Agar Kandungan Vitamin B-nya Tidak Hilang, Begini Cara Mencuci Beras yang Baik dan Benar
JAKARTA – Kebiasaan yang sudah umum di Indonesia yaitu mencuci beras sebelum dimasak ternyata langkah yang tidak tepat karena menghilangkan kandungan vitamin B1 dari kulit beras.
Dalam tubuh manusia vitamin B1 berguna untuk menjadikan karbohidrat sebagai energi. Vitamin B1 juga berperan dalam proses pencernaan dan penyerapan sari makanan di dalam tubuh. Kandungan vitamin B1 pada nasi sangat tergantung pada proses pencucian beras sebelum dimasak.
Sudah jadi kebiasaan beras dicuci bersih sebelum dimasak. Banyak orang yang mencuci beras dengan mengaduk berkali-kali sampai air cucian beras bening. Itu artinya zat dan vitamin yang ada di bulir beras hilang, seperti vitamin B1 yang dikenal sebagai thiamin.
Untuk itulah Prof Dr Ir Rindit Pambayun, MP, Guru Besar Ilmu Pangan Uniersitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan, berharap agar cara mencuci beras yang merugikan itu perlu diperbaiki. Bahkan, Prof Rindit sampai pada kesimpulan tidak perlu mencuci beras sebelum dimasak agar kandungan vitamin B1 tidak hilang. “Ya, kita canangkanlah ‘Gerakan Nasional Tidak Mencuci Beras’,” kata Prof Rindit pada sebuah acara pelatihan blogger bersama Danone Indonesia-Kompasina di Jakarta, 3 November 2017.
Prof Rindit (Prof Rindit meninggal dunia pada 8 Juli 2020 pukul 17.45 WIB di Palembang, Sumsel-Pen.), yang juga Ketua Umum Perhimpuan Ahli Teknologi Pangan (Patpi), ini tidak main-main karena berbagai studi dan penelitian juga menunjukkan kerugian yang sangat besar akibat cara mencuci beras yang salah. Setiap kali pencucian dengan mengaduk-aduk beras atau menggosok-gosokkan beras akan hilang kandungan vitamin B1 dalam jumlah tertentu. Begitu seterusnya jika dicuci berulang-ulang kandungan vitamin B1 sampai pada titik nol.
Selain menjadikan karbohidrat jadi energi, vitamin B1 juga menjaga fungsi jaringan tubuh dan juga berguna untuk mengoptimalkan kerja otak. Kekurangan vitamin B1 yang paling umum dikenal masyarakat adalah penyakit beri-beri yang ditandai dengan pembengkakan pada betis. Jika ditekan dengan jari bekas tekanan akan membentuk cekungan yang tidak segera hilang.
Soal mencuci beras sampai bersih bisa terjadi karena ada yang membayangkan perjalanan beras sejak ditumbuk di lesung atau digiling di penggilingan padi sehingga merasa beras tidak bersih. Sebagian lagi mungkin ingin menghilangkan residu pemutih dan pestisida.
Celakanya, vitamin B1 larut dalam air. Maka, ketika beras dicuci berulang-ulang dengan cara mengaduk-aduk beras, maka kandungan vitamin B1 pada beras larut dan terbuang bersama air cucian beras. Jika dicuci berulang kali kandungan vitamin B1 pun terus tergerus bisa saja sampai hilang semua.
Kebutuhan vitamin B1 sekitar 1,5 mg/hari/orang yang bisa didapat dari nasi jika pengolahan beras sebelum dimasak dilakukan dengan cara-cara yang benar, mulai dari penggilingan, penyimpanan, distribusi sampai pada pencucian sebelum dimasak. Jika pengolahan padi dan beras benar, maka tidak perlu lagi meminum suplemen berisi vitamin B1.
Kandungan vitamin B1 pada beras tergantung pada cara mengolah padi jadi beras yaitu melalui mesin penggilingan padi atau lesung. Kadar vitamin B1 lebih banyak pada beras hasil tumbukan dengan lesung.
Agar ajakan Prof Rindit bisa memasyarakat, maka perlu penanganan padi sampai beras sejak dari hulu (pertanian) sampai ke hilir (konsumen) dengan standar baku dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) atau ISO (standar yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization).
Jika beras sudah memakai SNI apalagi ISO, itu artinya beras tidak perlu lagi dicuci karena standar sudah mewajibkan beras dalam kondisi bersih dan bebas dari residu zat kimia (dari berbagai sumber). []