Banjir dan Longsor Sumatra Dampak Kebijakan yang Rusak
2 min read
JAKARTA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR Ahmad Muzani menilai bencana banjir dan longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat berpotensi disebabkan oleh kebijakan yang merusak lingkungan.
Ia mengatakan hal ini usai melihat gambar maupun video yang beredar di media sosial.
“Kalau dilihat dari gambar-gambar memang besar kemungkinan ada dampak dari kebijakan-kebijakan yang melakukan kerusakan terhadap lingkungan sehingga akibatnya sampai sekarang kita rasakan,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Muzani mengataka bencana di Sumatra harus menjadi bahan evaluasi pemerintah dalam menyusun kebijakan yang bersahabat bagi lingkungan.
“Saya harap bencana ini bisa menjadi pelajaran sangat penting bagi para pemangku dan pengambil kebijakan di bidang lingkungan agar ini segera-segera ditangani sehingga untuk jangka waktu ke depan ini bisa menjadi bahan evaluasi,” kata Muzani.
Jumlah korban meninggal dunia imbas bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat atau Sumbar, dan Sumatera Utara alias Sumut bertambah menjadi 604 orang. Selain itu, 464 orang hilang, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB per Senin (1/12/2025) pukul 17.00 WIB.
Korban meninggal dunia di Aceh mencapai 156 orang, Sumatera Utara 283, dan Sumatera Barat 165. BNPB juga melaporkan tingkat kerusakan yang disebabkan banjir dan longsor yakni 3.500 rumah rusak berat, 4.100 rumah rusak sedang, serta lebih dari 20.500 rumah mengalami kerusakan ringan.
Jumlah infrastruktur publik yang terkena dampak di antaranya 271 jembatan dan 282 fasilitas pendidikan. Presiden Prabowo Subianto memastikan bantuan untuk korban banjir di Aceh, Sumut, dan Sumbar terus disalurkan melalui udara, ke sejumlah daerah yang sulit dijangkau melalui darat.
“Di Sumatera Utara, beberapa kabupaten masih sulit dijangkau; beberapa masih belum dapat diakses melalui darat, tetapi kita dapat mengunjunginya melalui udara dengan helikopter dan pesawat. Begitu pula di Aceh,” ujar Prabowo saat meninjau lokasi bencana banjir di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025).
Prabowo menyatakan bahwa kondisi di beberapa daerah mulai membaik. Di Sumatera Barat misalnya, ia menerima laporan bahwa pasokan listrik telah pulih hampir 100%, sementara perbaikan jaringan air bersih dan pembangunan jembatan darurat sedang dipercepat. Pemerintah juga memastikan bantuan akan diberikan bagi warga yang rumahnya rusak akibat banjir dahsyat itu.
Presiden Prabowo menegaskan, seluruh upaya penanganan bencana dilakukan dengan mengutamakan kepentingan rakyat. Sebelum mengunjungi Padang Pariaman, Presiden Prabowo lebih dulu mengunjungi para penyintas banjir di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, dan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Ia memastikan pemerintah akan mempercepat pembangunan akses darurat dan membangun kembali jembatan permanen di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pemerintah masing-masing ketiga provinsi itu telah menetapkan status tanggap darurat bencana, berlaku mulai 28 November hingga 11 Desember untuk Aceh, 27 November hingga 10 Desember untuk Sumatera Utara, dan 25 November hingga 8 Desember untuk Sumatera Barat. []
