Dirampok Mantan Pacarnya, Seorang WNI Paperan Alami Luka
HONG KONG – Usianya masih muda, 27 tahun disebutkan di pemberitaan media-media lokal Hong Kong saat dirinya menjadi korban penjambretan disertai dengan kekerasan atau perampokan. Korban adalah seorang perempuan mantan pekerja rumah tangga asing di Hong Kong yang memiliki riwayat kewarganegaraan Indonesia sebelum berstatus refugee atau paperan.
Kronologi dari peristiwa tersebut terjadi saat korban sedang menikmati malam minggunya (07/08/2021) tengah malam sedang berjalan di kawasan Nathan Road sekitar Mirador Mansion Tsim Sha Tsui, tiba-tiba pelaku yang diketahui dan dikenal korban sebagai seorang pria berusia 42 tahun berstatus refugee yang dulunya merupakan ewarga negara Tunisia menghampiri dan merebut paksa ponsel milik korban.
Karena korban mempertahankan ponselnya, pelaku berusaha menyerang korban dengan memukul kepala korban dan memelintir serta melukai tangan korban.
Perlawanan korban untuk mempertahankan haknya pun sia-sia, ponsel semata wayangnya berhasil dibawa kabur pelaku yang merupakan mantan kekasihnya.
Menyadari yang telah terjadi, dengan dibantu warga yang melintas akhirnya korban menghubungi Polisi untuk meminta bantuan.
Setelah korban menjelaskan ciri-ciri pelaku, dengan mudah Polisi menemukan pelaku tidak lama kemudian di kawasan Moody Road sekitar K11 Art Mall.
Saat akan titangkap, pelaku sempat melawan petugas dengan menggunakan bor listrik untuk mencegah petugas Polisi mendekati.
Setelah bor tersebut berhasil dilepaskan dari tangan pelaku, akhirnya pelaku berhasil ditundukkan meskipun pelaku harus mengalami luka luka karena melawan.
Baik pelaku maupun korban sama-sama dikirim ke Rumah Sakit Queen Elizabeth untuk mendapat pengobatan.
Kasus yang dikategorikan sebagai pencurian disertai kekerasan tersebut saat ini sedang dalam penanganan Kepolisian Distrik Yau Tsim untuk proses hukum selanjutnya.
Kategori Musuh dan Sahabat Iblis, Kamu Berada di Posisi Mana ?
Pelajaran berharga dari peristiwa ini, menjaga pergaulan dan menjaga diri sebaik-baiknya terlebih saat merantau di negara orang itu sangat penting demi keselamatan kita sendiri. Ingat, siapa yang menjadi teman, apa yang menjadi pegangan, akan mempengaruhi perilaku bahkan sikap dan keputusan dalam keseharian seseorang. []