October 30, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Cara Sederhana Mendongkrak Rasa Percaya Diri

4 min read

JAKARTA – Rasa percaya diri seringkali dianggap sebagai bawaan lahir. Padahal, keyakinan terhadap kemampuan diri adalah hal yang bisa dibentuk, dilatih, dan—kalau hilang—bisa dipulihkan.

Riset menunjukkan rasa percaya diri berpengaruh besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan mental. Namun, sebagaimana mudahnya keyakinan itu tumbuh, ia pun bisa runtuh seketika ketika kita gagal atau merasa melakukan kesalahan.

“Keraguan yang muncul saat kita menebak-nebak keputusan sendiri memiliki dampak internal dan eksternal,” kata pakar kesehatan mental dari LSMW, Hannah Owens seperti dikutip dari Verrywellmind, Rabu (29/10/2025).

Membangun ulang keyakinan diri berarti melatih pikiran untuk lebih ramah terhadap diri sendiri. Ada banyak jalan menuju ke sana, tapi semuanya bermuara pada satu hal: berhenti meragukan diri.

“Percaya diri bukan hanya memengaruhi bagaimana kita memandang diri sendiri, tapi juga mengirimkan sinyal kepada orang lain bahwa kita dapat dipercaya dan mampu—sesuatu yang penting di lingkungan sosial maupun kerja,” ujar Owens.

Berikut tips perilaku yang terbukti bisa mendongkrak kepercayaan diri kita jika dijalani secara serius.

 

Berhenti membandingkan diri

Kita hidup di zaman yang menormalkan perbandingan. Di media sosial, semua orang tampak lebih berhasil, lebih cantik, lebih kaya. Tapi, menurut teori perbandingan sosial, kebiasaan itu justru menggerus kepercayaan diri.

Riset tahun 2018 di Personality and Individual Differences menemukan kaitan langsung antara rasa iri dan persepsi diri. Semakin sering kita membandingkan diri, semakin besar rasa iri—dan semakin rendah perasaan terhadap diri sendiri.

Owens menyebut media sosial memang dirancang sebagai sistem untuk menumbuhkan perbandingan. “Ingatlah bahwa orang biasanya hanya menampilkan yang terbaik atau yang terburuk dari hidup mereka. Merayakan kemenangan kecilmu sendiri justru bisa menguatkan rasa percaya diri,” kata dia.

 

Menjaga lingkaran pertemanan

Lingkungan pertemanan diam-diam membentuk bagaimana kita berbicara pada diri sendiri. Apakah teman-temanmu membuatmu merasa lebih hidup, atau sebaliknya, membuatmu ragu pada nilai dirimu?

Kalau setelah berinteraksi dengan seseorang kamu justru merasa buruk, mungkin saatnya menjaga jarak. Cari orang-orang yang tulus mendukungmu. “Percaya diri dan sikap positif berjalan beriringan,” jelas Owens.

 

Merawat tubuh

Sulit merasa percaya diri jika kita memperlakukan tubuh seperti musuh. Sebaliknya, kebiasaan sederhana seperti makan sehat, olahraga, tidur cukup, dan meditasi bisa menumbuhkan rasa memiliki terhadap tubuh dan diri sendiri.

Sebuah studi tahun 2016 menunjukkan, aktivitas fisik rutin memperbaiki citra tubuh, dan ketika persepsi tubuh membaik, kepercayaan diri ikut naik. Tidur berkualitas juga terbukti memperbaiki kesehatan mental.

“Merawat tubuh bukan hanya soal penampilan,” kata Owens. “Ketika kamu menjadikan perawatan diri sebagai prioritas, kamu sedang memberi tahu dunia bahwa dirimu penting—dan orang lain pun akan mempercayainya.”

 

Bersikap baik pada diri sendiri

Self-compassion atau belas kasih terhadap diri sendiri membantu kita tetap utuh saat gagal atau kecewa. Ia bukan kelemahan, melainkan bentuk keberanian menghadapi realitas bahwa manusia memang tidak selalu berhasil.

Studi tahun 2015 menemukan hubungan erat antara self-compassion dan rasa percaya diri. Saat kita berbuat salah, alih-alih menghukum diri, kita bisa berkata: “Aku sedang belajar.” Dari situ, kepercayaan bisa tumbuh kembali.

 

Mempraktikkan self-talk positif

Suara paling berpengaruh dalam hidup kita sering kali bukan datang dari luar, melainkan dari dalam kepala. Ketika pikiran berkata “Aku tidak bisa,” coba ganti dengan “Aku akan mencoba.”

Owens menyebut latihan ini sebagai cara melatih keberanian kecil sehari-hari. “Bahkan kemajuan kecil tetaplah kemajuan,” ujarnya.

Riset menunjukkan, bicara positif terhadap diri sendiri membantu kita lebih tangguh menghadapi situasi baru. Alih-alih menyerah pada rasa takut, kita belajar menantangnya sedikit demi sedikit—seperti terapi kecil terhadap ketakutan sendiri.

 

Hadapi ketakutan

Kepercayaan diri tak akan muncul dari menunggu rasa siap. Justru, ia tumbuh dari tindakan yang dilakukan meski masih ada rasa takut. Minta kenaikan jabatan, tampil di depan umum, atau sekadar bicara jujur pada seseorang—semuanya latihan kecil untuk membuktikan bahwa kita mampu.

“Ini memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan,” kata Owens. “Tapi setiap kemenangan kecil, sekecil apa pun, menambah rasa yakin pada diri sendiri.”

 

Jujur pada batasan

Tidak semua hal perlu dikejar. Ada situasi yang memang membuat kita merasa tidak nyaman atau menguras energi. Menolak sesuatu bukan berarti lemah—itu bentuk kendali. Menetapkan batas sosial dan emosional membantu menjaga kestabilan psikologis, dan itu bagian penting dari kepercayaan diri.

 

Tetapkan tujuan yang masuk akal

Kepercayaan diri lahir dari keberhasilan kecil yang nyata, bukan dari cita-cita yang terlalu tinggi untuk diraih dalam waktu singkat. Setiap keberhasilan kecil memberi otot baru pada keyakinan diri.

Penelitian menunjukkan, menetapkan tujuan yang realistis jauh lebih efektif daripada mimpi besar yang membuat kita merasa gagal. Setiap kali berhasil menyelesaikan sesuatu, sekecil apa pun, kita mengirim pesan ke diri sendiri: Aku bisa.

Percaya diri, kata Owens, bukan tentang merasa hebat setiap saat, melainkan tentang tetap berdiri ketika rasa ragu datang. “Ketika kamu memperlakukan dirimu seolah-olah kamu berharga, dunia pun akan mulai memperlakukanmu demikian,” ujar dia.  []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply