April 27, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Berkomunitas, Sekelompok Mantan PMI Sukses Kembangkan Usaha Olahan Kopi

3 min read

MATARAM – Sebuah wirausaha, tentu tidak akan bisa dikembangkan tanpa adanya jaringan, baik jaringan terstruktur maupun jaringan yang secara sosial alamiah terbentuk dalam prosesnya.

Jika jaringan dibangun secara terstruktur melalui sebuah komunitas, koensekwensinya yang berkomunitas akan otomatis mendapatkan jaringan baru dari hasil singgungan-singgungan lingkaran komunitas dan memperkuat posisi tawar usaha yang dilakoninya.

Seperti yang dilakukan sekelompok mantan pekerja migran asal Dusun Kumbi Desa Pakuan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat ini.

Dalam keterangan pers yang diterima ApakabarOnline.com, Disnaker Kabupaten Lobar memberikan apresiasi atas prestasi dari kerja keras mereka selama ini mengembangkan usaha kopi olahan.

Informasi yang dihimpun ApakabarOnline.com, para mantan pekerja migran yang berasal dari berbagai negara penempatan berjumlah sebanyak 20 orang. Mereka memiliki jaringan langsung dengan areal pertanian Kopi di kampung halamannya.

20 orang inilah kemudian yang menjadi pionir mengembangkan olahan kopi agar lebih memiliki nilai jual.

Kopi Kumbi, merupakan nama dari produk yang mereka kembangkan saat ini. Kopi Kumbi merupakan olahan kopi siap sedu yang telah diolah dengan menambahkan bahan rempah-rempah.

Hasil olahan tersebut membuat hasil panen di kawasan Kumbi yang semula dijual dalam bentuk biji kopi biasa, saat ini dujual dalam bentuk kopi bubuk siap sedu yang berbeda dengan umumnya kopi bubuk.

Bukan hanya rasa yang menjadi nikmat, dengan meminum kopi kumbi, penikmat kopi akan mendapatkan manfaat lain dari rtambahan bahan rempah yang terkandung didalamnya.

Salah satu apresiasi yang diberikan pemerintah daerah setempat adalah dengan memberi kesempatan dan tempat terhadap komunitas mantan pekerja migran tersebut untuk meluncurkan produknya dan mendapatkan tempat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang mana kawasan tersebut merupakan kawasan ekonomi pariwisata berskala internasional.

“Inilah yang harus dicontoh,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB I Gede Putu Aryadi.

“PMI purna yang berasal dari Dusun Kumbi merupakan PMI yang pernah bekerja di negara Malaysia, Brunei Darussalam, Taiwan, Singapore dan Arab Saudi. Kelompok wirausaha mandiri ini mengolah potensi alam yang ada daerah tersebut,” jelas Gede.

Ia menjelaskan, selain adanya kelompok PMI Purna yang mengelola Kopi Kumbi di Dusun Kumbi, di Desa Pakuan juga memiliki KWT Bile Maju berisi PMI Purna perempuan yang pernah bekerja di negara Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Singapura Qatar, Abu Dhabi dan Taiwan.

KWT ini, lanjut dia, membuat olahan keripik dari singkong, talas dan pisang. Hanya saja, kelompok ini meminta kepada pihaknya untuk bisa diberikan pelatihan skill untuk industri pengolahan hasil pertanian.

Harapannya, komoditi pertanian yang melimpah di desanya, bisa dipasarkan dalam bentuk produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi.

“Jadi, PMI Purna memiliki tiga modal utama untuk menjadi wirausaha mandiri yang sukses. Yakni, modal itu adalah pengalaman, modal dan jaringan. Orang yang pernah bekerja diluar negeri dengan pahit getirnya kehidupan disana pasti memiliki etos kerja tinggi dibandingkan dengan orang yang bekerja di negeri sendiri,” tegas Gede.

Ia mengungkapkan, pengalaman bekerja di luar negeri harus menjadi spirit untuk menjadi manusia yang lebih baik. Apalagi Desa Pakuan memiliki potensi alam yang bagus, ujarnya

“Pengalaman bekerja di luar negeri mengajarkan anda pintar berinteraksi dengan orang-orang dengan latar belakang pendidikan, bahasa dan asal negara yang berbeda-beda. Pengalaman itu bisa diaplikasikan ketika membangun usaha dan bisa menjadi pegangan dalam upaya mengembangkan potensi yang ada di daerah,” pungkasnya. []

Advertisement
Advertisement