April 18, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Buntut dari Kebakaran di Yau Ma Tei, 2.500-an Flat Tua Akan Diperiksa

2 min read

HONG KONG – Kota Metropolitan Hong Kong dengan gedung-gedung canggih pencakar langitnya, ternyata masih memiliki banyak gedung-gedung tua, khususnya yang hingga saat ini berstatus sebagai tempat tinggal warga.

Seperti sebuah gedung yang terbakar di Yau Ma Tei kemarin, disebut sebagai gedung tua yang sarat dengan garis bawah usai olah TKP kasus kebakaran dilakukan.

Di Hong Kong disebutkan, tak kurang dari 2.500-an gedung tua masih ada yang digunakan oleh warga. Gedung-gedung tersebut diduga memiliki kondisi yang kurang lebih sama, atau bahkan ada yang lebih parah lagi dibanding dengan kondisi gedung yang terbakar di Yau Ma Tei.

Karena hal tersebut, otoritas Hong Kong berencana dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi dan kelayakan gedung-gedung tua tersebut agar tidak membahayakan penghuninya.

Langkah tersebut diambil menyusul insiden kebakaran mematikan yang menewaskan tujuh orang di restoran yang beroperasi di sebuah apartemen.

Sebagaimana santer diberitakan media lokal Hong kong, restoran itu mungkin beroperasi tanpa izin di sebuah apartemen.

Dalam rilis pemerintah Hong kong pada 16 November kemarin, departemen pemadam kebakaran dan bangunan akan melakukan pemeriksaan seluruh gedung hingga akhir 2020 nanti.

Pemeriksaan akan dilakukan pada bagunan yang berusia minimal 60 tahun dan mencakup bangunan lainnya yang sebagian merupakan area pemukiman, serta komersial.

“Mengingat risiko dengan terjadinya insiden kebakaran ini, saya telah meminta (dinas pemadam kebakaran dan departemen bangunan) untuk lebih meningkatkan inspeksi guna menghilangkan ancaman keselamatan akibat kebakaran yang serius untuk melindungi nyawa dan rumah warga,” terang Chief Executive Hong Kong Carrie Lam.

 

Insiden Kebakaran Paling Mematikan Sejak 2011

Banyak orang Nepal tinggal di daerah tersebut, dan bekerja di bisnis keuangan, ritel, hingga layanan keamanan Hong Kong.

Bangunan, yang berada di kawasan Yau Ma Tei di Kowloon itu, diketahui tidak memiliki sistem pemancar air sehingga orang-orang yang terjebak di bagian belakang dapur bangunan menjadi korban, menurut petugas Departemen Pemadam Kebakaran Hong Kong, Cheung Kwong-yuen.

Selai itu, media Hong Kong menyebutkan bahwa kebakaran itu adalah insiden yang paling mematikan sejak peristiwa serupa terjadi pada tahun 2011, yang menewaskan sembilan orang.

Rilis pemerintah Hong Kong menjelaskan bahwa inspeksi merupakan suatu upaya yang berfokus pada bangunan umum guna mencegah dan mengidentifikasi bahaya kebakaran. Para petugas, dalam langkah tersebut, dapat mengambil tindakan penegakan hukum berdasarkan temuan mereka, termasuk penuntutan bila ditemukannya pelanggaran.

Sementara itu, dinas pemadam kebakaran setempat juga akan menjangkau berbagai kelompok di antara warga untuk mempelajari lebih lanjut tentang tempat berkumpulnya kegiatan keagamaan dan budaya, serta memeriksa dan meningkatkan kesadaran keselamatan kebakaran di antara kelompok-kelompok tersebut.

Menanggapi hal itu, Pun T Prakash, presiden Asosiasi Bisnis Nepal di Hong Kong, menyatakan bahwa pihaknya akan menghubungi masyarakat setempat.

“Kami akan menyarankan mereka untuk tidak melakukan kegiatan yang melanggar, dan memperingatkan untuk tidak memfasilitasi klub di sekitar kawasan ini,” ujarnya.

“Kita harus mengikuti aturan dan regulasi Hong Kong, bagaimana membuka restoran, bagaimana membuka toko. Kita juga akan memberi tahu mereka,” tambahnya.  []

Advertisement
Advertisement