Banjir Bandang Terjang Wilayah Batu dan Malang, Menelan Belasan Korban
MALANG – Setelah sejak beberapa jam sebelumnya hujan dengan intensitas sangat lebat mengguyur wilayah Batu dan Malang, banjir bandang tetiba terjadi dan pertama kali terlihat menerjang Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur hingga Kamis (04/11/2021) sore.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu memastikan ada lima titik lokasi terdampak banjir bandang pada Kamis ini. Seorang korban yang sebelumnya dikabarkan hilang telah berhasil dievakuasi.
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengatakan, banjir bandang di Kota Batu terjadi pada pukul 14.00 WIB saat hujan dengan intensitas sedang mengguyur daerah tersebut. Lima titik terdampak langsung bencana alam tersebut.
Lima titik lokasi banjir bandang di Kota Batu itu yakni di Dusun Sambong dan Dusun Beru, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji. Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu. Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji dan Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Batu.
Dua warga meninggal dalam banjir bandang di Kota Batu. Sementara empat warga lainnya masih dinyatakan hilang.
Berdasarkan update data yang dirilis BPBD Kota Batu pukul 23.30 WIB, korban meninggal yang pertama bernama Wiji, seorang perempuan warga RT 06 RW 04, Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji. Yang kedua adalah pria berusia sekitar 60 tahun. Identitasnya belum diketahui.
“Dua warga meninggal dunia, terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki,” kata Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu kepada wartawan.
Agung menambahkan, ada empat warga lain yang hingga kini belum ditemukan keberadaannya setelah banjir bandang. Mereka yakni Sarip dan Tokip warga Desa Bulukerto, Adi Wibowo warga Kelurahan Sisir, dan Wakri warga Desa Giripurno.
“Untuk jumlah korban akan terus kami update dan saat ini masih dalam proses pencarian,” imbuhnya.
Agung menambahkan, banjir bandang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Batu sejak Kamis siang. Ada 6 titik yang dilanda banjir bandang.
“Sampai dengan saat ini masih dilakukan penanganan dan evakuasi korban terdampak,” imbuhnya.
Sementara untuk korban selamat dalam banjir bandang berjumlah enam orang. Yang pertama Bayu Agung Setiawan warga Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Ia dibawa ke Puskesmas Bumiaji. Lalu Saiful warga Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Kemudian Fainis (31), warga Sumbersari, Desa Giripurno. Ia luka-luka dan dibawa ke Puskesmas Bumiaji.
Keempat Linda Ariesta (36), warga Dusun Kajar, Kecamatan Bumiaji. Ia luka-luka dan dibawa ke Puskesmas Bumiaji. Berikutnya Muhoratul Jannah (22), warga Jalan Samadi Kota Batu. Ia juga luka-luka dan dibawa ke Puskesmas Bumiaji.
Terakhir M Arif (31) warga Jalan LA Sucipto 22/B Malang. Ia luka-luka dan saat ini dirujuk ke RS Prasetya Husada Karang Ploso.
Sampai ke Kota Malang
Ratusan warga di sejumlah wilayah di Kota Malang terpaksa mengungsi dari rumah pada Kamis malam. Sebab tempat tinggal mereka terendam air bercampur lumpur, dampak dari banjir Kota Batu yang lebih dulu terjadi pada sore harinya.
Kampung Putih di Rampal Celaket jadi salah satu yang cukup terdampak banjir di Malang. Hampir 200 kepala keluarga mengungsi sementara di aula Taman Wisata Senaputra. Dari pantauan, di kampung ini sebuah rumah hanyut terbawa banjir dan dua rumah rusak berat.
“Rumah saya hanyut karena dihantam banjir lumpur disertai kayu besar,” kata Rohman, seorang warga RT 7, Kampung Putih Rampal Celaket, Kota Malang, Kamis, 4 November 2021.
Musibah itu terjadi tepat sebelum adzan magrib berkumandang. Rohman ketika itu hendak mandi di toilet umum yang berada di tepi sungai. Ia urung mandi, bergegas lari menyelamatkan diri begitu melihat air bercampur lumpur dan kayu cepat meluap masuk ke permukiman.
Pria berusia lebih dari 60 tahun yang sehari – hari bekerja sebagai tukang becak ini mengaku kehilangan uang sebesar Rp 3 juta. Tabungan hasil jerih payahnya yang disimpan di dalam rumah turut hilang bersama rumahnya yang hanyut ke sungai.
“Langsung lari saja, baju yang saya pakai ini tadi juga diberi tetangga. Uang simpanan itu satu-satunya harta saya,” ucap Rohman yang tinggal seorang diri di rumahnya.
Kampung Putih tepat berada di tepi Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Bagi warga, luapan air beserta lumpur ke permukiman dengan ketinggian hampir sekitar 1 meter ini kali pertama terjadi setelah sekian tahun. Peristiwa serupa terakhir kali terjadi pada 2001 silam.
Erni, Ketua RT 6 Kampung Putih, mengatakan sejak sore hari debit air sungai sudah menunjukkan ada kenaikan. Namun warga tak menyangka bakal menimbulkan dampak yang cukup besar. Warga memilih mengungsi karena khawatir banjir susulan kembali terjadi.
“Kalau di atas (Kota Batu) hujan deras dan banjir lagi, kami khawatir terjadi banjir susulan. Sementara di pengungsian hingga benar – benar aman,” ucap Erni.
Ratusan warga Kota Malang yang mengungsi terdampak banjir Kota Batu itu sebagian besar tinggal di dekat bantaran DAS Brantas. Selain Kampung Putih, wilayah terdampak yakni di Bugenfil di Jatimulyo, Muharto, Samaan dan beberapa titik lainnya. []