April 24, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

47 Kali Gagal Merintis Usaha, Ke-48 Kalinya Ternyata Keberhasilan yang Mengantarkan Mantan PMI ini Menjadi Juragan Belasan Minimarket

3 min read

SURABAYA – Semangat untuk terus berusaha meskipun berkali-kali diterpa kegagalan ternyata bukan isapan jempol belaka. Diantara sederet kegagalan yang pernah dialami seseorang, jika tetap gigih berusaha, suatu saat titik keberhasilan akan ditemukan juga.

Seperti yang dilakoni oleh Subaidi (38), seorang mantan pekerja migran Indonesia (PMI) Malaysia asal Bangkalan Madura ini.

Diusianya yang masih belia, tidak seperti kebanyakan anak-anak muda seusianya yang dia lakukan. Subaidi nekat mengubah jalan hidupnya dengan cara yang luar biasa.

Ia tak kenal takut dengan beragam rintangan yang ditemui. Jatuh bangun mencoba beragam usaha pernah ditempuh. Akhirnya, ia menjadi pribadi yang meraih kesuksesan dengan ketekunan.

Subaidi menjadi bos dari belasan minimarket dan deretan bisnis lainnya. Lantas, seperti apa kisah awal mula perjuangan Subaidi itu? Berikut ulasannya, dilansir dari kanal YouTube Helmy Yahya Bicara, Jumat (02/07/2021).

“Terpaksa” Sudah Menjadi PMI Diusia 13 Tahun

Berpendidikan rendah memaksa Subaidi untuk pasrah kala usianya masih remaja. Hanya lulusan SD, ia pun rela memulai bekerja di Malaysia sebagai kuli bangunan.

“Jadi pernah kerja bangunan?” tanya Helmy.

“Pernah 16 tahun, pak. Di Malaysia dari umur 13 sudah merantau,” jawabnya.

Bekerja sepenuh hati menjadi kuli bangunan terpaksa membuatnya menelan kepahitan. Ia hanya digaji setengah dari yang seharusnya.

“Di sana saya bekerja bangunan, ikut teman-teman, dan gajinya dibayar separuh dari gaji dewasa walaupun pekerjaannya sudah bisa seperti mereka,” ungkapnya.

 

Coba Beragam Bisnis

Seiring berjalannya waktu, Subaidi yang terus bertumbuh dan belajar menemukan beragam pengalaman baru. Ia pun coba nekat banting setir mencoba pekerjaan baru.

Bahkan, Subaidi pernah mencoba untuk bisnis rental mobil dengan kredit bank. Nahas, salah satu mobilnya justru hilang.

“Saya buka rental, di rental itu, 3 bulan mobil 1 hilang. Itu pun 3 mobil saya kredit semua, setelah itu saya di rumah pun gak enak duduk, debt collector datang[…] Saya lari ke belakang sampai saya ambilkan clurit, lari semua,” katanya.

Tak patah arah, ia terus mencoba berbagai hal. Salah satunya yakni sebagai penjual daging ayam di pasar dan lain sebagainya.

 

Punya Belasan Minimarket

Semua usaha miliknya menemukan jalan buntu. Salah satu usaha yang justru melesat tajam dan berkembang ialah minimarket.

Mencoba peruntungan dengan menawarkan konsep, Subaidi pun menggunakan kemampuannya untuk bernegosiasi. Ia sukses mendapatkan investor dan cukup mengeluarkan Rp 10 juta sebagai modal awal.

“Kamu jual apa? Konsep? Investornya dari orang lain?” tanya Helmy.

“Iya,” singkatnya.

“Cuma Rp10 juta untuk legalnya saja?” tanyanya kembali.

“Betul,” balasnya.

Hingga saat ini, 12 minimarket miliknya tersebar di Madura dan Jawa Timur. Keuntungan ratusan juta hingga miliaran rupiah pun bukan suatu hal baru lagi bagi Subaidi.

 

Pesan Mendalam untuk Pegawai & Anak

Melewati asam manis kehidupan membuat Subaidi memiliki banyak pengalaman berharga untuk diceritakan kembali. Seringkali, Subaidi memberikan pesan kepada tiga buah hati serta pegawainya untuk tetap bekerja keras tanpa kenal latar belakang.

“Saya berpikir, di saat mereka (anak-anak) dilahirkan sampai usia 17 tahun, mereka tidak bisa apa-apa. Nah, di saat itu saya mengumpulkan persiapan hidupnya mereka sehingga tidak seperti saya,” jelasnya.

“Saya selalu sampaikan sama staf saya, anak-anak saya, saya tidak ingin kamu melewati masa susahnya seperti saya, tetapi saya pesan kalau kamu berhasil tiru cara saya. Saya tidak berpikir saya pakai alphard, saya punya uang, gak pernah berpikir, saya tetap bekerja,” terusnya.

 

Jadi Idola Anak

Kisah inspiratif hidupnya pun menuai banyak kekaguman dari banyak pihak. Tak terkecuali dengan sang buah hati.

Putra bungsunya berterus terang, ia adalah tokoh idola yang menakjubkan baginya. Sang buah hati menuturkan, suatu hari ia ingin menjadi sosok inspiratif seperti ayahnya.

“Jadi anak sayang yang terakhir itu bilang, saya ingin seperti ayah, ayah itu hebat, itu saja,” terangnya. []

Sumber Harian Merdeka

Advertisement
Advertisement