Dipersiapkan Sejak Dini, Lewat Program SMK Go Global, Kelas Menjadi Pekerja Migran Diajarkan
2 min read
JAKARTA – Kelas Migran, program yang dijalankan Kementerian P2MI, akan difokuskan untuk membekali siswa SMK dengan keterampilan dan penguasaan bahasa sesuai kebutuhan negara penempatan. Arah kebijakan ini sejalan dengan Program SMK Go Global yang tengah dipersiapkan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, sehingga lulusan SMK memiliki kompetensi yang relevan dan siap bersaing di pasar kerja internasional.
Program SMK Go Global menargetkan 500 ribu peserta. Sebanyak 300 ribu berasal dari siswa SMK dan SMA yang akan disiapkan melalui pelatihan keterampilan dan bahasa untuk bekerja ke luar negeri, sementara 200 ribu lainnya berasal dari peserta umum.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menjelaskan bahwa SMK Go Global tidak dapat dilepaskan dari proses penyiapan hulu. Menurutnya, siswa harus dibekali kemampuan sesuai standar negara tujuan sejak masih berada di bangku sekolah, baik bahasa, etos kerja, maupun kompetensi teknis.
“Pak Menteri P2MI kerja sama dengan SMK-SMK Kelas Migran sehingga sejak dini kelas-kelas yang memang dipersiapkan untuk bekerja di luar negeri, kita minta untuk mengadopsi standar minimum kapasitas kompetensi bahasa yang disyaratkan,” ujar Menko Muhaimin usai menggelar Rapat Tingkat Menteri yang membahas kesiapan program SMK Go Global di Kemenko PM, Selasa (18/11/2025).
Menko Muhaimin menekankan bahwa dengan skema itu, lulusan tidak lagi memulai dari nol setelah lulus, melainkan langsung berada pada level yang dibutuhkan industri di negara tujuan. Ia menyebut langkah ini sebagai bagian dari transformasi sistem vokasi agar lebih responsif terhadap kebutuhan tenaga kerja global.
“Misalnya kalau ke Jepang, Kelas Migran SMK jurusan pengelasan ke Jepang, kelas satu sudah mengadopsi Bahasa Jepang N4 misalnya, N4 itu prasyarat kompetensi bekerja di Jepang. Jadi tidak usah pakai kurikulum lain,”
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menegaskan bahwa Kementerian P2MI telah mulai mengonsolidasikan kesiapan daerah melalui penguatan Kelas Migran di berbagai wilayah. Lampung, kata Menteri Mukhtarudin, menjadi salah satu daerah yang sudah selangkah lebih maju.
“Di Lampung sudah ada 200 peserta Kelas Migran mulai dari hospitality, welder, caregiver, hingga manufaktur dan mereka siap kita lepas,” kata Mukhtarudin.
Menteri Mukhtarudin menjelaskan bahwa para peserta telah mendapatkan pelatihan bahasa dan kompetensi berbasis standar negara tujuan. Pembelajaran diarahkan pada kebutuhan nyata pasar kerja, sehingga lulusan dapat langsung masuk ke fase sertifikasi dan penempatan saat sistem SMK Go Global mulai berjalan.
“Kelas Migran ini memang kita siapkan sebagai bagian dari Grand Design Ekosistem Tata Kelola Pekerja Migran Indonesia. Kita ingin lulusan Kelas Migran memiliki keahlian dan kemampuan bahasa sesuai pasar kerja negara penempatan,” tambahnya.
Melalui pendekatan hulu, Kelas Migran diposisikan sebagai jembatan yang menghubungkan pendidikan vokasi dengan kebutuhan negara tujuan, sekaligus mempercepat kesiapan tenaga kerja muda.
Pendekatan ini juga diharapkan dapat menjadi model nasional untuk menekan mismatch kompetensi, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan Indonesia di pasar global yang semakin kompetitif. []
