October 14, 2025

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Cuaca Buruk, Diprediksi Akan Ada Topan yang Menghantam Hong Kong Akhir Pekan Ini

2 min read

HONG KONG – Sebuah area bertekanan rendah saat ini terbentuk di tengah lautan Timur Filipina berubah menjadi siklon. Pada akhir minggu ini, siklon akan menguat menjadi topan dan bergerak menuju sekitar Luzon selama akhir pekan. Di bawah pengaruh monsun timur laut, pergerakan dan perkembangannya selanjutnya masih belum pasti.

Sebuah permodelan satelit yang ditampilkan beberapa sumber menyebutkan, siklon yang menguat menjadi topan akan menyeberangi daratan Filipina dan berubah menjadi Topan saat berada di Laut China Selatan pada Sabtu ( 18/10/2025) hingga Senin (21/10/2025) dini hari.

Arah pergerakannya diprediksi menuju ke muara sungai Mutiara yang terletak diantara Hong kong dan Makau.

Laman Windy menampakan, pergerakan pusaran kepala topan akan telah memasuki wilayah Hong Kong pada Minggu sore.

Para ahli meteorologi telah memperingatkan bahwa Hong Kong menghadapi ancaman yang ekstrim dari kedatangan tropis yang lebih kuat dampaknya ini, dengan badai di masa depan berpotensi melampaui kekuatan destruktif topan pemecah rekor sebelumnya seperti Mangkhut dan Hato.

Leung Wing-mo, juru bicara Masyarakat Meteorologi Hong Kong, menyampaikan penilaian yang menyadarkan tentang perubahan pola iklim yang memengaruhi wilayah tersebut.

“Proporsi topan, topan dahsyat, dan bahkan topan super akan lebih tinggi daripada sebelumnya,” ujarnya.

“Pertanyaan kuncinya adalah apakah topan-topan tersebut akan menghantam Hong Kong secara langsung. Potensi kerusakannya bisa lebih parah daripada Mangkhut, Hato, atau bahkan Wanda di masa lalu.”

Ia lebih lanjut menyoroti perubahan pola curah hujan, dengan menyatakan, “Di masa mendatang, jumlah hari hujan mungkin tidak bertambah, tetapi ketika hujan turun, curahnya akan cenderung lebih deras. Entah tidak ada hujan, atau hujan turun deras seperti seember air.”

Peringatan ini tampaknya sangat relevan dalam konteks catatan cuaca tahun ini. Observatorium telah mengeluarkan 12 sinyal peringatan siklon tropis dan lima peringatan Badai Hujan Hitam pada tahun 2025, memecahkan semua rekor tahunan sebelumnya.

Menanggapi meningkatnya frekuensi kejadian cuaca ekstrem, Departemen Layanan Drainase telah meningkatkan kemampuan pencegahan banjirnya. Saat Topan Super Ragasa mendekat bulan lalu, departemen tersebut berhasil menerapkan sistem penilaian risiko banjir yang dikembangkan secara independen untuk pertama kalinya, dan menerima lebih dari 20 laporan banjir selama kejadian tersebut.

Direktur Layanan Drainase, Mok Wing-cheong, menjelaskan pendekatan proaktif mereka: “Setiap kali cuaca buruk mendekat, seperti siklon tropis, kami mengadakan rapat darurat dengan staf manajemen untuk merumuskan strategi respons. Sistem ini dapat menggunakan data Observatorium, termasuk prediksi curah hujan dan gelombang badai, untuk mengidentifikasi area berisiko tinggi banjir melalui perhitungan dan analisis model hidrolik.” []

Advertisement
Advertisement

Leave a Reply