Anaknya Meninggal Karena Tabrak Lari, PMI Asal Sukabumi Menuntut Keadilan dari Luar Negeri
SUKABUMI – 19 hari sudah Dewa alias Fadil (13), dimakamkan tak jauh dari rumahnya di Kampung Cikawung RT 04/02 Desa Cibodas, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Remaja malang ini tewas setelah terlibat kecelakaan maut di Jalan Raya Cibitung – Surade, Sabtu malam 24 November 2018 Silam.
Dinukil dari Sukabumi Update, Dewa adalah korban tabrak lari, karena sopir truk yang menghantam motor yang sedang ditumpanginya bersama Faisal (14) hingga hari ini belum tertangkap. Dewa menderita luka parah dan sempat dilarikan ke rumah sakit Jampang Kulon, meninggal sehari kemudian, sementara rekannya Faisal (pemilik motor) selamat walaupun mengalami luka berat.
Polisi kesulitan memburu sopir dan truk yang menabrak kedua remaja ini, karena minimnya informasi terkait identitas mobil. Rekan rekan korban yang juga mengendarai motor saat kejadian sempat memburu mobil tersebut tak berhasil karena kondisinya malam, dan mereka memilih balik kanan ke lokasi untuk menolong Dewa dan Faisal.
“Saya berharap sopir truk itu segera menyerahkan diri, karena dia sudah menghilangkan nyawa anak saya,” jelas Linawati (39) ibunda Dewa (korban), Kamis (13/12/2018), melalui aplikasi pesan facebook kepada Sukabumi Update.
Lina saat ini tengah mengadu nasib di Dubai, Arab Saudi sebagai pekerja migran Indonesia (PMI). Lina sangat terpukul dengan kematian putra bungsunya ini, karena demi masa depan Dewa adalah alasan utama ia harus memeras keringat di negeri orang.
“Saya sudah 1,5 tahun bekerja di Dubai Arab Saudi. Sa” ujar Lina.
Lina mengaku sudah mengikhlaskan peristiwa tersebut. Namun ia berharap hukum bisa menemukan sopir truk maut yang sudah membuat Dewa meninggal dunia.
“Sebelum saya berangkat ke Saudi, Dewa sempat ngomong bahwa ia ingin melihat ibu dan bapaknya kembali bersatu seperti dulu,” sambungnya.
Lina memang sudah berpisah dengan suami (bapaknya Dewa). Saat Lina merantau ke Saudi, Dewa tinggal bersama neneknya karena bapaknya sudah menikah lagi dengan perempuan lain.
Kesedihan dan kemarahan Lina atas kematian anak bungsunya ini, terlihat dari update statusnya di media sosial (facebook), sejak kejadian dan kematian Dewa hingga hari ini. Lina bahkan sempat menumpahkan kemarahannya dalam status facebook.
“2 mnggu ankq sdh meninggalkn dunia’tpi airmta Ku sllu menetes disetiap Ku bersujud ya alloh. Knp disaat aku gk ada sma bpnya dia tiada y alloh,” tulis Lina di wall fb nya tanggal 8 Desember 2018 silam.
Hampir setiap hari Lina menuliskan doa hingga kekesalannya terhadap pelaku tabrak lari. Ia juga sempat berupaya mencari tahu perkembangan kasus kematian anaknya ke kantor polisi.
“Saya pernah nelpon ke Polsek Surade sampe tiga kali, tapi nggak diangkat-angkat.”
Ia berharap, polisi segera menemukan pelaku tabrak lari anaknya, demi keadilan hukum.
“Saya ikhlas tapi tetap ini kasus hukum karena pelakunya sengaja kabur. Membiarkan anak saya tergeletak dipinggir jalan hingga akhirnya meninggal saat dirumah sakit. Pelakunya harus dihukum,” pungkasnya. []