkah ini dapat menghemat lebih dari HK$1 juta per tahun bagi kompleks perumahan tersebut.

Usulan tersebut, yang muncul secara daring pada 19 Agustus, telah memicu diskusi luas, dengan banyak pihak menyatakan terkejut dan khawatir. Komentar-komentar seperti “Bahkan petugas keamanan pun diganti” dan “Pengangguran paruh baya tidak menyisakan ruang, bahkan untuk peran keamanan” mencerminkan kekhawatiran seputar rencana tersebut.

Dokumen konsultasi menguraikan peralihan dari susunan staf keamanan saat ini yang terdiri dari 12 orang ke struktur baru yang terdiri dari tujuh personel keamanan dan 10 robot petugas keamanan. Sistem yang diusulkan akan mengurangi jumlah staf keamanan hingga 41%.

Pemberitahuan tersebut merinci implikasi keuangannya lebih lanjut, dengan menyatakan bahwa rencana baru ini akan menelan biaya sekitar HK$2,93 juta per tahun, termasuk HK$620.000 untuk perawatan robot. Ini merupakan pengurangan dari pengeluaran keamanan saat ini sebesar HK$3,96 juta, sehingga menghasilkan penghematan tahunan sebesar HK$1,03 juta, setara dengan pengurangan biaya sebesar 26%.

Dokumen tersebut menekankan bahwa rencana yang diusulkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan keamanan sekaligus meningkatkan efisiensi biaya. Warga telah diundang untuk memberikan suara atas proposal tersebut, yang mencakup optimalisasi shift keamanan malam dan integrasi robot petugas keamanan. Periode konsultasi berlangsung hingga 17 September.

Seorang penghuni perumahan, yang saat ini menganggur, berbagi kekhawatirannya secara daring, mempertanyakan dampak otomatisasi terhadap peluang kerja. “Pengangguran terus meningkat, dan banyak yang mengatakan pekerja paruh baya dapat beralih ke pekerjaan keamanan. Namun dengan munculnya AI, bahkan peran manajemen properti dan keamanan pun tereliminasi,” ujarnya. Ia juga berspekulasi bahwa perumahan besar lainnya mungkin akan segera menyusul, yang berpotensi menekan penghuni untuk menerima langkah-langkah penghematan biaya yang terkait dengan PHK.

Usulan ini menuai beragam reaksi di dunia maya. Beberapa netizen meragukan kepraktisan penggantian petugas keamanan manusia dengan robot, menunjukkan tantangan unik dalam mengelola perumahan. “Bagaimana robot bisa memeriksa kebocoran di lantai atas atau menangani penagih utang di pintu?” tanya seorang pengguna. Yang lain mencatat bahwa robot tidak memiliki intuisi manusia yang dibutuhkan untuk menilai situasi, seperti mengenali potensi ancaman atau membantu petugas pengiriman dengan gerakan halus.

Beberapa warga berbagi pengalaman mereka menggunakan sistem concierge robotik di Jepang, dan menyebutnya sebagai gimmick alih-alih solusi efektif. “Pada dasarnya, sistem ini seperti kamera CCTV berbentuk manusia. Kita tetap membutuhkan orang-orang yang siaga jika mesinnya rusak,” ujar seorang komentator, menambahkan bahwa biaya perawatan yang terkait mungkin dapat menutupi penghematan yang ada.

Namun, yang lain mendukung gagasan tersebut, dengan alasan bahwa robot dapat meningkatkan efisiensi. “Kebanyakan petugas keamanan hanya tidur saat bertugas. Biarkan mereka pulang dan beristirahat dengan baik,” komentar seorang pengguna.

Menurut sumber daring, robot concierge adalah mesin ringkas bertenaga AI yang dirancang untuk titik masuk di kantor, mal, dan gedung hunian. Robot ini dilengkapi konektivitas Wi-Fi, pengisian daya otomatis, dan kemampuan menghindari rintangan, sehingga memungkinkan pengoperasian 24/7. Fitur-fitur tambahan, seperti layar, kamera, dan kompartemen penyimpanan, memungkinkan robot ini menangani beberapa tugas secara bersamaan. []

Sumber The Standart HK