April 25, 2024

Portal Berita Pekerja Migran Indonesia

Dilanda Panas Ekstrim, Perernakan Babi dan Pertanian di China Daratan Alami Gagal Panen

2 min read

HONG KONG – China saat ini tengah mengalami rekor suhu panas yang tinggi sekaligus hujan lebat secara bergantian yang mengakibatkan adanya kekeringan dan banjir di beberapa wilayah. Pola cuaca yang ekstrem tersebut dilaporkan menyebabkan banyak hewan ternak dan tanaman di China mati.

Mengutip CNN Internasional, banyaknya kasus kematian hewan ternak dan tanaman itu telah mengganggu rantai pasokan makanan dan industri. Banyak hewan seperti babi dan kelinci yang mati karenanya. Bahkan, ikan yang hidup di perairan pun juga tidak tahan dengan panasnya cuaca di China.

“Babi, kelinci, dan ikan telah mati karena suhu yang membara, dan ladang gandum di China telah dibanjiri oleh curah hujan terberat dalam satu dekade,” tulisCNN Internasional,

Peternakan di Provinsi Jiangsu melaporkan ratusan babi mati, akibat listrik yang tiba-tiba padam saat malam hari. Para babi diduga kepanasan karena peternak tidak mampu menyalakan kipas angin di suhu yang panas.

Suhu panas juga membuat banyak ikan milk petani di Guangxi mati terpanggang suhu air yang meningkat. Bahkan harga kepala kelinci yang menjadi hidangan khas daerah Sichuan, mengalami lonjakan akibat banyaknya kelinci yang mati.

Untuk diketahui, China merupakan produsen daging babi terbesar di dunia. Berdasarkan laporan Foreign Agricultural Service, negara tersebut menghasilkan daging babi sebanyak 36 juta ton. Selain itu, China juga memiliki angka konsumsi daging babi tertinggi dengan 41,52 juta metrik ton pada tahun lalu.

Selain China, di posisi kedua Uni Eropa yang menghasilkan daging babi mencapai 23,2 juta metik ton. Setelahnya ada Brazil dan Rusia dengan produksi daging babi masing-masing sebanyak 4,1 juta metrik ton dan 3,6 juta metrik ton.

Negara penghasil daging babi terbesar selanjutnya ada Vietnam, yakni 2,46 juta metrik ton. Kemudian, produksi daging babi di Kanada mencapai 2,1 juta metrik ton.

Dengan banyaknya babi yang menjadi korban di China maka negara lain bisa mengambil keuntungan untuk meningkatkan ekspor mereka. Terlebih, pasar ekspor babi dunia diperkirakan menyentuh 10,5 juta ton pada tahun ini. []

Advertisement
Advertisement