Dalam sehari, Gunung Agung dan Kerinci erupsi
Dua gunung api erupsi hanya dalam satu hari, Sabtu (19/01/2019). Setelah Gunung Agung di Karangasem, Bali, erupsi pada dini hari WITA, Gunung Kerinci di Jambi pun meletus pada pagi hari WIB.
Namun, hingga Sabtu sore ini, tidak ada letusan baru atau susulan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung, Jawa Barat, mencatat erupsi Gunung api Agung terjadi pada pukul 02:45 WITA). Namun saat itu tinggi kolom abu tidak teramati.
Erupsi terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi sekitar dua menit delapan detik. “Kolom abu erupsi tidak teramati karena tertutup kabut,” kata Kepala PVMBG Kasbani, Sabtu (19/01/2019).
Kemudian pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB, gunung api setinggi 3.142 meter dari permukaan laut itu terlihat jelas walau cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur dengan suhu udara berkisar 21-30 derajat Celcius dan kelembaban udara 56-93 persen.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Syahbana, mengatakan pasca-erupsi dini hari tadi aktivitas Gunung Agung sampai saat ini masih belum stabil. Kegempaan vulkanik masih terekam dan erupsi masih berpotensi terjadi walau tidak dapat dipastikan kapan waktunya.
“Status Gunung Agung masih di Level III (Siaga) dengan rekomendasi zona bahaya empat kilometer,” katanya.
PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan para pendaki serta wisatawan agar tidak beraktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya. Areanya meliputi kawasan dalam radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya ini sifatnya dinamis dan terus dievaluasi serta dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan terbaru. Itu sebabnya masyarakat berkepentingan diimbau untuk terus mengikuti arahan pihak berwenang.
Rekomendasi lainnya, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder. Bahaya itu berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan seperti sekarang dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
“Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung,” kata Kasbani.
Di Jambi, erupsi Gunung Kerinci dicatat PVMBG pada pukul 07:34 WIB. “Tinggi kolom abu yang teramati sekitar 200 meter di atas puncak,” kata Kasbani.
Ketinggian kolom abunya setara 4.005 meter di atas permukaan laut. Kolom abu yang teramati itu berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara. “Setelah itu sampai sore ini tidak ada letusan lagi,” tukas Kasbani.
Saat ini Gunung Kerinci yang terletak di wilayah Jambi dan Sumatra Barat berada pada Status Level II (Waspada). PVMBG pun merekomendasikan masyarakat dan para wisatawan di sekitar Gunung Kerinci tidak mendaki lebih dulu.
Masyarakat pun diminta tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif. Dengan kata lain, radius itu masuk Zona Perkiraan Bahaya.
PVMBG juga menyarankan sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena gunung tertinggi di Sumatra (3.805 meter di atas permukaan laut) ini sewaktu-waktu bisa meletus karena masih memiliki potensi dengan ketinggian abus yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan.[AS]