Bunda Umy, PMI Penulis Di Taiwan : “MENULIS ADALAH SAHABAT DIARY”
Menulis bagi sebagian orang adalah sarana penyembuhan hati, pelapang jiwa, dan sarana berkisah selain berbicara. Ada yang lebih enjoy berkisah lewat pena dibandingkan lewat lisan, juga sebaliknya. Jadi, menulis adalah sarana mengikat sebuah kisah agar tetap ada untuk dibaca ulang dan berulang kali. Nah, Bunda Umy yang bernama lengkap Umi Sugiharti ini menjadikan menulis sabagai hasil dari bersahabat dengan diary atau buku harian.
”Tahun 2013 adalah titik karya saya yang pertama dimuat media, Majalah Intai di Taiwan, berupa puisi berjudul ’Senandung Tanah Rantau’. Puisi tersebut memenangkan ajang Poem of Labour’s Department yang diikuti pekerja dari empat negara, Filipina, Thailand, Vietnam dan Indonesia,” kata penulis novel ”Because of You” ini kepada Apakabar Plus.
Proses Kreatif Menulis di Taiwan
Bermula dari perkenalannya dengan FLP Taiwan (2012), Bunda Umy mulai mengasah pena di berbagai even pemerintah Taiwan. ”Untuk ide menulis, kebanyakan dari cerita dan kisah teman-teman di Taiwan. Sementara proses kreatifnya saya menerapkan kedisiplinan menulis dan menjadikan tantangan menulis dari mentor sebagai uji ketajaman berpikir buat penulis dari kalangan buruh migran,” lanjut PMI yang sudah delapan tahun bekerja di Taiwan.
Bunda Umy hingga sekarang sudah menelurkan 15 antologi karya. Ada kumpulan cerpen dan kumpulan puisi. Dari terbitan De Ka Publisher hingga Wangsa Indira Jaya Publishing. Sikap pemerintah Taiwan sendiri kepada para pekerja sudah semakin baik, terbukti dengan kenaikan gaji yang dimulai pada 2015. Juga ada pelayanan 1955 untuk pengaduan kasus.
”Ada pula penyediaan sarana ibadah, seperti beberapa mushala di area stasiun kereta/MRT, di samping sangat mendukung segala kegiatan positif yang dilakukan para pekerja asing di Taiwan,” tambah PMI kelahiran Magetan, 8 November 1976, tersebut.
Sering Menari di Acara Pernikahan
Selain menulis, Bunda Umy juga menekuni tarian. Ia mahir menari Jaipong, tarian klasik Jawa dan Bali. Hobinya ini ia tekuni sejak duduk di sekolah dasar. ”Saya sering menari di acara pernikahan dan sekolah. Baik di tingkat desa maupun kabupaten. Banyak pengalaman, juga teman,” jelas Bunda Umy saat ditanya keahliannya selain menulis.
Ia pun lihai berpuisi, menyanyi, berseni peran dalam drama, melukis dan fotografi. Baginya, seni adalah bagian kehidupan yang sulit dipisahkan. ”Ujung pena lebih tajam dari ujung pisau dan pedang, maka alangkah baiknya kita menulis dengan bijaksana. Semoga kita, PMI Penulis senantiasa berkarya dengan hati, dengan kelapangan jiwa, untuk berbagi kebaikan dan benih hikmah,” tutup Bunda Umy. [anna ilham]