Bapak Meninggal, Ibu yang Pergi Menjadi PMI Hilang Tanpa Kabar, Balita Bernama Arini Berjuang Hadapi Penyakit Langka yang Dideritanya
JAKARTA – Menyayat hati, kehidupan keluarga pekerja migran Indonesia tidaklah selalu semewah yang tampak di foto sosial media. Dibalik kemewahan dan gaya glamour, seringkali tersimpan penderitaan yang tersembunyi.
Seperti yang dialami oleh anak PMI asal Rancaekek Kabupaten Bandung ini.
Usianya masih empat tahun, nama lengkapnya Arini Supriatna. Sejak masih belum genap setahun, Arini harus menjadi anak yatim lantaran ayah kandungnya meninggal dunia. Tak lama berselang, Arini hidup dengan dititipkan ke orang tua angkatnya pasangan suami istri Dede dan Supriatna lantaran ibu kandungnya berpamitan bekerja ke luar negeri menjadi PMI di akhir tahun 2019.
Namun ironisnya, sejak berpamitan hingga saat berita ini diturunkan, sang ibu kandung Arini tidak pernah sama sekali berkirim kabar, terlebih lagi berkirim uang. Sedangkan kondisi Arini dengan kelainan yang dia miliki sangat memerlukan banyak biaya untuk pengobatan.
Secara medis, Arini divonis mengidap Apert Syndrome dan Apert Hand Bilateral Asymmetry yaitu kelainan atau cacat bawaan yang diturunkan secara genetik. Biasanya, sindrom ini ditandai dengan menutupnya tulang tengkorak bayi baru lahir yang terlalu cepat atau yang disebut sebagai craniosynostosis.
Arini tumbuh dengan kelainan pada kepala dan tangannya yang tumbuh tidak sempurna. Selain itu, jari-jari tangannya tampak tidak simetris.
Selama dirawat oleh ibu Dede dan bapak Supriatna, Arini belum pernah mendapatkan bantuan. Padahal, Arini harus melakukan pemulihan dari penyakitnya dengan nominal yang lumayan mahal.
Akhirnya usaha ibu Dede menemui titik terang, ia mengetahui ada unit kemanusiaan Jabar Quick Response dari Google.
Setelah itu, ia menghubunginya dan hari ini bisa bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sekaligus diberikan bantuan.
“Saya saat ini bersama salah satu warga Jawa Barat Arini Supriatna usia 4 tahun, punya penyakit dan permasalahan di kepalanya, sehingga berdampak pada perkembangan fisiknya,” kata Ridwan Kamil, Selasa (11/10/2022).
“Yang mengharukan, ia ditinggalkan oleh ibu kandungnya entah ke mana. Karena bapaknya sudah meninggal dunia, Arini diasuh oleh pak Supriatna dan ibu Dede di sebuah tempat di Rancaekek,” kata Ridwan Kamil. []