April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Awalnya Terjerat Hutang dan Dibully Setelah Diviralkan di Media Sosial, Kini Ika Berhasil Keluar dan Memiliki Penghasilan Menjanjikan

2 min read

JEPARA – Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan hutang piutang sudah menjadi kelaziman peradaban. Tak hanya manusia sebagai pribadi, bahkan level negara pun juga memiliki hubungan hutang piutang.

Di jaman sosial media seperti sekarang ini, cara menagih hutang yang membuat seseorang benar-benar dipermalukan di hadapan jutaan warganet pun menjadi tradisi disaat pembayarannya macet sekian waktu lamanya dari tempo yang dijanjikan, kemudian menghilang.

Peristiwa tersebut pernah menimpa seorang perempuan bernama Ika Dewi Prihasanti, yang saat ini menjadi pengusaha APG Laundry, warga Desa Randu Gede, RT 05 RT 03 Pengkol Jepara Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu.

Mengutip pemberitaan Beta News, Ika membagikan pengalamannya dari saat menghadapi bullyan tetangga, teman hingga masyarakat sampai dia berhasil keluar dari permasalahan.

Dia menceritakan awal mula dirinya mendirikan usahanya itu. Dia mengaku nekat medirikan suaha laundry, meski tak memiliki modal sepeserpun. Hal itu harus dia lakukan, karena dirinya terjerat hutang.

Sebelum mendirikan usaha laundry, sekitar enam tahun lalu, Ika berjualan tas dan makanan secara online. Dia mendapat modal dari temannya. Namun naas, dia tertipu dan tak bisa mengembalikan modal yang ia pinjam.

“Saya usaha online jualan tas dan jajanan, tapi gagal. Saya kena tipu saat beli tas, sudah saya transfer malah barangnya tidak datang. Ditambah teman saya yang memberi pinjaman uang bilang saya penipu karena belum bisa bayar,” tutur Ika.

Bahkan, melalui media sosial, temannya memberitahukan kepada banyak orang jika dirinya penipu. Setelah tersebar, Ika pun menjadi bahan olok-olokan teman, saudara hingga tetangganya. Bahkan bapaknya tidak suka kepada dirinya karena memiliki banyak hutang dan dicap sebagai penipu.

Mata Ika tiba-tiba memerah dan air matanya tak terbendung, saat menceritakan masa sulit yang dia alami bersama suami dan anaknya. Ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Di tahun yang sama, suaminya terkena PHK dari tempat bekerja. Di masa sulit itu, untuk makan saja harus bergantung pada neneknya. Dan untuk membeli popok anaknya, dia meminjam uang ke ibunya.

“Makan ikut nenek, beli popok pinjem sama ibu. Hingga tahun 2019, saya berpikir untuk tidak hutang. Kemudian saya mendapat saran dari teman untuk membuka laundry. Dan saya memberanikan diri mengambil hutang di Pegadaian untuk modal,” tutur Ika sesenggukan.

Agar mendapat pinjaman uang dari Pegadaian, Ika perlu meyakinkan suaminya agar mengizinkan dirinya menggadaikan maskawin. Akhirnya dia mendapat izin dan mendapat pinjaman uang dari Pegadaian Rp 3 juta.

“Setelah menggadaikan maskawin, kemudian saya gunakan untuk membeli mesin cuci dan kebutuhan lain. Awal usaha sangat repot, punya anak masih bayi, jadi saya harus sabar,” tutur Ika.

Ia mempromosikan usaha laundrynya dengan cara menyebar brosur. Ika juga menerima jasa antar-jemput bagi yang tidak sempat mengantar pakaian. Saat ini usahanya semakin berkembang dan memiliki dua karyawan. []

Simak Videonya

Advertisement
Advertisement