April 26, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Bencana Banjir, Longsor dan Angin Mulai Melanda Indonesia

4 min read

 

Bencana alam terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari banjir, longsor, hingga angin puting beliung. Mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa Indonesia adalah daerah yang rawan bencana alam sehingga harus selalu siap untuk mengantisipasinya.

Bencana terparah terjadi di Pacitan. Empat orang tewas akibat tanah longsor yang menimpa tempat tinggal mereka, sementara ratusan lainnya terpaksa mengungsi akibat rumah mereka terendam air setinggi 30-50 meter.

Hujan deras yang melanda mulai Jumat (7/12/2018) sore hingga Sabtu (8/12) pagi, menurut Bupati Pacitan, Indartato, kepada Tempo.co, mengakibatkan meluapnya Kali Jelok–anakan Kali Grindulu yang bermuara di Pantai Pancer Door.

Luapan air, ditambah arusnya yang deras, menjebol tanggul di Dusun Jarum, Desa Sukoharjo. Akibatnya air setinggi 30-50 cm merendam beberapa dusun di Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Kebonagung.

Air yang merendam memaksa 236 orang untuk mengungsi dari rumah mereka ke tempat yang lebih aman.

Tanah longsor yang terjadi pada saat bersamaan dengan banjir mengakibatkan empat korban tewas. Para korban–Misgiman (62), Sogirah (46), Bogiyem (72), dan Katinem (58)–adalah keluarga yang tinggal dalam satu rumah di Dusun Jambu, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kebonagung. Jenazah mereka telah dievakuasi.

Viva.co.id mengabarkan (8/12), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur langsung bergerak untuk melakukan mitigasi bencana dengan mengirimkan bantuan berupa Personil Tim Reaksi Cepat BPBD 10 orang, makanan siap saji 300 kaleng, karung glangsing 2.000 lembar, alat kebersihan, baju layak pakai, beras, dan mi instan.

BPBD mendapat bantuan mulai dari TNI, Polri, Basarnas, hingga relawan untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir dan longsor. Ada lebih dari 200 personel yang terlibat, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.

Sejak Sabtu (8/12) siang, menurut Indartato, hujan sudah reda dan para pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing.

Kepada IDN Times, ia menyatakan bahwa aparat pemerintah setempat akan segera membersihkan daerah yang terkena dampak banjir dan longsor selama 1-2 hari. Sementara perbaikan tanggul yang jebol, menurut sang Bupati, membutuhkan waktu kira tujuh hari.

Pemerintah Kabupaten Pacitan juga akan segera menormalisasi aliran sungai untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih besar

Pacitan memang termasuk wilayah yang rentan banjir dan longsor. Tahun lalu, ribuan rumah terendam banjir dan 25 orang tewas ketika Siklon Cempaka melanda daerah bagian selatan Pulau Jawa.

Longsor yang mengambil korban jiwa juga terjadi di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali. Sama seperti di Pacitan, dikabarkan Antaranews (8/12), empat orang yang tewas di Gianyar juga berasal dari satu keluarga, yaitu Lintang Ayu Widimerti (32), Putu Deta (6), Made Adin Aditya Palguna (4), dan Nyoman Adi Anggara Palguna (2).

Sang ayah, Made Oktara Dwi Palguna (30) berhasil diselamatkan meski tubuhnya penuh dengan luka.

Pada saat bersamaan, hujan lebat juga membuat Tukad Badung dan Tukad Mati di Denpasar, Bali, meluap sehingga menyebabkan air setinggi 1-1,5 meter menggenangi sebagian kota.

Kelurahan Padangsambian, Denpasar Barat, menjadi daerah yang terkena dampak parah. Demikian menurut Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Denpasar, Gde Merdawa, kepada Kompas.com (8/12).

Kemiringan dan ukuran drainase yang tidak sesuai ketentuan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Denpasar, ditambah sampah, menurut Merdawa, menjadi penyebab terus berulangnya banjir di kota wisata itu setiap tahun. Tahun ini malah yang kedua kali setelah Januari lalu.

“Perencanaan drainase perlu di-review secara menyeluruh sehingga masterplan drainase ke depan terprogram sesuai standar PUPR Kota Denpasar,” tegas Merdawa.

Sepanjang pekan lalu, banjir juga terjadi di beberapa kabupaten di Provinsi Aceh dan Bangka Belitung.

Manajer Kampanye Pangan, Air, dan Ekosistem Esensial Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Wahyu A. Perdana, mengingatkan bahwa “air akan selalu kembali ke rumahnya”.

Maksudnya, seperti dijelaskan kepada Antaranews, banjir akan terus terjadi jika ruang air diambil, resapan tanah buruk, dan pembangunan hanya memikirkan aspek teknis, tidak memikirkan aspek lingkungan.

Sebenarnya, kata Wahyu, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dan peta kerawanan bencana sudah ada di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Namun kerap tidak dihiraukan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

 

Bogor minta Rp15 miliar

Sementara itu, Pemerintah Kotamadya Bogor, Jawa Barat, meminta bantuan sebesar Rp15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk merehabilitasi rumah-rumah yang rusak akibat puting beliung yang melanda.

Puting beliung menerjang Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Timur pada Kamis (6/12) dan merusak 1.697 unit bangunan, termasuk rumah. Sekitar 40 persen mengalami rusak berak, sisanya rusak ringan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dalam Liputan6.com, menyatakan bahwa permintaan bantuan tersebut telah disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan kamil, tetapi ia belum mengetahui berapa yang bakal dkucurkan untuk proses rehabilitasi tersebut.

Pemkot Bogor, seperti dikutip Tempo.co, telah mengeluarkan uang Rp1,5 miliar dari pos Biaya Tak Terduga APBD Kota Bogor.

“Kita sedang lakukan pendataan, saat ini kurang lebih ada 500 kepala keluarga yang butuh bantuan, pemkot sudah mulai menyalurkan santunan, kami juga membuka ruang warga untuk menyumbang,” kata Bima.[]

Advertisement
Advertisement