December 22, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bekerja ke Hong Kong, Sejak Tahun 2009, Sartini Tak Pernah Komunikasi Dengan Bapaknya

3 min read

KARANGANYAR – “Angsale mboten wonten kabare niku pun 12 tahun sepriki (Sudah tidak ada kabarnya itu sudah 12 tahun sampai sekarang) “ tutur Mbah Karno mengawali percakapannya dengan ApakabarOnline.com, kemarin (29/08/2021) siang.

Mbah Karno, kakek 73 tahun warga Dusun Segorogunung Desa Nglerak Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar  Provinsi Jawa Tengah ini merupakan ayah dari Sartini, perempuan kelahiran tahun 1978 yang oleh keluarganya sampai saat ini diketahui masih bekerja di Hong Kong.

Pertemuan terakhir Sartini dengan ayahnya meninggalkan bekas yang tidak akan mungkin bisa dilupakan. Bagaimana tidak, kedatangan Sartini tahun 2009 dari Hong Kong dalam kondisi hamil tua diluar pernikahan yang diakui oleh undang-undang yang berlaku di Indonesia.

Kiyambake ngakeni angsale ngandut niku tirose kaleh tiyang jaler saking Pakistan (dia mengakui, telah hamil dengan pria Pakistan).” tuturnya.

Sebelum bekerja ke Hong Kong, Sartini pernah menikah dengan warga Boyolali, namun kandas ditengah jalan hingga secara resmi pada tahun 2006, Sartini menyandang status janda tanpa anak.

Sejak status janda dia sandang, Sartini kemudian membulatkan tekad merantau ke Hong Kong.

Riyen pamite badhe padhos rejeki, dhamel masa depan, dhamel nyukupi betah kulo lan ibune yen sampun tuwo mboten saget menopo menopo (dulu pamitnya bekerja ke Hong kong untuk masa depan, agar bisa mencukupi segala kebutuhan kedua orang tua disaat kondisinya sudah tidak bisa berbuat apa-apa)” lanjutnya.

Diluar dugaan Mbah Karno dan almarhum Mbah Mijah (ibunda Sartini), tiba-tiba tanpa ada kabar sebelumnya, Sartini pulang dalam kondisi hamil tua, hingga beberapa bulan kemudian, pada April 2009, Sartini melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Andika Pratama Ilyas.

Ilyas niku tirose Sar, namine tiyang Pakistan sing ngetengi (Ilyas itu katanya nama orang Pakistan yang menghamili)” tuturnya.

Dari saat usia Andika masih tiga bulan, Sartini berpamitan kembali bekerja ke Hong Kong untuk masa depan dia dengan Andika dan masa depan kedua orang tuanya. Sartini menitipkan Andika agar diasuh oleh Mijah dan Karno, kedua orang tuanya.

Tekanan sosialpun mulai terasa, slentingan predikat “anak haram” menemani tumbuh kembang Andika di masa kecilnya. Hal tersebut diperparah dengan menghilangnya Sartini dari keluarga setelah sekali sempat mengabarkan dirinya telah sampai di Hong Kong dan sekali pernah mengirimkan uang melalui Sartono kakaknya sebesar Rp. 2 juta di tahun 2010.

Sejak saat itu, Sartini hilang bak ditelan bumi. Sartonopun berusaha mencari kabar adiknya dengan berbagai cara. Mulai dari lapor ke Dinas tenaga kerja, mendatangi orang pintar, hingga bertanya ke beberapa teman Sartini yang dia kenal. Bahkan sampai saat Ibunya meninggal dunia pada tahun 2015 kemarin, keluarga juga tidak bisa menghubungi Sartini lantaran tidak ada yang mengetahui kontaknya.

Namun pencarian Sartono terhadap Sartini terhenti di tahun 2019, lantaran orang yang dimintai tolong, sejak saat itu menjadi jarang libur keluar karena situasi di Hong kong sering ada unjuk rasa. Setelah itu, keadaan semakin sulit, karena pandemi corona mulai melanda Hong Kong dan pergerakan PRT asing diluar rumah menjadi sangat dibatasi.

Belum sempat berhasil menemukan adiknya, Sartono harus berpulang menghadap Illahi, saat pandemi corona melanda Indonesia. Sartono meninggal dunia pada Juni 2021 kemarin di Jakarta.

“Terakhir tahun 2019 kemarin mas, Sar, adik saya masih ada di Hong Kong. Informasi itu saya dapat dari temannya yang pernah beberapa kali melihat dia di daerah pasar Sham Shui Po” tutur Dewi, istri almarhum Sartono atau kakak Ipar Sartini.

Kepada ApakabarOnline.com, Dewi mengatakan, teman Sartini yang membantu mencari sebenarnya sempat menemukan jejak Sartini, dari mulai akun sosial media, hingga nomor HP. Namun setelah akun dan nomer tersebut dihubungi untuk memastikan, tiba-tiba Sartini menghilang kembali, berikut akun dan nomor HP tidak bisa lagi diakses.

Saat ini, Andika, anak semata wayang Sartini telah berusia 12 tahun dan pada tahun ajaran ini, Andika dimasukan ke sebuah Pondok Pesantren di Ponorogo tanpa biaya dan menjadi anak asuh di Pondok tersebut.

Melalui ApakabarOnline.com, Karno dan Dewi berharap, siapapun yang membaca kabar ini dan mengetahui jejak Sartini, dimohon dengan segala kerendahan hati segera menghubungi keluarga Sartini melalui redaksi.

“Kulo nyuwun tulung mas, sak derenge Gusti Allah mendhet nyowo kulo, kulo kepingin anak wadon kulo eleng kaleh tiyang sepahe, eleng kaleh anake, terus wangsul teng mriki. Kulo mboten ngarep-ngarep bondo dunyo, kulo namung ngarep-ngarep keslametan, anak kulo saget wangsul. Sepindah maleh, kulo nyuwun tulung nggeh mas, panjenengan padosne anak kulo” pungkasnya. []

Advertisement
Advertisement