April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Anak Perempuan Paling Terdampak Pengaruh Buruk Medsos

2 min read

Penelitian terbaru menyimpulkan adanya hubungan antara bermain media sosial dan gejala depresi pada kelompok usia remaja.

Tim peneliti mengungkapkan hubungan antara penggunaan media sosial dan gejala depresi pada anak saat berusia 14 tahun lebih memengaruhi kondisi mental remaja perempuan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal EClinicalMedicine merilis ikhtisar tersebut.

“Ada perbedaan yang mengkhawatirkan,” kata Yvonne Kelly, seorang profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat di University College London di Inggris.

Anak perempuan, kata Kelly, menggunakan media sosial lebih lama dari anak lelaki.

Hasil penelitian menuliskan, anak perempuan bermain media sosial selama lebih dari lima jam dalam sehari. Sementara itu, anak laki-laki menggunakan media sosial maksimal tiga jam setiap hari.

Alhasil, hasil penelitian pun memperlihatkan adanya peningkatan 50 persen risiko depresi pada anak perempuan dibandingkan anak lelaki.

Peneliti menganalisis data dari 10.940 partisipan anak berusia kisaran 14 tahun yang lahir antara tahun 2000 dan 2002.

Data tersebut diperoleh dari dokumentasi UK Millenium Cohor Study, termasuk informasi dan kuesioner mengenai gejala depresi remaja serta penggunaan media sosial.

Gejala depresi dicatat sebagai skor. Lalu, para peneliti mengamati remaja yang memiliki skor tinggi atau rendah.

Peneliti menemukan, rata-rata anak perempuan memiliki skor gejala depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki.

Para peneliti juga menemukan bahwa anak perempuan dilaporkan lebih banyak menggunakan media sosial daripada anak laki-laki.

Lebih kurang 43,1% anak perempuan mengatakan mereka menggunakan media sosial selama lebih dari tiga jam per hari, dibandingkan 21,9% anak laki-laki.

Ketika meneliti perbedaan antara anak perempuan dan anak laki-laki yang menghabiskan jumlah waktu yang sama di media sosial, para peneliti menemukan, hubungan yang lebih kuat antara penggunaan media sosial dengan gejala depresi pada anak perempuan.

Data menunjukkan bahwa untuk remaja yang menggunakan media sosial selama tiga hingga lima jam, 26% anak perempuan dan 21% anak laki-laki, memiliki skor gejala depresi lebih tinggi daripada mereka yang menggunakan media sosial hanya sekitar satu dan kurang dari tiga jam sehari.

“Untuk anak perempuan dan laki-laki, semakin banyak media sosial yang mereka gunakan, semakin besar kemungkinan mereka memiliki masalah kesehatan mental, tetapi tidak banyak penelitian yang mampu menjelaskan hubungannya,” urainya.

“Kami melihat empat penjelasan potensial secara bersamaan. Ini adalah makalah pertama. Kami melihat empat hal, yakni kebiasaan tidur, cyberbulling, aktivitas daring, dan citra diri,” bebernya.

Dia menunjukkan empat hal tersebut terkait dengan rentan mengalami depresi.

Aktivitas selama berseluncur di internet, kata dia, memberikan pengalaman terkait penggunaan media sosial.

Dia juga menjelaskan, Anak-anak yang mengalami kurang tidur dan memiliki pengalaman cyberbulling paling berpeluang mengalami gejala depresi.

Namun, dia mengakui bahwa studi ini masih memiliki beberapa keterbatasan, termasuk temuan hanya menunjukkan korelasi antara gejala depresi dan penggunaan media sosial, bukan hubungan sebab akibat.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah remaja yang memiliki gejala depresi lebih cenderung menggunakan media sosial atau sering menggunakan media sosial yang mengarah ke gejala depresi.[]

Advertisement
Advertisement