AIR MATA DUKA DI PURWOREJO DAN BANJARNEGARA
2 min readBayang-bayang bencana dan duka di benak masyarakat Purworejo dan Banjarnegara akibat bencana liongsor pada Februari kemarin belum hilang dari ingatan saat hujan deras sepanjang jumat hingga sabtu (18-19/06) yang mengguyur sebaagian besar wilayah pulau Jawa utamanya Jawa Tengah bagian selatan mengakibatkan banyak bencana mulai banjir hingga tanah longsor di beberapa kecamatan wilayah kabupaten Purworejo, Kebumen dan Banjarnegara. Rentetan bencana di kedua kabupaten tersebut telah memakan banyak korban jiwa dan materi. Infrastruktur jalan, jembatan, tempat ibadah, bangunan sekolah perumahan bahkan areal pertanian ludes dalam sesaat tertimbun material longsor.
Dari data yang berhasil dihimpun apakabaronline.com dari berbagai sumber, diketahui di Purworejo ada 47 nyawa menjadi korban meninggal, di Banjarnegara ada 9 orang korban meninggal tertimbun material longsor serta di Kebumen 3 korban meninggal karena hal yang sama. Dngan demikian, total keseluruhan korban meninggal sebanyak 59 orang. Untuk korban luka-luka, BPBD Jawa Tengah mencatat ada 22 orang luka-luka yang sampai saat berita ini diturunkan sedang menjalani proses perawatan medis. Kerusakan lingkungan pemukiman akibat bencana tersebut telah mengakibatkan 395 KK mengungsi ke berbagai pos pengungsian. Secara finansial, 15,73 milyar rupiah diduga menjadi akumulasi angka kerugian materi.
Menurut penuturan Dardai salah seorang saksi mata, Longsor pertama kali terjadi sekitar pkl 19.00 kemudian di susul longsor kedua pkl 19.30 sebelum terjadi longsor hujan mengguyur daerah tersebut tidak ada hentinya lebih kurang lebih seperempat jam sebelum kejadian Dardai mendengar suara gemuruh dari atas lantas Dardai dengan membawa senter mengabari tetangganya agar keluar rumah takutnya longsor karena dia mendengar suara gemuruh dari atas, namun situasai pada malam hari itu hujan dan gelap gulita karena mati lampu jadi tidak serta merta tetangga yang dikabari keluar rumah dan menyelamatkan diri. Dardai sendiri setelah mengabari tetangga lantas berlari ke bawah menyelamatkan diri.
Dalam kunjungannya ke lokasi bencana pada Ganjar Pranowo Gubernur Provinsi Jawa Tengah menegaskan bahwa masalah bencana di Purworejo, Banjarnegara dan Kebumen jangan sampai berhenti pada mis instan saja. Ganjar mengajak siapa saja untuk bahu membahu menangani bencana ini, sekaligus memikirkan kedepannya agar bisa diminimalisir dampaknya jika sewaktu waktu bencana terjadi lagi.
Ada dua titik longsor paling parah yang terjadi pada Sabtu (18/06) hingga menimbulkan banyak korban, yakni di Dusun Coak, Desa Karangrejo dan di Desa Donorati Kecamatan Loano kabupaten Purworejo. Dan di dua titik tersebutlah kekuatan terbesar tim gabungan yang terdiri dari unsur militer, polisi, serta masyarakat sipil dikerahkan.
Berdasarkan data Basarnas, Wilayah Jawa Tengah, memiliki titik rawan longsor terbanyak di Indonesia. Wilayah Provinsi Jawa Tengah didominasi permukaan kontur perbukitan dengan struktur tanah yang labil. Mari kita rapatkan barisan, galang bantuan. Sekecil apapun yang kita berkan, akan meringankan duka nestapa mereka. Pray for Purworejo dan Banjarnegara. [AA Syifai SA]