April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Adab Bertamu Bagi Seorang Muslim

2 min read

ApakabarOnline.com – Menjalin hubungan silaturahim sangat dianjurkan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu caranya adalah dengan bertamu, baik mengunjungi sanak saudara, teman, ataupun sesama muslim lainnya.

Ajaran islam merupakan agama yang paling sempurna dan lengkap, yang mana mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan antar manusia. Dalam al-Qur’an terdapat etika bertamu dalam Qs. An-Nur ayat 27-29.

Dalam buku “Adab bertamu” Hariyanto, menjelaskan apa saja yang menjadi etika bertamu. Bertamu memiliki beberapa perkara yang di perhatikan dalam bertamu:

 

  1. Niat Baik

Hal yang paling penting yang harus diperhatikan ketika bertamu adalah memiliki itikad dan niat baik. Niat adalah dasar dalam melakukan segala kegiatan maupun dalam melaksanakan ibadah. Hendaknya setiap muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan hajatnya, juga diniatkan untuk menyambung tali silaturahmi dan mempererat persaudaraan.

Kemudian perkenalkan dirim jika belum mengenal keduannya, dan sampaikan tujuan kita ketika akan berkunjung. Supaya tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan tersebut, serta dapat mepertimbangkan dengan waktu/ keperluannya sendiri.

 

  1. Memilih waktu bertamu yang tepat

Adab ini sebagai alat kendali dalam mengefesienkan waktu bertamu. Tidak mungkin seluruh waktu dan melayani tamu. Apabila memang keperluannya telah usai, maka hendaknya ia segera berpamitan pulang sehingga waktu tidak terbuang sia-sia dan tidak memberatkan tuan rumah.

“Apabila salah seorang dari kamu telah selesai dari maksud berpergiannya, hendaklah ia segera kembali menuju keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Waktu yang dilarang untuk bertamu :Sebelum sholat subuh, Waktu istirahat siang, dan sesudah sholat isya. Karena pada waktu-waktu itu biasanya untuk tidur, istirahat atau yang berhubungan dengan suami istri. Kecuali jika seseorang itu diundang untuk datang menghadiri makan malam atau makan siang. Hal itu bukan lagi sebuah larangan.

 

  1. Minta izin terlebih dahulu

Sebelum bertamu ada baiknya kita meminta izin terlebih dahulu, karena tidak setiap waktu orang bisa menerima tamu bisa saja ia mempunyai keperluan yang harus dilakukan sehingga tidak bisa ditemui.

Seperti dalam firman Allah: “Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (Qs. An-Nur; 27)

Bagaimana tata cara meinta izin? Rasulullah memberikan petunjuknya diantaranya; pertama,mengucapkan salam, dan kedua, meminta izin sebanayk tiga kali jika penguninya mempersilahkan masuk maka masuklah, jika tidak maka kembalilah.

 

  1. Memenuhi undangan

Memnuhi undangan hukumnya wajib, apabila tidak ada halangan atau uzur yang sangat penting.

Berikut ini etika mengahadiri undangan.

  1. Tidak berlama-lama di rumah pengundang, namun tidak juga terlalu terburu-buru, sebab akan menganggu pengundang.
  2. Berusaha untuk tidak menonjol karena, tokoh utama dalam acara adalah si pengundang.
  3. Jika tamu singgah sebaiknya tidak lebih dari tiga hari. Kecuali ia diminta tetap tinggal oleh tuan rumah.

 

  1. Mengucapakan salam

“Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu bersalaman, melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosa keduanya sebelum keduanya berpisah” (HR.Abu Dawud)

Setelah bersalaman, ucapkan salam kepadanya ”Assalamu’alaikum warahmatullah wa barakatuh” kedudukan salam itu seperti perjanjian kamu dan dirinya.

Disunnahkan memberi salam saat masuk rumah sekalipun rumah itu kosong. Karena Allah berfirman; “Dan apabila kamu akan masuk ke suatu rumah, mak ucapkanlah salam atas diri kalian.” (QS.An-Nur; 61) []

Advertisement
Advertisement