Cara Sederhana Agar Tak Kecanduan Sosial Media
JAKARTA – Media sosial merupakan salah satu bentuk teknologi informatika yang berkembang di era ini. Media sosial digunakan oleh berbagai macam kalangan dari anak-anak bahkan usia lanjut. Platform media sosial yang cukup popular dikalangan masyarakat yaitu instagram, facebook, whatsapp, dan twitter. Saat ini ada sekitar 3.8 milyar orang di dunia menggunakan media sosial.
Beberapa tahun terakhir ini penelitian psikologi banyak mengkaji kaitan penggunaan media sosial dengan kesehatan mental. Ternyata kecanduan internet memiliki dampak pada kesehatan mental seperti harga diri yang rendah, impulsif, kualitas tidur yang buruk, gangguan mood, kecemasan, depresi, prestasi akademik yang menurun, dan bahkan sampai melakukan bunuh diri.
Pada dasarnya orang kecanduan terhadap media sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial dan kebiasaan sehari-hari dalam me-manage waktu. Dengan merubah pola kebiasaan kita bisa merubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak kita inginkan termasuk penggunaan media sosial secara berlebih. Berikut tips dan trik sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menghindari diri kecanduan media sosial.
- Menghapus Aplikasi yang Banyak Menghabiskan Waktu.
Pada tahun 2020 Indonesia menempati urutan kedelapan sebagai pengguna internet terlama yaitu dengan durasi waktu 7,59 jam perhari (Hootsuite (We are Social), 2020). Terkadang saya juga bisa menghabiskan waktu sekitar 7 jam menggunakan 1 platform media sosial saja.
Karena menghabiskan terlalu banyak untuk bermain media sosial dan perilaku ini juga mengurangi produktivitas. Jadi, langkah yang bisa diambil yaitu menghapus aplikasi tersebut.
Awalnya terasa berat, apalagi banyak teman dari kita menggunakan media sosial. Apalagi pada dasarnya tujuan dari menggunakan media sosial adalah menjalin komunikasi dengan teman-teman tanpa harus dibatasi oleh ruang.
Tapi dengan kamu memiliki nomor teman-temanmu, kamu bisa menghubungi mereka secara pribadi bukan?. Tentu saja itu akan lebih berkesan bagi temanmu juga kan?.
- Membuka Media Sosial melalui Website
Cara kali ini adalah langkah alternatif yang bisa kamu ambil jika kamu masih kesulitan untuk terlepas dari media sosial. Yups, membuka media sosial melalui website, bukan aplikasi. Strategi ini cukup efektif bagi kamu yang masih banyak keperluan dalam media sosial.
Contohnya mungkin di instagram banyak sekali informasi mengenai hobi musik, olahraga, masak, hobi lain yang menurutmu itu adalah hiburan bagi kamu.
Tanpa melalui aplikasi media sosial langsung, kamu bisa membuka media sosial dari website. secara teknis penggunaan media sosial melalui website, lebih kaku. Artinya jika di aplikasi kita hanya perlu scrolling atas dan bawah untuk melihat konten lain, tapi melalui website justru kita harus klik “back” hanya untuk membuka konten lain.
Menurut hemat saya, justru ini membuat kamu tidak banyak menghabiskan waktu, karena tidak efisien dan lebih cenderung kaku. Jadi kamu akan lebih memilih untuk menggunakan sebentar saja.
- Menjauhkan Smartphone dari Jangkauan
Biasanya waktu yang paling banyak kita gunakan untuk bermain media sosial yaitu waktu menjelang tidur. Tidak terasa waktu yang bisa kita habiskan scrolling media sosial bisa berjam-jam dan sering kali tanpa kita sadari. Nah, langkah yang bisa kamu lakukan yaitu dengan meletakkan smartphone jauh dari jangkauanmu.
Jika biasanya kamu meletakkan di kasur atau di sebelah bantalmu, maka kali ini kamu bisa meletakkannya di meja belajar dimana tidak bisa menjangkaunya saat kamu lagi santai aku rebahan di kasur. Cara ini cukup efektif untuk mengurangi waktumu menggunakan media sosial dan tentu saja akan mempengaruhi kualitas tidurmu yang lebih baik.
- Menonaktifkan Notifikasi Media Sosial
Dalam sebuah buku yang berjudul “The Cyber Effect” karya mary aiken, Ia menyampaikan bahwa sama seperti pecandu narkoba yang terus-menerus melawan dorongan yang dipicu oleh rangsangan terkait alarm dan notifikasi pada ponsel dapat menyebabkan penggunanya memiliki dorongan yang tak terkendali untuk memeriksa perangkatnya.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa design dari smartphone dapat membuat seseorang kehilangan kontrol untuk terus mengecek smartphone mereka.
Untuk mencegah itu terjadi strategi yang bisa kamu lakukan dengan cara menonaktifkan media sosial. Terutama pada media sosial yang banyak menghabiskan waktumu. Cara ini akan membantu untuk mengurangi frekuensi kamu membuka media sosial.
- Mencari hobi
Mencari hobi lain di waktu senggang mampu mengurangi frekuensi penggunaan media sosia. Seperti pada salah seorang teman saya sering sekali menggunakan media sosial, bahkan waktu yang dihabiskan sehari bisa 12 jam hanya untuk scrolling media sosial.
Tapi setelah dia menemukan hobi baru yaitu membaca buku novel atau menulis buku harian hanya untuk menuliskan cerita sedih atau bahagia. Cara ini sangat efektif untuk menurunkan waktu penggunaan media sosial.
- Bantuan Profesional Psikolog
Pada tahap ini kamu akan dapat Media sosial dapat dikurangi melalui rekonstruksi kognitif yang dibantu oleh tenaga profesional psikolog. Tahap rekonstruksi kognitif membantu menyadari konsekuensi negatif dari kecanduan terhadap media sosial serta manfaat potensial dari mengurangi penggunaan media sosial.
Teknik pendukung yang bisa dilakukan juga dengan penerapan kartu pengingat dan membuat buku harian secara efektif. Metode ini secara efektif terbukti dapat menurunkan penggunaan media secara berlebihan (Hou dkk., 2019).
Kesimpulan
Penggunaan media sosial bagi sebagian orang menjadi kebutuhan mereka untuk membangun relasi dengan orang lain. Namun tidak sedikit pula orang menjadi kecanduan bermain media sosial. Bahkan gangguan ini termasuk dalam salah satu gangguan mental saat ini. Hubungan dengan relasi sosial juga secara tidak sadar membuat kualitas hubungan dengan orang terdekat (keluarga, orangtua, saudara) justru menurun atau bahkan kehilangan makna.
Butuh waktu yang tidak instan agar berhenti menggunakan media sosial atau tidak kecanduan menggunakan media sosial. Setiap proses butuh waktu dan dilakukan secara bertahap dengan laten. Semoga tips sederhana ini bisa membantu kamu untuk tidak kecanduan bermedia sosial.[]
Penulis : Irma Dasi, S.Psi., M.A
Sumber rujukan literatur
- Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2020 – Andi Dwi Riyanto, Dosen, Praktisi, Konsultan, Pembicara: E-bisnis/Digital Marketing/Promotion/Internet marketing, SEO, Technopreneur, Fasilitator Google Gapura Digital yogyakarta. (2020). https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2020/
- Hou, Y., Xiong, D., Jiang, T., Song, L., & Wang, Q. (2019). Social media addiction: Its impact, mediation, and intervention. Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 13(1), Art. 1. https://doi.org/10.5817/CP2019-1-4
- Lebni, J. Y., Toghroli, R., Abbas, J., NeJhaddadgar, N., Salahshoor, M. R., Mansourian, M., Gilan, H. D., Kianipour, N., Chaboksavar, F., Azizi, S. A., & Ziapour, A. (2020). A study of internet addiction and its effects on mental health: A study based on Iranian University Students. Journal of Education and Health Promotion, 9, 205. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp_148_20
- Tripathi, A. (2017). Impact of Internet Addiction on Mental Health: An Integrative Therapy Is Needed. Integrative Medicine International, 4(3–4), 215–222. https://doi.org/10.1159/000491997