Bagaimana Menjadi PMI Sektor Kelautan yang Prosedural dan Aman ?
3 min read
JAKARTA – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) melalui Direktorat Penempatan Awak Kapal Niaga Migran dan Awak Kapal Perikanan Migran (PAKNM AKPM) menggelar Sosialisasi Migrasi Aman, Prosedural dan Menangkap Peluang Kerja Luar Negeri pada Sektor Kelautan dan Perikanan di Kupang, Jumat (21/11/2025).
Hadir memberi sambutan sekaligus menjadi narasumber, Direktur PAKNM AKPM, Yayan Hernuryadin. Dalam sambutannya, Direktur Yayan mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan literasi migrasi aman bagi generasi muda, khususnya calon awak kapal niaga dan perikanan migran. Sektor maritim global menawarkan peluang kerja besar, dan awak kapal Indonesia telah diakui memiliki kompetensi serta etos kerja yang kuat.
“Untuk meraih peluang tersebut, diperlukan tidak hanya keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman mengenai prosedur migrasi yang aman dan legal, termasuk pemenuhan sertifikasi internasional dan literasi hukum sebagai pekerja migran. Sesuai amanah UUD 1945 dan arahan Presiden Prabowo, pemerintah berkomitmen mencegah segala bentuk eksploitasi serta memastikan pelindungan bagi seluruh pekerja migran Indonesia,” ungkap Direktur Yayan.
KP2MI, lanjutnya, terus meningkatkan tata kelola penempatan awak kapal secara legal, transparan, dan akuntabel, serta memperkuat literasi migrasi aman agar generasi muda terhindar dari jalur ilegal.
“Memilih agen resmi, mengikuti pelatihan, dan memahami hak serta kewajiban adalah kunci memasuki pasar kerja global secara aman,” jelas Yayan.
Hadir sebagai narasumber lainnya, Sekretaris Serikat Buruh Perikanan Indonesia (SBPI), Yohanes Gesriardo Ndahur yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban pemberi kerja dan penerima kerja.
“Teman-taman harus cek betul informasi lowongan kerja di luar negeri, zaman sudah canggih, sudah mudah mencari informasi yang benar. Jangan sampai pulang bekerja malah jadi korban TPPO, bisa-bisa pulang dalam peti mati,” ujar Yohanes.
Yohanes berharap, proses sosialisasi ini dapat memberi gambaran untuk teman-teman siswa dan mahasiswa yang ingin menjadi Pekerja Migran Indonesia di luar negeri.
“Kita apresiasi pemerintah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 yang memberikan perlindungan total dan menyeluruh kepada Pekerja Migran Indonesia,” tutup Yohanes.
Sementara itu, narasumber lainnya yaitu Maritime Corporate Recruiter PT MCS International (MCSI), Dwi David Aprianto Rajagukguk, mengatakan bahwa peluang di kapal ikan sangat lah besar.
“Peluang karir di kapal ikan sangat besar. Teman-teman bisa memulai dari posisi entry level di bagian dek, ke bagian mesin, hingga bagian steward. Untuk bekerja di kapal niaga yang dikelola oleh MCSI, terbagi menjadi lingkup domestik dan internasional. Untuk gaji kapal domestik, bisa mencapai 5-11 juta rupiah. Untuk kapal internasional, bisa mencapai 1.100-1.900 USD. Namun kemampuan bahasa Inggris sangat diperlukan,” jelas David.
Ditambahkan pula oleh Senior Executive Trainer Specialist and Recruitment PT MCS International, Intan Meilanya Alfailun, tentang persyaratan dan keuntungan apa saja jika bekerja sebagai awak kapal niaga internasional.
Narsumber terakhir yakni Direktur LPK Mandalika Maritime Center, Febrian Primananda Hariawan, yang menjelaskan tentang Peluang dan Tantangan SDM Pelaut di Nusa Tenggara Timur dalam Peningkatan Kompetensi Pelaut.
“Pelaut Indonesia merupakan aset penting bagi perekonomian negara, dengan kontribusi signifikan terhadap remitansi. Permintaan global yang terus meningkat memberikan peluang besar, namun juga menuntut peningkatan kualitas dan kompetensi agar dapat bersaing di pasar internasional. Pelaut harus punya ambisi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, meningkatkan kompetensi pelaut,” ungkap Febrian.
Hadir pula dalam kegiatan ini Pengantar Kerja Ahli Madya BP3MI Nusa Tenggara Timur (NTT), Muhammad Geo Amang; dan ratusan peserta yang terdiri dari siswa SMKS Kencana Sakti Kupang, SMKS Pelayaran Lasiana Kupang, SMKS Maritim Nusantara Kupang, SMKS Kelautan Mentari, SMKN 7 Kupang, serta mahasiswa Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang. Juga turut hadir dari Disnakertrans Provinsi NTT dan Disdikbud Provinsi NTT. []
