Agar Aman Saat Berangkat, Ribuan CPMI Mendapatkan Vaksin Booster
DENPASAR – Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Tabanan yang berjumlah 1.653 orang mulai menerima vaksin booster tahap ketiga di Gedung I Ketut Maria Tabanan, Jumat (14/01/2022). Vaksin booster yang diterima PMI dengan jenis astrazeneca.
Selain itu dosis vaksin pun berbeda dari vaksin sebelum. Bila vaksin pertama dan kedua 0,5 dosis vaksin Covid-19. Saat ini hanya 0,25 dosis, artinya lebih rendah dari dosis sebelumnya.
Saat vaksin booster diberikan kepada para PMI secara langsung dipantau oleh Bupati dan Wakil Bupati serta turut hadir Sekda dan Kepala Dinas Kesehatan Tabanan.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr. Nyoman Susila mengatakan bisa dilakukan vaksinasi booster di Tabanan dan diberikan izin oleh Kementerian Kesehatan dan Provinsi, karena vaksinasi pertama dan kedua telah melampaui target 70 persen lebih atau sekarang berada di 96,4 persen.
“Sehingga kami bisa melakukan vaksinasi booster tahap ketiga dan pertama diberikan kepada PMI,” kata dr. Susila.
Untuk vaksinasi booster tahap pertama ini pihak di Dinas Kesehatan Tabanan telah menyediakan 20 lebih dosis vaksin yang sekiranya mampu habis sampai akhir bulan Januari ini.
“Kalau dosis vaksin tidak ada masalah kok. Kita mau menambahkan diperbolehkan dengan catatan menghabiskan dosis vaksin 20 ribu dulu. Penambahan dosis vaksin tinggal meminta ke Provinsi Bali,” ungkapnya.
Susila mengaku vaksinasi booster yang diberikan pertama kali kepada PMI, lantaran adanya permintaan yang dari PMI. Mereka meminta karena sebagai syarat bekerja ke luar negeri.
“Jadi itu menjadi kendala mereka bekerja keluar negeri harus menerima vaksin booster, maka dari itu pemerintah Tabanan untuk prioritas pertama diberikan kepada PMI,” kata dr. Susila.
Dari 1.653 orang PMI yang diberikan vaksin booster target pihaknya secepat bisa terselesaikan. Sejauh ini yang masih menjadi kendala, masih ada masyarakat yang melakukan vaksinasi tahap kedua.
“Target vaksinasi booster bisa saja terkunci dengan vaksin kedua. Misalnya hari ini ada warga Tabanan yang vaksin kedua. otomatis kami harus menunggu 6 bulan kedepan untuk menerima vaksin booster,” jelas dr. Susila.
Disinggung mengenai apakah tidak efek samping atau gejala yang timbul bilamana vaksin jenis pertama dan kedua sama dan vaksin ketiga berbeda jenis yang diberikan.
Dokter Susila menjelaskan perbedaan jenis vaksin yang diberikan itu tidak ada masalah. Salah satu contoh PMI menerima vaksin pertama dan kedua dengan jenis Sinovac dan ketiga dengan jenis Astrazeneca.
Dari penelitian yang ada bila vaksin yang terima sama (homolog) tak ada masalah begitu pula berbeda (heterolog).
“Yang jelas sejauh ini belum ada menimbulkan efek samping atau gejala selama penggunaan vaksin berbeda atau sama,” tandasnya.[JPNN]