7 Masalah Kesehatan Akibat Sering Naik Pesawat Terbang
4 min readBepergian dengan pesawat terbang dianggap sebagai paling nyaman, aman serta cepat bila dibandingkan dengan mode transportasi lain. Namun ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin muncul, terutama bagi mereka yang sering menggunakan pesawat terbang.
Risiko ini berkaitan dengan faktor-faktor seperti tekanan atmosfer, konsentrasi gas, suhu, dan yang paling penting adalah ketinggian. Berikut adalah beberapa risiko dan masalah kesehatan yang mungkin muncul:
- Jet Lag
Untuk penumpang jarak jauh dan sering melakukan penerbangan, masalah yang paling sering terjadi adalah jet lag. Masalah ini terjadi ketika jam biologis tubuh terganggu karena melintasi beberapa zona waktu dalam waktu singkat.
Kondisi jet lag dapat memicu beberapa masalah lain, diantaranya:
- Gangguan tidur
- Gangguan pencernaan
- Kehilangan nafsu makan
- Lemas
- Kelelahan yang abnormal pada siang hari
- Nyeri otot
- Gangguan konsentrasi
- Gangguan ingatan
- Gelisah
- Mudah marah
- Sakit kepala
- Haid tidak teratur
- Penyakit Dekompresi
Salah satu risiko kesehatan yang harus diwaspadai oleh penyelam sebelum melakukan penerbangan adalah penyakit dekompresi. Penyakit dekompresi bisa memicu gejala yang cukup parah pada orang yang melakukan penerbangan tak lama setelah menyelam.
Berikut gejala umum penyakit dekompresi:
- Nyeri tajam dan dalam, biasanya terlokalisasi
- Gatal dan bengkak pada kulit
- Sensasi seperti tertusuk jarum, mati rasa, atau kejang
- Kebingungan
- Gangguan penglihatan
- Lemah
- Kelumpuhan pada kaki
- Sakit kepala
- Kelelahan abnormal
- Kehilangan keseimbangan
- Gangguan pendengaran
- Sesak napas
- Batuk kering
- Penyakit Ketinggian (Altitude Sickness)
Penyakit ketinggian merupakan salah satu bahaya kesehatan bagi orang yang sering terbang. Penyakit ketinggian (altitude sickness) juga dikenal sebagai penyakit gunung akut (acute mountain sickness).
Masalah ini terjadi ketika seseorang tidak menerima cukup oksigen ketika berpindah dengan cepat dari dataran rendah ke ketinggian 8.000 kaki atau lebih tinggi.
Gejala yang disebabkan oleh kondisi ini diantaranya:
- Sakit kepala berdenyut
- Kelemahan dan kelesuan abnormal
- Kehilangan nafsu makan
- Pusing
- Perasaan lemas (malaise)
Meskipun pesawat penumpang paling modern dirancang mampu mempertahankan tekanan kabin, namun penerbangan jarak jauh masih berpotensi menimbulkan gejala penyakit ketinggian. Beberapa orang menyatakan bahwa efek penyakit ketinggian mirip dengan mabuk kendaraan.
Gejala seperti disorientasi, limbung, pingsan, bibir atau kuku membiru mengindikasikan kasus penyakit ketinggian yang parah.
- Dehidrasi
Salah satu efek fisiologis umum yang dirasakan selama penerbangan, terutama jarak jauh, adalah dehidrasi. Sebagian besar kabin pesawat hanya memiliki kelembaban relatif kurang dari 20%.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga struktur dan avionik pesawat dari bahaya yang mungkin muncul akibat kondensasi. Kelembaban ini lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghindari dehidrasi, yaitu lebih dari 30%.
Berikut adalah gejala-gejala dehidrasi yang dialami oleh penumpang pesawat terbang:
- Mata kering dan gatal
- Kulit kering
- Masalah pernapasan, terutama bagi penderita asma
- Mulut lengket
- Sembelit
- Sakit kepala
- Mata cekung
- Pingsan (terjadi pada kasus dehidrasi berat)
- Kelembaban rendah juga dapat membuat orang lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
- Airplane Ear/Ear Barotrauma
Naik dan turun dari penerbangan menyebabkan gas yang terperangkap dalam tubuh menyebar ke tempat lain. Hal ini menyebabkan perbedaan tekanan udara di telinga tengah dan tekanan udara lingkungan. Kondisi ini dikenal sebagai airplane ear atau ear barotrauma.
Gejala umum dari ear barotaroma meliputi:
- Sakit telinga ringan sampai parah
- Merasa seperti ada sesuatu yang menghalangi saluran telinga
- Telinga berdering
- Vertigo
- Muntah
Pada kasus yang parah, penumpang bisa mengalami perdarahan telinga, gangguan pendengaran, sakit gigi, atau nyeri di saluran pencernaan.
- Trombosis Vena (Deep Vein Thrombosis)
Trombosis vena (deep vein thrombosis) merupakan risiko kesehatan yang mungkin dialami oleh orang yang sering melakukan penerbangan, terutama perjalanan jarak jauh. Kondisi ini terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah pada satu atau lebih di pembuluh vena, biasanya terjadi pada kaki.
Penyebab utama dari trombosis vena adalah kondisi statis atau duduk diam dalam waktu yang lama saat terbang atau bepergian dengan mobil. Pada individu yang sehat, bekuan darah biasanya dihancurkan oleh tubuh tanpa menimbulkan efek jangka panjang.
Tetapi jika bekuan darah cukup besar dan tidak larut dengan sendirinya, maka bisa terlepas dan berpindah tempat mengikuti aliran darah yang kemudian tersangkut di paru-paru sehingga menghalangi suplai darah.
Kondisi ini disebut sebagai emboli paru, yang berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Sebenarnya kemungkinan terkena trombosis vena kecil, kecuali sedang hamil dan memiliki riwayat kesehatan seperti emboli paru, kanker, gangguan pembekuan darah, atau sedang menggunakan terapi sulih hormon.
- Radiasi Kosmik
Sinar kosmik dari luar angkasa merupakan partikel sarat energi yang banyak menerpa bumi. Namun berkat atmosfer dan medan magnet, radiasi kosmik yang bisa mencapai bumi hanya 8% dari total radiasi.
Hal ini berarti semakin jauh dari permukaan bumi semakin rentan kita terkena radiasi kosmik. Jadi, orang yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat lebih besar kemungkinannya terkena radiasi kosmik.
Penelitian menunjukkan bahwa pilot dan kru penerbangan terkena radiasi sebesar 4,6 millisieverts (mSv) per tahun. Sedangkan pekerja yang terpapar radiasi di industri hanya sekitar 3,6 mSv.
Pilot, kru penerbangan, dan orang yang melakukan penerbangan satu hingga dua kali seminggu, lebih rentan terkena kanker kulit, leukemia, atau kanker prostat.
Masalah-masalah lain yang mungkin muncul pada orang yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang diantaranya:
- Psikosis episode singkat
- Paparan polutan seperti ozon, udara yang bercampur dengan minyak jet, dan produk pembakaran dari bahan bakar jet
- Keracunan makanan
- Penularan infeksi seperti pilek dan flu melalui sistem penyaringan udara pada pesawat
- Fobia terbang (flight phobia)
- Ketegangan jiwa
Pastikan kondisi fisik anda dalam keadaan prima saat akan melakukan perjalanan dengan pesawat terbang. Terutama penerbangan yang melintasi perpindahan zona waktu agar resiko terkena gangguan kesehatan akibat penerbangan bisa diminimalkan. [Dihimpun dari berbagai sumber]