Awas ! Jangan Terjerat Strategi Monkey Business, Pasti Buntung
ApakabarOnline.com – Maraknya tren musiman yang muncul secara tiba-tiba seperti kepopuleran janda bolong, gelombang cinta, batu akik, ikan louhan dan arisan bodong mengindikasikan fenomena monkey business.
Monkey business sekilas merupakan strategi bisnis yang memanfaatkan kepercayaan untuk mengambil keuntungan dari kerugian para korbannya.
Tren musiman biasanya sudah diatur oleh pelaku monkey business. Mereka akan menciptakan suatu tren yang digemari banyak orang hingga mereka bisa melepaskan persediaan barang mereka di pasaran dengan harga selangit.
Mereka yang mudah percaya dan diperdaya dengan tren musiman tersebut tak sungkan mengeluarkan uang untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari, padahal kenyataannya nilai barang tersebut semakin menurun.
Apa itu Monkey Business?
Monkey business bukan berarti bisnis hewan, melainkan bisnis yang mirip dengan perangai monyet, ketika sudah mendapatkan makanan atau keuntungan, kemudian akan lari atau kabur.
Monkey business erat kaitannya dengan strategi licik yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kerugian yang dialami orang lain.
Hal ini membuat praktik monkey business tergolong kotor dan seharusnya tidak boleh dilakukan oleh pelaku bisnis atau seorang pengusaha.
Kisah Monkey Business
Contoh analogi mengenai monkey business yang banyak beredar di masyarakat, mengisahkan seorang saudagar kaya raya di sebuah desa yang mengumumkan akan membeli monyet dengan harga Rp50.000 per ekor.
Desa tersebut kebetulan memiliki banyak monyet berkeliaran yang kerap memangsa tanaman para warga. Penduduk desa pun menangkapi monyet tersebut agar bisa dijual.
Setelah populasi monyet menurun, saudagar kaya tadi kembali menyatakan bersedia membeli monyet dengan harga Rp100.000 per ekornya.
Tentu saja warga desa antusias dan langsung memburu monyet-monyet yang tersisa. Hingga akhirnya, monyet di desa tersebut benar-benar punah.
Saudagar kaya itu pun makin berani membeli monyet dengan harga mahal, senilai Rp500.000 per ekor. Namun tidak ada warga yang berhasil menemukan monyet di desa mereka lagi.
Saat saudagar kaya tersebut pergi ke kota, asistennya menawarkan monyet yang sudah dikumpulkan tersebut dengan harga Rp350.000 kepada warga desa dengan iming-iming agar bisa menjual lagi dengan harga Rp500.000.
Warga pun beramai-ramai memborong monyet tersebut. Sayangnya, beberapa hari kemudian sang asisten dan saudagar kaya menghilang begitu saja.
Begitulah kebiasaan masyarakat Indonesia yang mudah tergoda dengan keuntungan besar tanpa memikirkan risikonya. Begitu jugalah perilaku pengusaha monkey business yang perlu diwaspadai.
Contoh Monkey Business
Praktik monkey business ini sebenarnya banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari meski sering tidak disadari. Itulah mengapa penting mempelajari cara kerja dan contoh dari monkey business di bawah ini.
- Arisan Bodong
Banyak kasus arisan bodong yang merugikan para membernya. Arisan bodong biasanya menggunakan skema ponzi, yang menawarkan keuntungan berlipat.
Pelaku sengaja memberikan keuntungan pada putaran pertama agar para membernya percaya dan mau mencari member baru lainnya.
Periode arisan berikutnya, pelaku akan meminta para member meningkatkan iuran arisannya. Ketika tidak ada lagi member baru yang terjerat, barulah pelaku melarikan diri.
- Batu Akik
Batu akik juga pernah menjadi barang ‘mewah’ secara mendadak. Banyak orang yang ingin memiliki batu akik, sehingga harganya pun menjadi naik tinggi.
Satu cincin batu akik bisa dihargai jutaan rupiah, sangat tidak sebanding dengan fungsinya yang hanya digunakan sebagai pajangan atau hiasan.
Kenaikan harga yang tidak rasional tersebut merugikan para pembeli dan menguntungkan segelintir pengusaha. Kini batu akik bahkan bisa dibeli di online shop dengan harga terjangkau.
- Ikan Louhan
Ikan louhan dahulu juga sempat booming dan paling diburu oleh banyak orang. Ikan yang punya kepala ‘jenong’ ini harganya sempat menyentuh puluhan juta untuk satu ekor.
Bahkan jenis Lou Han Golden Base pernah dibanderol dengan harga Rp40 juta per ekor. Padahal ikan louhan hampir sama dengan jenis ikan hias lainnya.
Hal ini tentu merugikan mereka yang rela membeli ikan louhan dengan harga yang mahal. Sementara harga pasaran ikan louhan hanya berkisar puluhan hingga ratusan ribu saja.
- Gelombang Cinta
Tren tanaman hias gelombang cinta atau anthurium juga pernah menghebohkan publik. Gelombang cinta saat itu menjadi barang mewah yang diincar oleh pencuri.
Saking banyaknya masyarakat Indonesia yang tiba-tiba memburu tanaman gelombang cinta, harga gelombang cinta naik hingga 10 kali lipat.
Bahkan untuk ukuran gelombang cinta yang besar dijual dengan harga 100 kali lipat. Padahal harga sebenarnya mulai dari Rp10.000 hingga Rp50.000 saja.
- Janda Bolong
Tanaman janda bolong atau monstera hampir sama dengan kasus gelombang cinta. Tanaman hias ini harga sebenarnya tidak sampai Rp100.000, namun kini bisa mencapai Rp100 juta.
Fungsi janda bolong juga sama dengan tanaman hias lainnya, yakni sebagai dekorasi dan meningkatkan kualitas udara di pekarangan rumah.
Namun dengan harga yang tidak masuk akal tersebut, bukan tidak mungkin bahwa kepopuleran janda bolong sudah diatur oleh sekelompok pelaku monkey business, apalagi janda bolong bukanlah tanaman langka yang susah dicari.
Nah, itulah informasi mengenai monkey business yang perlu kamu ketahui. Jangan terlalu latah dengan tren yang merebak secara tiba-tiba, karena biasanya akan cepat hilang juga secara mendadak. Monkey business juga akan terus muncul dalam kehidupan sehari-hari, tetap waspada ya! []
Sumber Indo Zone