Bahaya Penggunaan Atap Berbahan Asbes Bagi Kesehatan

JAKARTA – Asbes merupakan jenis material bangunan yang digunakan sebagai atap rumah di Indonesia. Harganya yang murah, beratnya yang ringan, dan pemasangannya yang mudah membuat asbes masih digunakan hingga saat ini.
Atap asbes terbuat dari mineral silikat yang berserat lembut. Material ini tahan panas, listrik dan korosi. Meski memiliki banyak keunggulan, akan tetapi keamanan material ini mulai diragukan. Benarkah atap asbes berbahaya bagi kesehatan?
Melansir situs NSW Health (09/5/2025), menghirup serat asbes dapat menimbulkan efek berbahaya jangka panjang bagi kesehatan, seperti asbestosis, kanker paru-paru, dan mesothelioma. Semakin banyak serat yang terhirup, semakin tinggi pula risiko terkena penyakit-penyakit ini. Risiko ini bahkan dapat lebih parah jika yang terhirup adalah seorang perokok.
Serat asbes menjadi ancaman jika tersebar di udara dan terhirup saat kita bernapas. Meski demikian, kebanyakan orang terpapar dalam jumlah kecil saat menjalani rutinitas harian mereka dan tidak mengalami dampak kesehatan yang signifikan secara langsung. Dampak kesehatan akan dirasakan setelah 20 hingga 30 tahun setelah terpapar serat asbes pertama kali.
Orang yang paling rentan terhadap bahaya asbes adalah mereka yang bekerja di industri terkait asbes atau memiliki hubungan keluarga dekat dengan pekerja semacam itu. Mereka yang terpapar debu udara dengan tingkat tinggi dari proses atau pakaian pekerja juga berisiko tinggi.
Meski demikian, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh asbes sebagai atap rumah tetap ada walaupun kecil. Lembaran asbes yang rusak dan memisahkan tiap seratnya tetap dapat menimbulkan risiko kesehatan yang tinggi.
Kanker paru-paru menjadi penyebab kematian terbesar terkait dengan paparan asbes. Insiden kondisi kanker paru-paru pada orang yang secara langsung terlibat dalam penambangan, penggilingan, pembuatan dan penggunaan asbes dan produk-produknya jauh lebih tinggi ketimbang kondisi umum.
Batuk, perubahan pernapasan, sesak napas, nyeri dada persisten, suara serak, dan anemia adalah gejala kanker paru-paru akibat paparan asbes. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Oregon State University, menyebutkan kalau pekerja asbes yang merokok bisa 90 kali lebih mungkin mengembangkan kanker paru-paru daripada orang yang tidak merokok dan tidak terpapar asbes.
Untuk melindungi diri dari paparan asbes, tindakan pencegahan penting harus diambil. Gunakan masker dan segera buang asbes yang rusak dan hancur. Selain itu, semprotkan air ke lembaran asbes untuk mencegah debu, tanah, atau serat beterbangan di udara. Tutup asbes dengan plastik jika memungkinkan, hindari akses anak-anak dan hewan peliharaan, serta gunakan prosedur pembersihan basah. []